Setelah perjalanan kurang lebih satu jam lamanya akhirnya mereka sampai di kediaman Jungkook. Rumahnya besar dan banyak pengawal berbaju hitam di mana-mana yang menyambut kedatangan Lisa tanpa ekspresi.
"Selamat datang tuan." Sapa mereka dengan serentak.
Jungkook hanya mengangguk saja dan membawa Lisa masuk yang masih berada di gendongannya. Tidak peduli apapun tentang tatapan bingung para bawahannya mengapa ia kali ini membawa seorang gadis asing bahkan untuk memijakan kaki di kediamannya.
Membawa Lisa menuju lantai atas dan membuka sebuah kamar yang tidak pernah terpakai namun masih bisa dibilang sangat rapi karena pelayan di rumahnya rutin merawat segala ruangan yang ada di rumahnya.
"Jadi berapa umurmu?" Tanya Jungkook.
"Aku 21 tahun."
"Omong-omong apa disini cukup untukmu?" Tanya Jungkook saya menurunkannya diatas kasur dan mengambil remot AC untuk menyalakannya.
Lisa menelisik seisi kamar yang terlihat rapi dan warnanya yang sedikit gelap. "Kamarnya seram sekali." Ucapnya dengan jujur.
Jungkook yang sedang membuka gorden pun menoleh. "Apa?"
"Kamarnya seram sekali." Ulangnya.
"Seram apanya? Kamar ini sepertinya aman-aman saja." Ujarnya tidak terima.
Lisa berdecih malas. "Aman apanya ketika aku membuka mata malah melihat kepala banteng di depan pintu kamar."
Jungkook menoleh kemudian menghela nafas. "Lalu?"
"Aku mau pulang saja."
"Lalu diculik lagi begitu?"
Lisa terdiam. "Yasudah aku disini saja."
Jungkook tidak habis pikir kemudian berjalan menuju kasur dan duduk di depan Lisa. "Jadi tebakan aku tadi benar?"
Lisa mengigit bibir bawahnya kemudian menggeleng. "S-sebenarnya tidak di culik." Cicitnya.
"Lalu?"
"Mereka membawaku karna ayahku memiliki hutang dengan bos mereka tapi si bodoh itu tidak mempunyai uang untuk membayar lunas hutangnya sehingga aku yang jadi korbannya."
Jungkook menatap Lisa.
"Tapi walaupun begitu aku sangat berterimakasih padamu kaena menolongku tadi."
"Memangnya berapa hutang ayahmu?"
"Mengapa? Kau mau membantu melunasinya?"
Jungkook berdecak malas. "Hanya ingin tahu."
Lisa mengulum bibirnya lagi kemudian menggeleng. "Aku tidak tahu tapi yang ku tau jumlahnya sangat besar."
"Oh ya? Terus ayahmu berhutang pada siapa memang sehingga kau jadi korbannya?"
"Yang ku dengar namanya Rico."
Mata Jungkook membulat sempurna. "Si brengsek Rico? Kau serius tidak salah dengar?"
Lisa mengangguk dengan pasti karena sebelumnya orang-orang yang menarik paksanya sempat menyebutkan namanya. "Iya, memang dia siapa?"
"Kau tidak tau?
Lisa menggeleng.
" Yasudah bagus kalo kau tidak tau."
Lisa berdecak. "Aku kira kau ingin memberi tahu ku."
Jungkook terkekeh pelan. "Anak kecil tidak boleh tau."
"Iya aku tau sekali kalau kau badan besar."
"Hei-"