Note: tolong apresiasi 3.654 kata hasil kerja kerasku ini dengan baca secara online, like dan comment ya. 🤗
Ishana tahu ada yang sedang terjadi antara Diaz dan Bima. Ia hanya tidak tahu apa itu. Setelah menjemputnya di Kedai Ice cream tadi, Diaz tidak mengajaknya bicara sama sekali. Entah apa yang sedang dipikirkannya.
"Kak?"
"Hm?"
"Tidur."
Diaz hanya menghela napas dan bukannya segera memejamkan mata, sementara Ishana mulai jengah terus-menerus ikut diam sejak tadi sore karena seolah diabaikan.
"Atau kita mulai tingkatkan level latihan kita malam ini juga?" pancing Ishana.
Gadis itu bangun dari tidurnya dan duduk bersila di samping Diaz. Sebelah tangannya meraih ponsel yang tergeletak di atas meja samping tempat tidur.
Diaz hanya mengamati dalam diam setiap pergerakan Ishana. Dan ketika gadis itu menurunkan kakinya ke lantai, barulah cowok itu bersuara.
"Kamu mau ke mana?"
"Kamar sebelah."
"Hah?" Diaz langsung turut bangun dan menahan pergelangan tangannya.
Cowok itu menghela napas dan mengalah. "Oke, aku tidur."
"Bukan itu yang aku mau," ucap Ishana menahan kesal.
"Aku inginnya Kak Diaz cerita. Kenapa sejak tadi sore jadi aneh banget? Kenapa Kak Diaz sejak tadi mengabaikan pertanyaanku?"
"Aku cuma banyak pikiran," kilah Diaz.
"Dan Kak Diaz gak mau cerita?"
Ishana tahu ia mulai berlebihan. Tapi entah mengapa ia merasa perlu tahu segala hal yang mengusik Diaz.
Karena sejak awal ia hanya ingin menggertak, Ishana kembali merebahkan diri lalu memiringkan tubuhnya membelakangi Diaz dengan kecewa. Keengganan cowok itu untuk bercerita membuatnya merasa tak dipercayai.
Ishana dapat merasakan Diaz juga kembali merebahkan diri di belakangnya.
"Kalau kamu tidur seperti ini, aku gak bisa pegang tangan kamu."
Ishana berdecih samar. "Kita udah sepakat untuk gak pegangan tangan lagi sejak dua minggu lalu."
"Kalau ... peluk boleh?"
Seketika Ishana membulatkan matanya terkejut.
"Enggak!" tolaknya ketus.
Setelah dua bulan lebih terlewati dengan aman, bagaimana bisa cowok itu meminta sentuhan fisik selain berpegangan tangan?
Namun, saat Ishana merasakan pergerakan di belakangnya, ia langsung berbalik dan kembali melotot mendapati Diaz sudah begitu dekat dengannya.
Sepasang mata bulat milik gadis itu berkedip-kedip beberapa saat seraya menahan degup gugup di dada. Hingga akhirnya Diaz mengangkat kedua tangannya untuk menggenggam kedua tangan Ishana di tengah-tengah mereka, barulah cowok itu bersuara.
"Menurut kamu, antara aku dan Bima, siapa yang lebih baik?" tanya Diaz tiba-tiba.
"Kenapa tiba-tiba tanya begitu?"
"Jawab aja."
"Kak Bima."
Ishana menjawab tanpa berpikir panjang. Namun jawabannya jelas-jelas beralasan. Di antara Diaz, Elang dan Bima, hanya Bima yang paling jarang menjalin hubungan dengan wanita. Cowok itu tidak pernah mempermainkan hati wanita seperti Diaz dan Elang. Meskipun kini Ishana tahu apa yang sebenarnya Diaz incar dari mantan-mantannya, tetap saja nama Bima lebih bersih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Alasan Untukmu
Literatura FemininaDi mata semua orang, Ishana Naladipha adalah cewek cantik, cerdas, aktif dan mandiri. Tidak heran jika secara tidak resmi ia dipredikati sebagai salah satu mahasiswi tercantik di Fakultas Seni oleh para mahasiswa. Tidak akan ada yang lolos dari peso...