Setelah pemanasan diawal, siswa baru mulai diajarkan teknik-teknik dasar dalam bola Voli. Mulai dari servis, passing atas, passing bawah, dan smash.
Anak yang lain nampak anteng, apalagi Fika yang nampak senang saat ia mulai bisa setelah diajarkan oleh Vian beberapa menit lalu kini sedang mencoba sendiri. Ah, kenapa tidak Mecca yang berada di pisisi Fika?
Yang lain juga diajarkan masing-masing oleh senior yang hadir hari ini. Hanya Mecca yang belum bisa sejak tadi, ia memang tidak suka olahraga apalagi memiliki basic di Bola Voli.
Sekarang, ia sudah mulai merengek karena tangannya tidak bisa hanya sekadar untuk memasukan bola melewati net.
"Kak, gue nggak bisa." akhirnya, keluhan itu keluar dari mulutnya.
Deri—senior yang kebagian mengajarinya—tersenyum. "Bisa, Ca. Ayo coba lagi,"
"Nggak bisa, Kak!" kini suara Mecca lebih keras, beberapa orang sudah melihat ke arahnya. Beberapa perempuan ada yang menatapnya geli.
Idih, si caper!
Geli anjir, gak bisa ngapain masuk Voli?
Kita juga belum bisa kali
Ya tapi gak lebay kayak dia
Bisik-bisik itu masih terdengar di telinga Mecca sehingga ia menangis. Meskipun kadang cegil, Mecca juga sedikit lebay jika ia tidak bisa melakukan sesuatu. Meskipun tidak sampai sesenggukan dan bersuara, ia menghapus air matanya membuat Deri sedikit panik tapi berusaha menenangkannya. "Ca, hey, jangan nangis okay? Kita coba lagi. Pelan-pelan."
Mecca berucap lirih. "Gue emang gak ada basic di Voli, gue mau ngundurin diri aja dan pindah ekskul Kak."
Deri menggeleng, ia menghapus air mata gadis itu. "Ca, ini baru awal. Gak ada yang instan. Gue juga dulu diajarin dulu sampe bisa kayak sekarang. Ayo, pelan-pelan kita belajar lagi, ya?"
Mecca mengangguk, ia kembali mencoba melakukan servis dengan sisa air mata di pipinya, tapi belum juga berhasil. "Dikit lagi padahal, kenapa masih gak masuk Kak?"
Deri tersenyum dan spontan menangkup pipi Mecca dan menatap mata gadis itu yang masih ada air mata sisa. "Wajar, Ca. Tenang. Gak harus bisa masuk net hari ini kok. Besok-besok juga bisa."
"Tapi yang lain udah bisa," kata Mecca yang takut tertinggal.
"Nggak harus samain proses lo sama orang lain." tiba-tiba suara lain datang, membuat Deri spontan melepaskan tangannya dari pipi lembut gadis itu. Vian menariknya sedikit menjauh, dan membiarkan Mecca lebih tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Like My Ex
Ficção AdolescenteLaurora Mecca gagal move on dengan Viandra Klastara--mantan cinta monyetnya di Sekolah Menengah Pertama, dan memutuskan kembali mengejar cinta sang mantan di SMA. Menjadi cegil dalam mengejar Vian, tak mudah bagi Mecca. Ia harus menghadapi beberapa...