S2 (10).

166 25 3
                                    

"Kenapa kau tiba-tiba menghilang?" Jinho.

"Menghilang? aku ada di depanmu sekarang" Haeun.

Jinho menghela nafas, untung saja dia punya kesabaran setebal buku IPA, IPS.

"Bagimana dengan lukamu?" Jinho.

"Sudah di obati?" Jinho.

"Ini" Haeun.

Haeun mengangkat tangan kanannya, menunjukkan kepada Jinho bahwa tangannya sudah di obati.

"Syukurlah" Gumam Jinho.

"Apa?" Haeun.

"Tidak" Jinho.

"Jinho" Haeun.

"Ya?" Jinho.

"Hmmm... ayo taruhan" Haeun.

"Apa?" Jinho.

"Aku ingin melatih fisikku, ayo bertarung" Haeun.

"Jika kau menang... kau boleh meminta apapun kepadaku, jika aku menang... kau harus menuruti permintaanku" Haeun.

"Jika aku tak sengaja melukaimu, Sersan Kim dan Seokchan akan menghukumku" Jinho.

"Kenapa mereka akan menghukummu?" Haeun.

Jinho hanya terkekeh pelan.

"Mau bertarung, dengan kaki pincang itu?" Jinho.

"Apa?!" Haeun.

Jinho tertawa melihat ekspresi wajah Haeun.

"Oh, ayolah!" Haeun.

"Tidak mau" Jinho.

"Lain kali saja, saat kondisimu sedikit lebih baik" Jinho.

Haeun mengendus kesal, padahal ia ingin sekarang. tapi jika di pikir-pikir ia akan kalah melawan Jinho dengan kondisi kurang baik begini.

"Kau berjanji?" Haeun.

"Ya" Jinho.

"Baiklah" Haeun.

"Aku pergi" Haeun.

Setelah kepergian Haeun, Jinho memalingkan badannya hendak beranjak pergi darisana, Seokchan datang dengan tiba-tiba, membuat Jinho sedikit terkejut.

"Sedang apa kau disini?" Seokchan.

"Kau mengencani Haeun?" Seokchan.

"Jangan salah paham" Jinho.

"Aku hanya tak sengaja bertemu dengannya" Jinho.

Jinho mencoba menjelaskan agar Seokchan tidak salah paham, Karena Jinho tau bahwa Seokchan menyukai Haeun.

"Lalu apa yang kalian lakukan?" Seokchan.

"Hanya mengobrol" Jinho.

Seokchan hanya mengangguk pelan, lalu merangkul Jinho.

"Ayo pergi" Seokchan.

Disisi lain Haeun kini tengah duduk di tempat meledaknya ranjau waktu itu. Ia sudah cukup lama berdiam diri disana. sekarang hari sudah mulai sore, tapi Haeun tidak berniat untuk beranjak pergi.

Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki mendekat. Tak kunjung mendengar suara, Haeun langsung berdiri dan menodongkan pisau miliknya. ternyata orang itu adalah Sersan Kim. Haeun langsung menurunkan pisaunya dan kembali menyimpannya.

"Ternyata kau, ahjussi" Haeun.

"Sedang apa kau disini?" Sersan Kim.

Tidak langsung menjawab, Haeun kembali mendudukkan dirinya.

Sweet Home? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang