S2 (02).

179 25 0
                                    

Setelah kejadian Jaehwan yang membunuh Suyeong, dan ia yang mati terbakar, membuat para penghuni harus berjalan kaki menuju kamp penampungan dan meninggalkan Suyeong yang sudah tewas di dalam mini bus.

Selama perjalanan, Yeongsu terus meneriakkan nama sang kakak sembari menangis, melihat itu Haeun sangat merasa bersalah karena gagal menyelamatkan Suyeong.

"Maafkan aku Yeongsu..." Batin Haeun.

Akhirnya setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, para penghuni sudah sampai di kamp penampungan dan bergabung dengan barisan para penyintas lainnya.

"Kita berpisah disini"

"Kau tak bersama kami?" Hyein.

"Aku tentara, aku harus kembali ke markas"

"Kembali sebagai tentara?" Seungwan.

"Ikutlah dengan kami" Eunyu.

"Lepas saja seragammu, mereka tidak akan menangkapmu" Hyein.

"Jangan sembarangan, desersi itu kejahatan serius" Seungwan.

"Biarkan dia pergi.." Haeun.

"Dia seorang tentara, harus kembali bertugas" Haeun.

Mendengar itu tentara tersebut tersenyum kearah Haeun.

"Pasti akan ada cara setelah aku melapor pada unit"

Saat hendak pergi, langkah tentara itu terhenti saat Haeun mulai bicara lagi.

"Siapa namamu?" Haeun

"Chanyoung, Park Chanyoung"

"Bagaimanapun caranya, kita harus bertemu kembali" Haeun.

Chanyoung tersenyum lalu menganggukan kepalanya, setelah itu pergi meninggalkan para penghuni.

Sebelum masuk ke kamp penampungan, mereka harus mengikuti protokol. Pertama tangan mereka akan di beri sayatan kecil lalu setelah itu suhu tubuh mereka di cek dan luka mereka di periksa.

"Kapan kau mendapatkan luka ini?"

Seorang yang sedang memeriksa itu memegang tangan Haeun lalu mulai membalik balikannya.

"Baru baru saja" Haeun.

Haeun berhasil melewati seluruh protokol dengan baik, begitupun dengan para penghuni lain.

Tiba-tiba, sebuah alarm berbunyi dan terdengar suara seorang wanita berbicara.

"PEMBERITAHUAN PEMBARUAN PROTOKOL"

"MULAI SAAT INI, PENYARINGAN PENYINTAS TAK LAGI DILAKUKAN"

"DIMOHON UNTUK MASUK DENGAN TERTIB"

"MULAI SAAT INI, PENYARINGAN PENYINTAS TAK LAGI DI LAKUKAN"

"DIMOHON UNTUK MASUK DENGAN TERTIB"

Tak mendengar perintah yang di berikan, para penyintas langsung masuk dengan tergesa-gesa, membuat keadaan menjadi sedikit ricuh.

Haeun yang mengikuti arus para penyintas yang terus bergerak maju, membuat nya pasrah, walaupun dirinya terdorong kesana kemari.

Saat hampir sampai di pintu masuk stadion, terlihat satu persatu bom jatuh mengarah kearah stadion.

Kondisi yang awalnya sudah ricuh kini menjadi semakin ricuh dan sangat tidak terkontrol, para tentara pun terlihat kebingungan dengan ini semua.

"EUNYU!" Haeun.

Haeun langsung menarik Eunyu agar tidak terbawa oleh rombongan penyintas yang panik dan memaksa masuk ke dalam stadion.

Eunyu menoleh kebelakang, dan mencari keberadaan Jisu, setelah melihat Jisu, Eunyu meneriaki nama Jisu.

"Yoon Jisu!" Eunyu.

Haeun ikut menolehkan kepalanya ke belakang untuk melihat Jisu.

"Jisu!!" Eunyu.

"Yoon Jisu!" Eunyu.

Sementara itu, bom masih terus berdatangan. bahkan helikopter yang terbang di atas stadion pun ikut terkena tembakan bom.

Eunyu dan Haeun berhasil masuk ke dalam stadion. Kondisi di dalam pun tak kalah kacau sama seperti diluar yang juga terkena tembakan bom.

