"Lo kenapa, Fi?" tanya Mecca melihat Fika yang nampak muram, terlihat sekali area matanya bahwa perempuan itu habis menangis.
Fika langsung mengusap wajahnya. "Ah? Gapapa, Ca."
"Gapapa gimana? Lo keliatan abis nangis semalaman, ya?" tebak Mecca yang sialnya tak bisa membuat Fika berbohong pada gadis itu, sehingga mengalirlah cerita dari mulut Fika.
"Orang tua gue... berantem lagi. Gue takut mereka pisah."
"Ya ampun, masih aja?" tanya Mecca yang memang sudah tahu bahwa orang tua Fika sering mengalami cekcok.
"Iya. Gue capek banget, Ca, dengernya." Fika mengeluh kali ini. Mecca yang tak tega langsung memeluk perepuan itu.
"Lo mau nginep nggak di rumah gue? Buat nenangin diri?" tawar Mecca yang langsung dibalasgelengan oleh Fika.
"Gak usah, Ca. Gue bisa tutup pintu kamar sama setel musik kenceng kok. Kalo nginep takutnya gue malah bikin gue nangis terus."
"Lo beneran gapapa?" Mecca memastikan dan dibalas anggukan mantap oleh Fika, meskipun dengan senyum yang dipaksakan.
"Gapapa, Ca. Lupain aja masalah gue. Eh, gimana? Lo jadi pulang sama Kak Vian kemarin?" Fika mengalihkan pembicaraan, tidak ingin terlalu larut dalam kesedihannya.
Mecca tersenyum lebar dan mengangguk semangat. "Jadiiii! Fikaaaa, demi apapun gue... gue balikan sama dia! Seneng banget!"
"Sumpah??" Fika heboh, ia langsung menatap Mecca meminta penjelasan. "Ceritain!"
"Iyaaaa! Dia yang ngajak duluan!"
Fika tertawa, meski masih terdengar sumbang karena ia yang sepertinya tadi pagi masih menangis. "Ikut senengggg! Pas kemarin latihan Kak Vian kayaknya cemburu liat lo sama Kak Deri. Makanya langsung klaim lo buat jadi pacarnya lagi."
"Istirahat nanti ke kantin, yaa? Gue traktir!!" kata Mecca kelewat senang yang dibalas oleh anggukan semangat Fika.
"Siap!"
•••
Baru kembali dari kantin, Mecca tersentak melihat Vian yang tiba-tiba masuk ke kelasnya dan duduk disampingnya.
Tentu saja mengundang tatapan-tatapan dari orang yang ada di kelas apalagi Nasya—teman Gita yang waktu itu pernah ikut melabrak Mecca.
"Kak Ian.... ngapain?" tanya Mecca melirik sekeliling, ia menatap Nasya yang kini sedang menatap horror padanya.
"Duduk." balas Vian santai.
Mecca jadi panik, ia takut kembali dilabrak Gita dan teman-temannya. Setelah ini pasti Nasya laporan lada Gita dan Shila yang berbeda kelas. Bukan tak bisa melawan, Mecca hanya tak ingin cari masalah pada geng itu lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Like My Ex
Ficção AdolescenteLaurora Mecca gagal move on dengan Viandra Klastara--mantan cinta monyetnya di Sekolah Menengah Pertama, dan memutuskan kembali mengejar cinta sang mantan di SMA. Menjadi cegil dalam mengejar Vian, tak mudah bagi Mecca. Ia harus menghadapi beberapa...