06.

281 44 3
                                    

Hyunsu terlihat baru kembali dari lantai atas. untuk kesian kalinya ia di suruh suruh oleh Eunhyuk dan para penghuni lainnya.

Haeun yang sedang berada di ruangan pusat kontrol besama Eunhyuk, melihat Hyunsu datang dan melempar tas berisi banyak batu baterai. lalu setelah itu Hyunsu pergi dari sana.

Haeun menatap kearah Eunhyuk.

"Bukankah kau berlebihan?" Haeun.

"Aku akan terus melakukannya" Eunhyuk.

Haeun menghela nafas lalu berjalan mendekati Eunhyuk.

"Aku tau dia bukan manusia, tapi dia juga bukan monster,"

"Dia masih bisa merasakan rasa lelah, dia juga bisa marah. Ada saatnya dimana nanti dia berani melawan." Ucap Haeun sambil menatap Eunhyuk.

Eunhyuk tak menjawab. ia hanya diam bahkan sama sekali tak menatap kearah Haeun.

Haeun yang melihat itu menghela nafas berat. lalu pergi dari sana menuju ruangan karantina.

Saat sudah sampai di ruangan yang menjadi tempat orang terinfeksi, Haeun bertemu Paman Han (Han Du-sik)

"Paman Han. bolehkan aku meminjam kuncinya?, aku mau bertemu Hyunsu" Haeun meminta izin kepada Dusik. karena memang Paman Han lah yang memegang kunci ruangan tersebut.

Dusik terdiam sebentar. lalu setelah itu memberikan kunci tersebut kepada Haeun.

"Kembalikan jika sudah selesai" Ucap Dusik kepada Haeun lalu pergi meninggalkan Haeun disana.

Haeun mulai membuka pintu, lalu masuk ke ruang karantina itu.

Saat masuk, Haeun melihat Hyunsu yang sedang duduk dalam posisi yang sama saat pertama kali ia melihat Hyunsu di ruangan itu.

Hyunsu yang mendengar adanya suara langkah kaki pun langsung menolehkan kepalanya. Terlihat Haeun mendekat kearah Hyunsu. lalu langsung bersandar ke tembok dan menghadap Hyunsu.

"Kau baik-baik saja?"

Hyunsu hanya mengangguk.

"Kau akan terus menurut pada mereka?" Tanya Haeun sambil menatap kearah Hyunsu.

Hyunsu tidak menjawab. ia masih menundukkan kepalanya.

"Lihat aku" Pinta Haeun kepada Hyunsu.

Hyunsu yang mendengar itu akhirnya menatap kearah Haeun.

Haeun menghela nafas.

"Kau juga masih manusia. terinfeksi bukan berarti kita sepenuhnya menjadi monster,"

"Kau hebat berhasil bertahan. dan kau harus tetap bertahan"

"Jika lelah katakan saja pada mereka,"

"Jika tak mau katakan saja 'Aku tidak mau ini sangat melelahkan',"

" 'Ini sakit sial' "

"Sesekali kau harus mengumpat kepada mereka. agar mereka tau kau juga bisa lelah" Haeun selesai dengan ucapannya. lalu menepuk pundak Hyunsu perlahan.

Haeun memutuskan pergi dari sana. karena tak ada lagi yang mau ia katakan pada Hyunsu.

"Aku tidak apa apa" Ucap Hyunsu.

Jalannya terhenti saat Hyunsu berbicara. Haeun membalikkan badannya lalu menatap Hyunsu.

"Ini bukan soal kau baik baik saja atau tidak,"

"Tak masalah jika sesekali kau menjadi egois. Aku pernah mengakatan ini padamu bukan?"

"Tak masalah jika sesekali kau menolak permintaan mereka, mereka tak bisa berbuat apa-apa tanpa dirimu"

Hyunsu tak memberikan respon apapun ia hanya diam.

Melihat itu Haeun membalikkan badannya lalu pergi dari sana. tak lupa juga ia kembali mengunci pintu ruangan itu.

Sebelum benar-benar pergi darisana ia dan Hyunsu saling bertatapan cukup lama, Setelah itu Haeun benar-benar pergi dari sana.




"Sadarlah Kim Seokhyun" Seonyeong.

"Kim Seokhyun!" Seonyeong.

"Sadarlah!!" Seonyeong.

Seonyeong mengangkat sebuah gagang besi lalu memukulkan gagang besi tersebut kearah Seokhyun yang sudah berubah.

"Kau sudah sadar" Seonyeong.

"Kau punya kata-kata terakhir?" Seonyeong.

"Tolong..."

"Bunuh..."

"Aku..."

Seonyeong memukuli Seokhyun. Seonyeong tak terkontrol ia dalam kondisi emosional.

Seonyeong berhasil membunuh suaminya. ia terlihat sangat sedih, ia terduduk lalu kembali menangis.

Setelah kejadian mengenaskan di pagi hari tadi, ada kabar yang mengatakan bahwa Hyunsu terjebak bersama monster Laba-laba di basement. karena ulah Eunhyuk yang kembali menyuruh Hyunsu.

"Aku, Jisu, Jaeheon, dan Sangwook akan turun ke basement. Paman Han akan diam di ruang pusat kontrol mengawasi" Ucap Eunhyuk.

"Aku ikut" Haeun.

Eunhyuk dan yang lain menatap kearah Haeun tak setuju.

"Tidak bisa" Eunhyuk.

"Aku tidak bisa hanya diam saja disini, aku ingin membantu" Haeun memaksa untuk ikut, tetapi Eunhyuk tetap tak memperbolehkannya.

"Sangat berbahaya kau akan terluka" Eunhyuk melarang.

"Biarkan saja. jika dia terluka itu resikonya memaksa untuk ikut" Jisu.

"Biarkan jika dia ingin mati" Kata Jisu terlalu sarkas.

Yang lain menatap kearah Jisu. Jisu hanya diam, ia merasa tak ada yang salah dengan ucapannya.

"Jisu eonnie benar, jika aku kenapa napa itu resiko yang aku ambil" Haeun membenarkan ucapan Jisu, karena menurutnya Jisu tak salah.

Eunhyuk menghela nafas berat, ia menatap kearah Haeun khawatir. ia takut terjadi sesuatu kepada Haeun.

Haeun yang melihat tatapan Eunhyuk yang khawatir pun mendekat kearah Eunhyuk.

"Aku akan baik baik saja,"

'Tidak perlu khawatir" Ucap Haeun kepada Eunhyuk, lalu Haeun tersenyum tipis.

Akhirnya Eunhyuk, Haeun, Jisu, Jaeheon, dan Sangwook pun menuju basement. Eunhyuk memimpin ia berjalan paling depan sembari memegang senjata milik Yuri (Park Yuri).

Mereka berlima membawa senjata masing-masing. Eunhyuk membawa senjata seperti panah yang sudah di rancang, Jisu membawa tongkat baseball yang juga sudah di rancang oleh Paman Han, Jaeheon membawa pedang samurai miliknya, Sangwook membawa sebuah kapak/palu (lupa njir).

Sedangkan Haeun yang terkahir ia hanya membawa pisau dapur. Paman Han tidak sempat untuk membuatkan Haeun senjata, jadi ia hanya membawa apa yang ada.

Belum lama mereka berjalan di area basement, mereka langsung bertemu dengan sosok monster yang berdiri menghadap sebuah mobil.

Jaeheon yang melihatnya langsung berjalan maju hendak menyerang monster tersebut. Tetapi langsung di tahan oleh Eunhyuk.

"Sepertinya tidur" Eunhyuk.

"Jangan bangunkan" Eunhyuk.

Mendengar itu Jaeheon tidak jadi menyerang dan berjalan mundur.

Akhirnya mereka berhasil mengeluarkan Hyunsu dari lilitan sarang Laba-laba itu.

Sangwook dan Jisu membopong Hyunsu. Sedangkan Haeun dan Jaeheon berada di belakang. dan Eunhyuk memimpin jalan.

Sweet Home? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang