Bagaimana jadinya kalau cowo berandalan dan cewe spek LC di satu rumah? Mereka menikah seminggu yang lalu karena di jodohkan oleh kedua orang tua mereka malah karena terlalu tertekan melihat kelakuan mereka berdua jadilah mereka satu rumah.
Lalisa, gadis yang sangat-sangat menyukai pakaian minim. Bahkan kebanyakan bajunya hanya ada celana pendek dan baju pendek. Wajahnya cantik dan menggoda disaat yang sama namun yang membuat herannya jiwa-jiwa mbak LC-nya keluar saat ia mengetahui siapa yang menjadi suaminya. Jean, laki-laki yang sangat tampan dengan mata tajamnya. Laki-laki dengan segala kehidupannya yang normal termasuk tentang nafsunya.
Hanya orang gila yang tidak menyukai tingkah Lisa yang suka memancing keributan dengannya, membuatnya marah, dan membuatnya turn on yang masih ia tahan selama seminggu ini karena gengsi yang tinggi walaupun kesabarannya setipis tisu dibagi seratu. Seperti saat ini, karena hari ini libur jadi keduanya memilih dirumah padahal sebelumnya rumah itu seperti tidak berpenghuni kecuali saat malam tapi siang ini mereka di rumah bersamaan tanpa janjian.
Jean menoleh ketika Lisa turun dari kamarnya dengan celana super pendek dan tanktop putihnya, sudah biasa. Kalau kalian bertanya bagaimana keadaannya melihat tingkah Lisa yang seperti itu selama tinggal dengannya jawabannya ia tidak baik-baik saja. Oh astaga apa anak itu tidak takut akan ia perkosa nanti?, pikirnya.
"Eh anjing mending lo balik ke kamar lo sana." Ujarnya dan melempar bantal sofa itu kearah Lisa.
Lisa menoleh dengan perasaan kesalnya. "Apaan sih dongo." Umpatnya.
"Kata gue mending lo ganti baju sekarang sebelum gue perkosa lo disini."
Lisa berbalik sepenuhnya kearah Jean dan menelisik pakaiannya yang menurutnya tidak ada yang salah sama sekali. "Kenapa? Gue nyaman-nyaman aja."
Jean refleks memijit dahinya karena sedikit tertekan mendengar jawaban yang sama setiap harinya. "Oh astaga Lalisa."
Lisa hanya menaikan sebelah alisnya dan melipat kedua tangan di depan dada sehingga dadanya sedikit terjepit. Karena bajunya yang sedikit ketat ya dadanya sedikit menyembul ke depan yang membuat Jean menahan nafas sejenak melihat itu hanya sekilas karena ia masih ingin mewaraskan diri saat ini walaupun sulit.
"Apaan sih ga jelas banget." Ujarnya lagi kemudian ingin berbalik.
"Baju lo anjing. Kalo lo tinggal sendiri ya gapapa terserah lo tapi ini bareng gue. Gue cowo, lo gak takut?"
Lisa berbalik lagi kemudian terkekeh pelan. "Emang kenapa?"
"Pake nanya si bego ini."
"Ya suka-suka gue dong. Mau gue sekalian gak pake baju pun terserah gue njir."
"Gue normal njir enak banget lo ngomong gitu."
"Eh iyakah? Kirain." Ledeknya kemudian berlalu.
Jean menggertakan giginya kesal. "Sini lo gue perkosa anjing." Umpatnya dan mengejar Lisa.
Lisa yang mendengar itu tertawa puas kemudian ikut berlari menjauhi Jean dan memasuki kamarnya. "Aduh takut banget."
"Nantangin gue banget ya lo sialan."
Lisa yang mendengar itu semakin tertawa karena sudah membuat Jean kesal hari ini.
"Awas ya lo kalo keluar kamar." Ucapnya kemudian berbalik menuju kamarnya. Mengambil ponselnya yang tergeletak di meja ketika mendengar notifnya berbunyi yang berasal dari grupnya.