sep pun tiba dan ketiga teman bangsat Jean itu sudah pulang beberapa menit yang lalu setelah menyusahkannya dengan membuat ruang tamu di rumahnya berantakan seperti saat ini.
"Gue tinggalin ajalah males gue bisa besok juga." Ujarnya kemudian menaiki undakan tangga ingin menuju kamarnya. Sesaat langkahnya terhenti ketika baru ingat kalau Lisa belum keluar dari kamarnya sejak sore tadi. "Oh iya tuh anak belum makan malem ya." Gumamnya kemudian langsung membuka pintu kamar Lisa yang berada di depannya.
Memang harusnya dari awal ia mengetuk pintu itu saja karena pemandangan di depannya sangat-sangat mengganggu pikirannya setelah ini, ia yakin sekali. Di dalam Lisa sedang berbaring membelakangi pintu dengan baju haramnya berwarna merah. Begitu terbuka yang membuat Jean menahan nafas sejenak kemudian menelan salivanya dengan susah payah dan akhirnya masuk juga setelah banyak pertimbangan.
Bajunya
"Woii." Panggil Jean sebaik mungkin namun siapa yang tahu kalau di dalam ia sedang gugup setengah mati. Sekali lagi ia katakan ia ingin mewaraskan diri setelah melihat pemandangan di depannya ini.
Lisa membuka matanya dan kemudian berbalik. "Apaan?"
Jean ikut berbalik membelakangi Lisa karena bagian atas Lisa sangat terbuka. "L-lo g-ga makan?" Tanyanya dengan gugup.
"Tumben amat lo tanyain." Ujarnya kemudian duduk.
"Y-ya kan lo dari tadi gak keluar dari kamar."
"Belum sih lagian lo kenapa njir ngadep pintu segala."
"G-gapapa."
"Ngadep gue dong lo gak sopan banget belakangin gue."
Jean berbalik perlahan dengan mata yang sedikit terpejam dan apa iniii? Oh astaga. Ia tahu kalau mereka sudah menikah tapi Lisa menggodanya secara tidak langsung atau ia yang ke geer-an?. "Anjing." Umpatnya dengan refleks kemudian berbalik lagi. "Pokoknya gue cuma nanyain itu doang." Ucapnya dan ingin berbalik meninggalkan Lisa di kamarnya.
"Gue belum makan."
Langkahnya berhenti. "Yaudah sana."
"Makan lo aja gimana?"
Mata Jean membulat sempurna mendengar itu. "Lo bilang apa?" Tanyanya dan menghadap Lisa.
Lisa tersenyum evil. "Makan lo aja gimana?" Ulangnya.
"Lo gila? Gue gak makanan njir."
"Aelah sok nolak lo." Ledeknya ingin menurunkan tali bajunya sebelah kanan.
"Eh eh lo mau ngapain?" Tanyanya dengan wajah panik luar biasa.
Lisa tertawa melihat respon yang di berikan Jean. "Lo gak mau liat? Padahal tadi siang tangan lo mau nyentuh wkwk."