Mahen menatap punggung Andre yang menjauh dengan penuh kebencian. Dia tahu bahwa ia tidak punya pilihan lain selain menuruti permintaan Andre untuk sementara waktu.
Namun, di dalam hatinya, Mahen bertekad untuk mencari cara menghapus video tersebut dan membalas perbuatan Andre.
Setelah Andre pergi, Mahen duduk di bangku lapangan basket, mencoba menenangkan pikirannya. Dia harus memikirkan langkah selanjutnya dengan cermat.
Mahen berdiri dari duduknya dan segera menuju kelas. Sesampainya di kelas, Mahen duduk kembali di bangkunya, mencoba fokus pada pelajaran.
Namun, pikirannya terus berputar mencari cara untuk menghadapi Andre.
Sementara itu, Kanaya yang tadi pergi dengan rasa kecewa karena Mahen, mencoba menghentikan tangisannya. Setelah berhenti, dirinya segera menuju kelas dengan tanpa semangat.
Ara, teman Kanaya yang tadi mengantarkan obat, melihat wajah kusut Kanaya dan bertanya, "Kamu kenapa, Kanaya? Kok, kelihatan lesu gitu? Apa ada masalah?"
Kanaya hanya menggeleng lemah. Ara mengerutkan kening, merasa ada sesuatu yang tidak beres. "Kenapa kamu begitu perhatian sama Mahen? Bukankah kalian nggak punya hubungan apa-apa?"
Kanaya mendengar pertanyaan itu tapi tidak berniat menjawab. Ara semakin penasaran dan bersikukuh bertanya pada Kanaya. "Ayolah, Kanaya. Ada apa sebenarnya antara kamu dan Mahen? Kenapa kamu sampai begini?"
Kanaya mengabaikan pertanyaan yang menurutnya tidak bermanfaat dari Ara. Ara merasa diabaikan akhirnya pasrah, tapi dia masih penasaran dan bertanya lagi, "Kalau kamu nggak mau cerita tentang Mahen, setidaknya kasih tahu kenapa kamu terlihat habis menangis. Ada masalah apa?"
Kanaya menghela napas dalam-dalam dan menjawab singkat, "Ini permasalahan pribadi, Ara. Tolong jangan tanya lagi."
Ara heran dan berkata, "Permasalahan pribadi apa, Kanaya? Aku hanya ingin bantu kalau bisa."
Kanaya yang merasa jengkel pun mengambil headphone-nya dan mulai mendengarkan musik, mencoba menghilangkan rasa sedihnya. Ara yang diabaikan sekali lagi hanya bisa pasrah, lalu berbisik pelan, "Oke, kalau kamu nggak mau cerita, aku nggak akan paksa. Tapi aku di sini kalau kamu butuh teman."
Kanaya mendengarkan musik dengan volume yang cukup keras, berusaha melupakan kejadian tadi. Dia menutup matanya dan membiarkan alunan musik membawa pikirannya jauh dari masalah yang sedang dihadapinya. Meski Ara masih penasaran, dia memutuskan untuk memberi Kanaya ruang.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐀𝐇𝐄𝐍 (END)
Novela JuvenilMemasuki sebuah novel adalah mimpi buruk bagi Keira. Akankah Keira dapat menyesuaikan diri dengan tubuh barunya?