"Aku suka sama kamu Nab"
Mendengar itu Nabila sebenarnya sudah tahu namun Paul telah mewanti-wanti untuk tidak menyela.
"Aku kagum sama kamu sejak kita di Idola Indonesia. Menurut aku kamu sosok yang cantik, lembut, dan kuat. Kamu bertahan dari segala ujian, badai, rintangan dan segala hal hingga bertahan sampai dititik ini aku kagum Nab"
Paul terus menatap Nabila, "Aku bukan dari keluarga yang utuh dan bahagia Nab, tapi semenjak bertemu kamu dan keluarga mu aku merasa lengkap. Kasih sayang orang tua kamu membuat hatiku menghangat"
Menjeda sejenak bicaranya Paul tersenyum, "semenjak aku bertemu kamu, Rony, dan Salma bahagiaku lebih lengkap lagi. Aku memiliki sosok kakak dan adik yang harus aku jaga dan kasihi, aku sangat menyayangi pertemanan kita Nab"
"Nab, aku tahu jawaban apa yang akan kamu beri, tapi jika memang kita tidak bisa terikat ijinkan aku tetap berusaha membahagiakan mu"
Nabila tersenyum terenyuh, Paul tidak pernah becanda jika sudah menyangkut perasaan, kalimatnya sederhana namun terasa mewah.
"Ka Paul sebelumnya aku berterimakasih karena segala effort kakak selama ini aku juga peka kok, aku senang kita bisa bertemu"
"Tapi maaf aku belum bisa terikat, karena masih terlalu muda dan Abi sudah memberi wejangan untuk fokus karir dulu"
Paul tersenyum mengangguk, "iya aku tahu, tapi setidaknya malam ini aku sudah mengutarakan apa yang aku rasakan"
Paul beranjak membuat Nabila kaget takut Paul marah, namun Paul menahan Nabila yang akan ikut beranjak.
"Tunggu disini sebentar ya" ucap Paul lembut.
Paul menuju ke arah Rony dan Salma yang sedikit jauh. Mereka berdua hampir pingsan penasaran bahkan Rony dan Salma tak menyentuh makanan mereka.
"Hai Sal" sapa Paul lembut.
Mendengar itu Salma merasa aneh, "gimana?" Tanya Salma.
"Hehe ditolak gua" lirih Paul.
"Yah, ngga jadi double date dong, padahal meja ini kan yang bayarin elu Powl" balas Rony.
Mendengar itu Salma menginjak pelan kaki Rony. Salma lalu tersenyum pada Paul, "Ul, gua percaya semua akan indah pada waktunya"
Paul mengangguk, dan meminta bunga serta paper bag miliknya, "sorry ya Sal, gua yang ajak Rony buat kerja sama ajak elu juga sebagai saksi confess gua, tapi gua ditolak Sal hehe gapapa meja ini gua kasih gratis buat kalian dinner romantis malam ini"
Salma menggeleng, "gapapa, meskipun anying tapi gua seneng bisa jadi salah satu orang yang lu percaya"
Setelah itu Paul kembali ke Nabila, sedangkan Salma terlihat murung. Rony mengusap punggung tangan Salma pelan.
"Ca, gapapa tenang aja emang udah dari awal aku dan Paul udah tahu apa jawaban Nabila"
"Tapi tetep aja kasihan Paul Ron, meskipun dia senyum aku tahu pasti sakit ditolak" lirih Salma.
"Gapapa Ca, Nabila juga butuh waktu dia masih di masa emasnya dan Paul tau betul itu. Paul cuma mau Nabila tahu perasaan nya, setelah ini pun mereka masih berteman kok"
Mendengar itu Salma mengangguk. Dia paham betul Nabila harus fokus lebih dulu pada karirnya.
"Udah itu elap dulu ingusnya keluar itu, hehe" canda Rony.
Salma menginjak lagi kaki Rony, membuat Rony meringis. Disisi lain Paul telah memberi buket dan paper bag itu pada Nabila.
"Udah Ca, Paul Nabila nya jangan diliatin mulu, mending kita makan ini rugi nanti kalau ngga habis" ucap Rony.
KAMU SEDANG MEMBACA
RIUH
FanfictionHalo, selamat datang di cerita saya. Cerita ini murni saya buat untuk rasa "halu" saya yang kagum terhadap Salma & Rony Idol season 12. Shipper mereka yaitu "Salmon" sangatlah menginspirasi saya untuk menulis cerita ini. Saya masih penulis amatir, j...