🏐 | 17. Antara Vian dan Deri

39 5 38
                                    

"KAK IAAN!" suara melengking dari arah samping membuat Vian yang baru turun dari tangga menghentikan langkah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"KAK IAAN!" suara melengking dari arah samping membuat Vian yang baru turun dari tangga menghentikan langkah.

Vian berdecak, baru saja ia akan menuju kantin setelah kelasnya menyelesaikan tugas yang menguras otak sampai merelakan waktu istirahatnya beberapa menit, tapi suara seorang gadis menahannya.

Silahkan bilang kalau Mecca plinplan, memang seperti itu. Ia bilang ingin menarik ulur tetapi tetap saja centil pada Vian meskipun belum tahu perasaan sebenarnya cowok itu. Tapi semenjak Vian bilang ia tidak dengan Aiza, Mecca memutuskan akan kembali centil.

"Liat aku dong!" kata Mecca, dengan berani kedua bahu Vian agar cowok itu melihat padanya.

"Kenapa? Bukannya kemarin deketin Deri?" tanya Vian malas.

Mecca menggeleng. "Nggak, kok. Aku sama Kak Deri juga temen, sama kayak Kak Ian sama Kak Aiza."

"Jangan centil ke yang lain." kata Vian membuat Mecca membulatkan mata, namun kemudian tersenyum jenaka.

"Nggak! Aku centil ke Kak Ian aja. Ya udah, aku cuma mau bilang makasih Kak Ian udah mau ke rumah, Ayah dan Ibu juga nggak marah. Aku juga seneng hehe."

"Bahagia lo dengan gue main ke rumah aja?" Vian memicingkan mata dan Mecca mengangguk sampai kuncirannya ikut bergerak.

"Iya, walaupun gak sengaja karena kepergok Ayah. Ya udah, aku ke kelas dulu ya, dadah!" Mecca tersenyum lebar dan akan kembali ke kelas saat suara Vian menghentikannya.

"Mecca."

Vian memikirkan apa ia harus bilang bahwa Mecca tidak perlu mendekatinya lagi? Karena kini tidak sama seperti saat mereka masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama. Tapi melihat binar di mata Mecca yang nampak antusias padanya, membuat Vian tidak tega.

"Kenapa, Kak?" tanya Mecca, senyum tak lepas dari wajah cantiknya.

Vian menghela napas, tidak bisa mengatakan kalimat yang tentu saja pasti akan menyakiti Mecca. "Gak jadi."

"Ih, Kenapaaaa?" Mecca penasaran, akhirnya Vian maju selangkah sampai mereka benar-benar dekat. Mecca menahan napas saat Vian mendekatkan tangan ke wajahnya.

"Ada saus di bibir lo."

Mecca bahkan masih menahan napas saat Vian mengusap sudut bibirnya. Sial, Mecca kurang teliti membersihkan mulut sehabis makan dikantin tadi. Tapi di sisi lain tentu saa ia senang karena Vian yang membersihkannya.

•••

Mecca melakukan servis dan berhasil masuk net untuk kedua kalinya. Ia semakin bersemangat dan terus mencoba untuk lebih baik.

"Pelan-pelan," komentar Deri yang sejak tadi memperhatikan Mecca, kini berdiri disamping gadis itu.

Mecca nyengir. "Gue udah bisa servis, Kak. Kadang masuk kadang enggak tapi."

Like My Ex  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang