Karna gue updatenya jam tengah malem begini jadi gue mohon tandain yang typo biar langsung gue benerin. Gue semangat banget buat update biar gue fokus ke lapak satu lagi.
Dan buat lapak sebelah gue bakal update besok kalo gak lusa yaa..
Bacanya pelan-pelan aja biar feel nya kerasa ke lo pada yang setia nungguin anak kembar ini ya.
Semoga suka endingnya dan banyak-banyak komentarnya, see you 💜
✨🪐
Setelah berhari-hari dirawat akhirnya Juan keluar dari rumah sakit dan lebih banyak berdiam diri di kamarnya. Kalau di pikir-pikir bukankah hanya akan sia-sia kalau ia tetap merebut Lisa dari Jean. Ia pulang hanya untuk berlibur selama dua bulan lamanya dan tak terasa lusa ia akan berangkat kembali untuk menyelesaikan kuliahnya.
Kalau pun mengalah apa yang harus mengalah? Toh juga Lisa memang bukan miliknya sejak awal melainkan milik Jean sebelum akhirnya bertengkar hanya karena ini tapi memang sejauh ini hanya Lisa yang membuatnya hampir tidak waras hanya karena rasa sukanya tidak terbalas. Harusnya ia berpikir dua kali untuk merebut Lisa dari Jean karena ini abangnya bukan orang lain.
Juan pun menghela nafas kemudian duduk ia sudah berubah pikiran dan akan mengajak Jean berbicara nanti dan mengakui kesalahannya dan tidak akan mengganggu pasangan itu. Sembari menunggu Jean yang sedang di luar ia akan menyiapkan segala barang-barangnya.
Sedangkan di sisi lain Lisa dan Jean duduk di Cafe berhadap-hadapan dengan berbeda pikiran. Lisa yang menyadari suasananya agak lain dari biasanya namun memilih diam saja dan menyeruput minumannya karena menunggu Jean yang membuka pembicaraan mereka karena hanya sibuk menatapnya dari tadi.
"Aku mau ngomong serius." Ucap Jean akhirnya dan menegakan tubuhnya.
Lisa mengangguk dan melepaskan sedotan itu dari mulutnya. "Ngomong apa?"
Jean menatap Lisa lekat-lekat. Jujur saja ia jantungan dan bingung memilih memulai dari mana saat ini. Ia jelas mencintai Lisa bahkan sangat tapi hanya demi Juan ia rela melepas Lisa agar adiknya itu bahagia walaupun akhir ia yang terluka sangat parah. "Aku mau ngalah."
Lisa mengernyitkan dahinya bingung mendengar ucapan Jean barusan dengan degupan jantungan yang kian menggila. "Ngalah dalam hal apa?"
Jean diam lagi. Ini sangat berat untuknya, melepas Lisa adalah salah satu mimpi buruknya selama ini apalagi harus mengalah demi adiknya. Perasaan Juan untuk Lisa sama tulusnya dengan perasaannya dengan Lisa karena ia juga bisa melihat bagaimana tulusnya tatapan yang di lontarkan Juan untuk Lisa.
"Je-" Panggil Lisa.
Jean tersenyum tipis kemudian berucap yang berhasil membuat Lisa merasa petir di siang bolong menembaknya secara tidak langsung. "Aku mau ngalah demi Juan. Aku mau lepasin kamu demi Juan."
"A-apa?" Tanya Lisa dengan wajah syoknya.
Pernyataan macam apa ini, pikirnya. Apa Jean perkataannya sekon lalu tidak berdampak padanya. Hei asal kalian tahu ia sakit hati sekali mendengar ucapan Jean barusan.
Jean menghela nafas lebih dulu. "Sebelumnya aku minta maaf sama kamu. Lepasin kamu juga hal yang paling aku hindarin selama ini apalagi sampe ngerelain kamu demi adik aku. Juan tulus sayang sama kamu, Juan tulus cinta kamu. Aku mohon terima perasaan dia walaupun disini aku ngerasain sakit tapi gapapa asal kalian berdua bahagia."
"Aku yang gak bahagia, Je." Ucap Lisa dengan nada bergetarnya, pupilnya bergetar dan menahan air matanya yang siap keluar kapan saja. "Kamu mikir gak kalo kamu ngomong gini keadaan aku bakal gimana? Perasaan aku bakal gimana? Kamu mikir gak? Kamu cuma mikirin kebahagiaan Juan doang? Terus aku gimana?" Ujarnya bertubi-tubi dengan lelehan air matanya yang sudah keluar.