37. Ketika Segalanya Tak Berjalan Sesuai Harapan

103 14 3
                                    

Sejak Diaz mulai dekat lagi dengan Mamanya, tanpa cowok itu ketahui, Ishana pun semakin dekat dengan wanita itu. Ishana berusaha keras semampunya untuk kesembuhan Diaz dan pembiasaan-pembiasaan teratur agar cowok itu tidak terlalu bergantung lagi padanya di malam hari. Dan Kenanga adalah partner terbaiknya untuk membantu pembiasaan-pembiasaan itu agar tak terlalu kentara. Entah wanita itu yang seolah ingin menginap di apartemen anaknya, atau sering-sering berkunjung saat ada syuting dan pemotretan di Bandung. Semua itu telah direncanakan dengan rapi seolah berjalan begitu alami oleh keduanya.

"Maaf ya, Tante kalau permintaan saya menyusahkan. Cuma tante dan orang-orang tertentu aja yang sudah saya beri tahu perihal rencana studi saya. Kalau Kak Diaz tahu di awal rencana kita tentang pembiasaan ini ..." Ishana menghela napasnya berat.

Tanpa dijelaskan sekali pun Kenanga paham. Sebagai wanita, wanita paruh baya itu memahami betul posisi Ishana yang terjepit situasi saat ini. Ia juga mengerti jika bukan keinginannya untuk bersiap meninggalkan Diaz seperti ini. Kata "meninggalkan" di sini pun rasanya kurang tepat karena Ishana hanya akan pergi sementara dan tidak benar-benar meninggalkan Diaz.

"Tante paham kok." Kenanga berusaha menyemangati dengan mengusap punggung tangan Ishana di atas meja. Keduanya memang mulai sering bertemu di restoran langganan Kenanga tanpa sepengetahuan Diaz untuk membahas cowok itu.

"Kalau anak Tante tahu di awal, Tante juga gak yakin dia mau menerima Tante semudah ini. Karena sepertinya dia bersedia memaafkan Tante pun karena Diaz ingin menuruti keinginan kamu. Seseorang yang ia percaya dan sayangi."

Mendengar penuturan Kenanga tak lantas membuat perasaan Ishana membaik. Sebenarnya ia tetap khawatir Diaz menyadari rencananya dan tidak akan mempercayainya lagi. Ishana harap itu hanya bentuk kekhawatirannya saja. Ini semua ia lakukan untuk Diaz. Untuk kebaikan mereka berdua. Jadi, ia tidak boleh goyah apalagi mundur. Begitu memasuki semester tujuh ini Ishana sudah mendaftarkan proposal skripsinya. Dan meskipun terkesan curang, berkat statusnya sebagai cucu pemilik kampus, ia tidak memiliki kesulitan berarti untuk membujuk dosen PAnya untuk menyegerakan bimbingan skripsinya untuk mengejar wisuda gelombang 1. Ishana merasa ia harus makin serius dengan penelitian dan persiapannya berkuliah di Aussie.

*****

Perubahan lambat laun yang juga nyaris tak Diaz sadari adalah hidupnya terasa kembali utuh seperti dulu. Ia tidak kehilangan siapapun dalam hidupnya. Papanya, Mamanya, dan kini ia bahkan memiliki Ishana meskipun beberapa bulan terakhir, kekasihnya itu nampak lebih sibuk dari biasanya. Setiap kali ditanya, jawabannya selalu sama. "Tugas kuliahku banyak banget sekarang. Maaf ya aku gak bisa sering-sering jalan sama kamu."Diaz berusaha memaklumi untuk yang satu itu.

Bahkan tanpa Diaz sadari, ia tidak begitu cemas lagi saat akan menutup mata di malam hari. Apartemennya yang beberapa bulan terakhir sering sekali dikunjungi Ishana dan Mamanya tak lagi membuatnya merasa sendirian tinggal di sana. Beberapa kali, ia bahkan dapat tertidur begitu saja di sofa begitu kantuk menyerang. Ini benar-benar kemajuan yang begitu signifikan. Dan Diaz rasa ia harus berbagi kabar baik ini dengan orang yang mengupayakan kesembuhannya sejak awal. Ishana.

Sengaja ia tidak mengabari Ishana untuk main ke rumah Kakeknya. Ia tahu Ishana ada di rumah seharian ini karena itu yang dikatakannya tadi pagi. Namun begitu sampai di halaman rumah Hardian, ia tidak menemukan keberadaan motor matic milik Ishana, maupun kendaraan lainnya milik Bima dan Hardian.

Diaz yang heran berusaha menelepon Ishana. Namun, butuh waktu lama untuk gadis itu mengangkatnya.

"Halo, Kak?"

"Na? Kamu beneran di rumah?" tanya Diaz langsung.

"Iya. Aku di rumah." Diaz mengerutkan keningnya saat mendengar nada bicara Ishana yang seolah berusaha dibuat sepelan mungkin. Seolah ia tengah sembunyi-sembunyi mengangkat teleponnya. Gadis itu  jelas tengah berbohong saat ini. Di mana Ishana sebenarnya saat ini?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Satu Alasan UntukmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang