11

1.4K 122 11
                                    

christy mengambil nafas dalam berusaha terlihat biasa saja sebelum masuk ke dalam, untung saja sisa uang balapannya di jaketnya yang di bawa indira tadi.

"aku pulang" ucap chrisy sembari menyembunyikan tangannya di belakang.

mereka berempat menarik nafas lega saat melihat christy setidaknya tidak terjadi hal yang buruk pada adik bungsu mereka itu.

"ko kamu bau darah cil?, dan kamu pake jaket siapa ini?" ucap gracia seketika membuat christy melebarkan matanya karna kaget jika gracia akan mencium bau darah darinya.

saat gracia akan menyentuhnya untuk memastikan adiknya terluka atau tidak christy sontak mundur menjauh dengan wajah paniknya.

mereka yang melihat tingkah aneh christy mendekatinya lagi namun christy justru makin menjauh.

"mana tangan mu, kakak mau liat" ucap jinan dengan nada dinginnya saat melihat christy dari tadi menyembunyikan tangannya di belakang.

christy menunduk sambil menggigit bibir bawahnya karna takut akan ketahuan, christy memang tipe orang yang berani senggol bacok walaupun fisiknya lemah, tapi ia tidak berani dengan ke empat kakaknya saat mereka marah.

"dedek jangan di gigit ntar bibirnya luka sayang" ucap chika menghentikan christy agar bibirnya tidak luka.

"dek, cici liat tangannya boleh?" ucap shani lembut namun christy hanya diam dan kini keringat membanjiri wajahnnya karna takut

jinan yang melihat christy hanya diam sontak mendekat lalu menarik paksa tangan christy dan membuat christy meringis karna jinan menggenggam erat tangannya yang kini mengeluarkan banyak darah.

mereka ber empat di buat kaget dengan telapak tangan christy yang penuh dengan goresan dan telah mengeluarkan bayak darah.

"DEK, KENAPA BISA KAYAK GINI SI" teriak shani tanpa sadar, sedangkan chika dan gracia langsung pergi mengambil kotak obat.

"maaf ci" ucap christy lirih tak berani menatap mata shani.

sedangkan jinan kini meringis melihat tangan lembut adiknya yang penuh luka goresan.

"kamu dari mana tadi ha" ucap jinan menatap tajam mata christy.

"a-aku buat tugas kak" ucap christy pelan.

shani dan jinan menatap adiknya dengan tatapan kecewa karna tadi mereka sudah menanyakan keberadaan christy pada buduka dan ternyata christy tidak bersama mereka bahkan mereka sedang tidak mengerjakan tugas.

"aku ga pernah ngajarin kamu bohong angelina christy natio" ucap shani pelan tapi membuat christy takut setengah mati karna shani bicara mengunakan kata aku-kamu bahkan jinan sendiri kaget dengan cicinya itu.

"aku ga bohong ci" ucap christy.

"CHRISTY KAMU MASIH BERANI BERANINYA BOHONG SAMA KAKAK?" tanya jinan yang kini membentak christy.

christy hanya menunduk karna takut dengan dua sosok di depannya.

"aku tanya sekali lagi, kamu tadi dari mana!" ucap shani dengan nada penuh penekanan di setiap katanya.

"huaaaaaa cici cani cama cici inang jahaaaaaaaatttt" ucap christy yang ternyata kini adalah kitty yang berusia 6 tahun karna bipolarnya kambuh.

"cici jahaaatt, cici sama aja kaya mamaaa, cici jahaaat" tangis kitty  sambil menghentak hentakan kakinya dilantai.

shani yang melihat kitty langsung luruh di lantai dan mulai mengeluarkan air matanya yang sedari tadi ia tahan.

"ndak mau ndak mau, ci inang jahat" ucap kitty memukul bahu jinan yang kini memeluk erat tubuhnnya.

PESAWAT KERTAS UNTUK CICITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang