Saat ini shani dan christy baru saja tiba di rumah yang tampak tenang karna mandira yang harus menangani masalah di salah satu cabang perusahaan di luar negri dan botim yang tengah terlelap di kamar christy.
"kenapa lama banget si dek pulangnya" ucap chika yang langsung menarik christy ke dekapannya.
"Ya karna dedek mau pulang sama cici, kan kasian kalo cici pulang sendiri malam gini"
"gemes banget si kakak aku ini" Christy melerai pelukannya lalu mengusap gemas pucuk kepala chika Sedangkan si empu terlihat kesal karna di perlakukan seperti yang selalu ia lakukan pada christy.
"Sini sayang" ucap jinan bergantian memeluk adiknya.
"Dek, bersih bersih dulu dari luar sayang, bajunya udah cici siapin di kamar dedek" ucap shani mengecup bibir adiknya yang sedang enteng pangkuan jinan.
"Mager ci, mau mandi di sini aja"
"Ya udah ayo" ucap shani menggendong christy dan memasuki kama mandi untuk mandi berdua.
"Ci, ci ge kenapa belum balik?" Tanya christy yang sedang di sabuni cicinya.
"Tadi ci ge ngabarin cici ka chika sama ka jinan, katanya ada pasien yang harus di jaga malam ini" balas shani.
"Ko ci ge ga ngabarin dedek si ci" Tanya christy.
"Udah cici minta buat kabarin dedek juga tapi ci ge bilang ga usah karna dedek juga ga bakalan nanya kata ci ge"
Christy yang mendengar hal itu kini terdiam karna ia sadar jika dari dulu ia selalu nempel pada shani dan chika dan setelah jinan tak sedingin dulu ia juga selalu nempel pada jinan, ia tak pernah kepikiran akan perasaan apa yang akan di rasakan gracia bahkan setelah baikan gracia belum sempat ia peluk saat tidur.
Christy masih saja bergulat dengan isi pikirannya bahkan ia tak sadar jika shani telah menggendongnya keluar lalu memakaikan pakaian untuknya tak lupa dengan minyak telon dan bedak tabur yang kini memenuhi wajahnya seperti bayi.
"Sini sayang mimi dulu" ucap shani yang sudah mengangkat bajunya yang ia pakai tanpa bra, christy menghisap nipel shani dengan tatapannya yang masih kosong dan tangannya mulai memainkan payudara cicinya yang nganggur sedangkan chika memeluknya dari belakang dan jinan memeluk chika dari belakang.
Sekitar satu jam Christy masih dengan pikirannya walaupun ketiga kakaknya telah memaksanya menutup mata tapi malah mereka yang tidur duluan.
"Pengen peluk ci gle" batin christy yang sedang menyusu lalu dengan pelan ia menurunkan baju shani dan perlahan melepas pelukan erat chika,
"Mmhhh" lenguh chika dan shani kala merasakan pergerakan namun dengan cepat christy mengepok keduanya, berbeda dengan jinan yang tidur seperti orang mati.
Setelah berhasil lolos dari cengkraman yang lebih kuat dari rantai besi itu kini christy perlahan keluar dari kamar dan meminta para bodyguard untuk memperketat keamanan karna ia akan pergi ke rumah sakit malam ini.
SKIP
Saat memasuki ruangan pribadi cicinya christy tidak mendapati gracia di sana karna mungkin sedang memeriksa pasien wlaupun kini waktu telah menunjukkan pukul 02.34 dini hari.
Christy berjalan ke arah pintu rahasia yang terdapat kamar dengan berbagai fasilitas di dalamnya, christy meminta olla dan oniel untuk membuat ruangan cicinya senyaman mungkin.
Christy membaringkan tubuhnya di kasur, karna terlalu lama menunggu akhirnya ia ketiduran.
"Ssssttt...bobo lagi sayang" ucap orang yang kini memeluknya erat sembari mengepok pantatnya Dan berulangkali mengecup dahi dan pipinya, christy yang tau jika itu adalah cicinya kini semakin mempererat pelukannya dengan kepalanya yang ia letakkan di dada gracia.
SKIP
Pagi hari saat christy bangun ia tak mendapati gracia di sampingnnya.
"Ishhh malas banget" gerutu christy saat melihat baju yang gracia siapkan untuknya Dan sarapan yang di beli gracia tadi untuknya karna sudah pasti gracia tengah menanani pesiennya.
