🏐 | 5. Lebih Enak Disukain Balik

47 5 20
                                    

Suasana kantin SMA Pasundan ramai siang itu, banyak orang-orang mengisi perut di sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana kantin SMA Pasundan ramai siang itu, banyak orang-orang mengisi perut di sana. Wangi bakso, mie goreng dan lain-lain tercium membuat cacing diperut Mecca yang memang hari ini tidak diisi sarapan berdemo ria.

Mecca mencari kursi kosong di sekeliling, dan tersenyum lebar melihat satu cowok yang duduk di sana sendirian. "Fi, duduk di sana yuk!"

Fika menoleh, memicingkan mata. "Sama Kak Vian?"

Mecca megangguk semangat dan Fika langsung menggeleng. "Nggak ah, lo aja."

Mecca jadi cemberut. "Lah kenapa? Temenin gue donggg, katanya mau dukung gue buat pedekate lagi sama Kak Ian!"

"Ya udah iya," Mau tak mau, karena hanya Mecca temannya di sini Fika menurut dan mengikuti langkah Mecca yang berjalan lebih dulu.

"Hai, Kak! Kita boleh duduk di sini?" Mecca menampilkan senyum terbaiknya, tapi Fika memalingkan wajah, sedikit malu dengan temannya yang agresif mendekati mantannya itu.

"Ini kursi umum."  balas cowok itu cuek. Masih asyik menikmati segelas kopi dingin.

"Oke." Mecca langsung duduk dan menarik Fika untuk duduk.

Fika tak enak dengan tatapan Vian yang tiba-tiba meliriknya tajam seolah 'ngapain lo ikutan kesini', ia tersenyum kikuk. "Gue... pesen makan dulu. Kalian mau pada nitip?"

"Gue pengen mie ayam, Kak Ian juga belum makan, kan? Kak Ian mau apa? Biar sekalian Fika yang pesenin." tanya Mecca dengan mata berbinar, ia senang sekali bisa berdekatan seperti sekarang dengan Vian. Meski hanya satu meja kantin dan Vian menjawab seadanya.

Vian memicing, menatap Mecca. "Kenapa lo gak ikut pesen? Lo punya kaki, kan?"

Mecca menelan ludah kasar. "Kan—"

Fika yang mengerti terkekeh. "Gapapa elah, Kak. Santai aja. Mecca mie ayam, lo mau apa Kak?"

Vian menghela napas, ia menatap Fika dengan pandangan datar dan ikut bertanya. "Lo mau apa?"

Fika mengernyit heran. "Kok gue?"

"Gue gak makan. Udah sarapan dirumah." jawab Vian kembali memandang ponsel yang nampak lebih menarik.

"Oke deh. Gue pesen dulu," Fika segera berlalu dari meja, hanya tersisa Vian dan Mecca.

Mecca berdeham, mulai membuka pembicaraan. "Menurut Kak Ian, lebih enak mana mie ayam sama bakso? Kalo menurut gue lebih enak disukain balik sih,"

"Gak nanya." balas Vian tanpa mengalihkan pandangan, membuat Mecca tersenyum kecut.

"Ngasih tau aja."

Vian menatap gadis di depannya seraya menghela napas. "Lo kok batu sih? Udah gue bilang jangan deketin gue, gue punya pacar, Ca."

Like My Ex  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang