"Je-"
Jean yang sedang bermain ponsel itu berdeham. "Iya sayang kenapa?"
"Kamu bilang adek kamu itu pulangnya besok ya?" Tanya Lisa
Jean mengangguk. "Iya tapi males ah kalo dia udah balik." Ujarnya sembari meletakan ponselnya.
Dahi Lisa mengernyit heran. "Males kenapa dah? Kembaran sendiri juga."
"Kamu gatau dia gimana sih." Ketusnya kesal sendiri.
"Emang gimana? Kasih tau dong." Ujarnya gemas sendiri mendengar jawaban pacarnya ini.
"Btw, kamu udah liat fotonya belum?"
Lisa menggelengkan kepalanya. "Belum, kamu kan cuma ngasih tau kalian kembar doang. Yaiya sih kalo kembar mukanya pasti sama tapi aku yakin ada bedanya kok."
"Tetep adalah."
"Ya santai dong."
Jean mencibir pelan dan mengambil ponselnya lagi.
"Nohh.""Eh buset cakep amat." Ujar Lisa.
Jean menoleh. "Ngomong apa lo." Ketusnya.
Lisa tertawa. Memang pacarnya ini kalo soal cemburu tidak ada yang bisa menandinginya. "Tapi emang cakep tau."
"Apaan, gantengan juga aku."
"Iyaiya, mukanya sama aja kok masih aja di cemburuin."
"Lagian kamu mujinya depan aku sih." Ujarnya dengan bibir mengerucut lucu.
Lisa terkekeh dan memegang kedua pipinya. "Iyaiya gantengan pacar aku." Ucapnya mengalah.
Jean tersenyum senang mendengar itu, tentu saja. Tidak ada yang boleh tampan di mata pacarnya kecuali dirinya.
✨🪐
"Eh gimana kabar lo?" Tanya Jean saat mendapati Juan, kembarannya.
Juan menoleh. "Kenapa lo kepo banget? Buta mata lo?"
Jean berdecak kesal. "Apalah anjing gue nanya."
"Lagian lo nanya bermutu gak? Kalo depan mata lo sehat ngapain lo nanya segala."
"Emang paling bener lo di panti asuhan aja sialan." Kesalnya dan melemparkan bantal itu ke wajah Juan saking kesalnya.
Juan menangkapnya. "Dih sok iye lo."
Padahal tadi niatnya Jean hanya ingin berbasa-basi walaupun ia tahu kalau adiknya akan membuatnya kesal bukan main.
Ting nong
"Noh ada tamu buka sono." Perintah Jean.