"Jisu!, dia masih diluar!" Eunyu.

Haeun yang mendengar itu melepaskan genggaman tangan dan langsung pergi keluar untuk menjemput Jisu.

"Mau kemana?!" Eunyu.

Haeun menolehkan kepalanya menatap Eunyu.

"Tetap disini" Haeun.

Hanya itu saja yang Haeun katanya, setelah itu lalu sedikit berlari keluar. karena banyaknya manusia yang ingin masuk ke dalam stadion, membuat Haeun sedikit kesusahan untuk kembali keluar.

Tak lama dari sana, Haeun berhasil menemukan Jisu. Jisu terlihat berdiri di tengah kerumunan penyintas yang terjongkok dan menundukkan kepala. Disana juga ada Yeongsu yang menangis sendirian tanpa Bu Cha di dekatnya.

"JISU!!" Haeun.

"YOON JISU!!" Haeun.

Jisu menyadari akan ada 3 bom yang melayang kearah stadion, tapi Jisu hanya berdiri diam dan menutup mata Yeongsu menggunakan tangannya.

1 Bom berhasil mengenai bangunan stadion yang berada tepat di belakang Haeun dan Eunyu. Haeun dan Eunyu tak bisa menghindari reruntuhan dari puing-puing bangun, alhasil Haeun dan Eunyu tekena puing-puing bangunan itu.

Haeun berhasil melindungi Eunyu dengan cara memeluknya.

"Jisu... bagaimana dia?" Eunyu.

Haeun langsung berdiri dari jongkoknya , diikuti oleh Eunyu yang juga ikut berdiri, mencari keberadaan Jisu.

Akhirnya mereka berdua berhasil menemukan Jisu yang terbaring bersama Yeongsu di pelukannya, Jisu mencoba membangunkan Yeongsu dan membantu Yeongsu bangun.

"Yeongsu, menjauhlah!!" Jisu.

Jisu baru saja tertindih oleh puing-puing bangunan dan masih bisa berteriak kearah Yeongsu.

"Yoon Jisu!" Eunyu.

"Yoon Jisu!" Eunyu.

"Kumohon pergi Yeongsu!!!" Jisu.

"Yoon Jisu!!" Eunyu.

"YOON JISU!" Eunyu.

"YOON JISU!" Eunyu.

"Tidak, Jisu!!" Eunyu.

Eunyu terduduk sembari menatap kearah Jisu, Sedangkan Haeun tak bisa lagi membendung air matanya, ia berjongkok di samping Eunyu.

"Kumohon, Jangan!!" Eunyu.

"TIDAKKKK!!" Eunyu.

"JISU!!" Eunyu.

Jisu menatap kearah Haeun dan Eunyu sambil tersenyum dan menangis. Eunyu menggelengkan kepalanya.

"Tidak...." Eunyu.

"Tidak..." Eunyu.

"JANGAN! KUMOHON!" Eunyu.

"TIDAK JISU!!" Eunyu.

"JANGAN!! KUMOHON YOON JISU!" Eunyu.

Tak lama setelah itu, puing-puing bangunan langsung runtuh dan menimpa Jisu. Haeun langsung memalingkan wajahnya dan memeluk Eunyu.

"Jisu...." Eunyu.

____________________________

sᥴᥱᥒᥱ іᥒі 𝗍ᥙ ᥱᥙᥒᥡᥙ kᥱᥣіһᥲ𝗍ᥲᥒ һᥲᥒᥴᥙr ᑲᥲᥒgᥱ𝗍.
ძіᥲ ᥙძᥲһ kᥱһіᥣᥲᥒgᥲᥒ ᥱᥙᥒһᥡᥙk, ძᥲᥒ sᥱkᥲrᥲᥒg ძіᥲ һᥲrᥙs kᥱһіᥣᥲᥒgᥲᥒ ȷіsᥙ.
ᥕᥲᥣᥲᥙ⍴ᥙᥒ һᥙᑲᥙᥒgᥲᥒ ძі ᥲᥒ𝗍ᥲrᥲ ᥱᥙᥒᥡᥙ ძᥲᥒ ȷіsᥙ ᥲgᥲk ᥙᥒіk ᥕkᥕkᥕk.

Sweet Home? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang