Tanpa mereka sadari, ada yang menyaksikan dan merekam pertengkaran Mahen dan Kanaya. Tetapi Mahen sudah tahu bahwa sejak awal mereka tidak sendirian saja di dalam sini.
Dengan tegas, Mahen menyuruh orang itu keluar dari persembunyiannya. "Keluarlah dari persembunyianmu sekarang juga!" seru Mahen dengan suara tegas.
Pelaku itu bertepuk tangan dengan keras sampai suara tepukan bergema di seluruh lapangan basket indoor. "Hebat! Luar biasa! Siapa sangka!" katanya sambil bertepuk tangan dengan keras. Pelaku itu adalah Andre Kusuma, seorang antagonis pria yang terkenal di sekolah.
Andre tidak menyangka bahwa Mahen yang dikenal sebagai si cupu akan memiliki hubungan dengan primadona sekolah, yaitu Kanaya. Dengan nada mengejek, Andre memuji Mahen. "Wah, wah, Mahen! Siapa yang mengira bahwa kau bisa membuat Kanaya bertekuk lutut? Bagaimana caramu? Memangnya kamu pakai mantra apa?" ejek Andre sambil tersenyum sinis.
Mahen yang mendengar semua omong kosong dari mulut Andre tidak menunjukkan reaksi apapun. Dia hanya menatap Andre dengan tatapan tajam.
Andre kemudian memperlihatkan ponselnya untuk menunjukkan video pertengkaran Mahen dan Kanaya yang berhasil ia rekam. "Lihat ini, Mahen. Aku punya rekaman yang sangat menarik," kata Andre sambil memutar video tersebut di hadapan Mahen dan Kanaya.
Andre berkata dan mengancam akan menyebarkan video itu dengan tersenyum mengejek. "Bagaimana jika aku menyebarkan video ini? Kira-kira apa yang akan terjadi, ya? Akan sangat menarik, bukan?"
Mahen menatap Andre dengan tajam dan berkata, "Apa mau, mu?"
Andre mematikan videonya dan menyembunyikan ponselnya di sakunya. "Tidak ada yang aku mau. Tapi-," jawabnya dengan nada licik.
Mahen mempertegas perkataannya. "Apa maksud dari perbuatanmu ini?"
Andre tertawa kecil dan berkata, "Begini saja, Mahen. Aku akan menyebarkan video ini jika kau tidak membantuku mendapatkan Laura."
Mahen yang mendengar permintaan Andre ingin sekali menghantamkan wajah Andre dengan keras, tapi ia tahan. "Apa kau gila? Laura sudah jadi milik Xavier," kata Mahen dengan nada marah namun tetap tenang.
"Aku tidak peduli, hanya saja aku ingin dia. Dan kau akan membantuku," kata Andre dengan senyum mengejek.
Mahen mengepalkan tangannya, berusaha menahan amarahnya. "Baiklah, Aku akan membantumu. Tapi ingat, jangan pernah mencoba menyebarkan video itu," katanya dengan suara datar.
Andre tersenyum puas. "Bagus. Aku tahu kau akan setuju. Sekarang, kita akan mulai merencanakannya. Jangan coba-coba bermain curang, atau video ini akan tersebar lebih cepat dari yang kau pikirkan."
Mahen mengangguk dengan enggan, menyadari bahwa ia tidak punya pilihan lain. "Baik, sesuai kesepakatan," katanya dengan suara datar.
Andre tertawa dan meninggalkan lapangan basket, merasa puas dengan kemenangan kecilnya. Mahen menatap punggung Andre dengan penuh kebencian, namun tahu bahwa ia harus menjaga ketenangannya demi melindungi rahasia dan orang-orang yang ia sayangi.
Mahen harus menuruti permintaan Andre setidaknya untuk sekarang sambil mencari cara untuk menghapus video dari ponsel Andre.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐀𝐇𝐄𝐍 (END)
Ficção AdolescenteMemasuki sebuah novel adalah mimpi buruk bagi Keira. Akankah Keira dapat menyesuaikan diri dengan tubuh barunya?