Christy dengan perasaan kesalnya kini bangkit untuk bersih bersih lalu keluar untuk mencari gracia.
"Dokter gracia dimana" Tanya christy dengan nada dinginnya pada resepsionis rumah sakit yang kini terlihat seperti sedang menahan nafasnya karna takut.
Setelah di beritahu jika gracia sedang memeriksa kondisi salah satu pasiennya christy kini berjalan ke arah ruangan itu.
BRAK
Suara pintu yang dibuka dengan keras hingga membuat beberapa pasien dan perawat yang berada dalam ruangan di buat kaget karna suara itu.
"Dedek" cekat grasia karna ulah adiknya itu.
"Cici ko ninggalin aku si, tadi malam juga cici baliknya lama kan dedek capek nunggunya" ucap christy kesal sambil bejalan ke arah gracia dengan menghentakan kakinya tak peduli dengan tatapan semua orang yang berada dalam ruangan.
"Kan cici kerja dek" ucap gracia memeluk adiknya yang lebih tinggi darinya itu.
"Cici ngapain si kerja mulu, kan kita udah kaya" ucap christy masih dengan nada kesalnya yang sediki keras.
"Husssttt dedek Ini rumah sakit nanti pasien keganggu" ucap gracia membekap mulut adiknya dengan cepat.
"Iih ga bisa nafas ciciiii" ucap christy melepas tangan gracia dari mulutnya lalu menatap tajam semua pasien dalam ruangan itu.
"KALIAN KEGANGGU GAK?!!" Tanya christy pada mereka dengan nada yang tak selow sedangkan orang orang yang di tatap dengan cepat menggeleng karna rasanya lebih baik mereka sakit di rumah dari pada di sini.
"udah ah ayo" ucap gracia menarik tangan adiknya agar keluar dari ruangan itu lalu menuju ruangan pribadinya.
sedangkan di kediaman castyello terlihat tiga orang yang tampak panik karna saat bangu tidak mendapati si bungsu yang entah sekarang berada di mana.
"Cici tu ga boleh lewatin sarapan" ucap cetus christy yang kini sedang menyuapi cicinya itu karna tadi gracia langsung menangani pasiennya.
"Ya kan cici ga boleh telat dek" ucap gracia yang kini di tatap tajam oleh adiknya.
SKIP
Kini christy sedang memeluk erat cicinya, tak peduli dengan jam kerja gracia yang seharusnya menangani beberapa pasien karna wajah cicinya terlihat sangat kelelahan bahkan mata pandanya sangat nampak menghiasi wajah indahnya.
"Cici, aku sayang banget sama cici" ucap Christy pada gracia yang sedang memeluknya di kasur dan entah sudah keberapa kalinya ia mengucapkan hal yang sama.
"Cici jangan berubah lagi ya" ucap christy lagi
"Kalo cici berubah lagi dedek ga akan kuat ci" ucap christy mengelus punggung cicinya yang kini mulai bergetar karna isak tangisnya.
"Aku tau cici cinta banget sama profesi ini tapi dedek gamau kalo misalkan cici utamin kesehatan orang lain ketimbang kesehatan cici sendiri, dedek gamau liat cici sakit, dedek mau cici lewatin semuanya dengan perasaan yang damai bukan dengan keterpaksaan krna kewajiban dalam pekerjaan ini yang nuntut cici buat selalu siap sedia 24/7.....cici bukan robot yang harus nurutin semuanya, dedek tau cici tu mentalnya kuat banget tapi bukan berati cici ga boleh ngeluh, bukan berarti cici ga butuh istirahat......kalo capek istirahat dulu ci baru di lanjutin karna g ada manusia yang berhak menuntut orang lain untuk terlihat sempurnah" ucap christy menasehati cici keduanya.
"Dedek nakal aku dah gedeee huaaaaaaaa" pecah tangis gracia yang semakin mempererat pelukannya.
Vote yah manteman
KAMU SEDANG MEMBACA
PESAWAT KERTAS UNTUK CICI
Fantasykelahiran seorang anak yang menjadi awal mula hancurnya keluarga cemara bahkan di tolak oleh perempuan yang telah melahirkannya namun di sisi lain ia menjadi bukti nyata paling indah akan karunia tuhan bagi cici-cicinya, alur cerita hidupnya yang ba...