Chapter 66 : Pesona Kaiden

873 127 19
                                        

Setelah puas bersama Kartein semalaman penuh kini sang gadis pun sudah kembali pulang ke rumah dan tentunya di antar langsung oleh sang pria yang bersikeras mengantarnya sampai ke depan rumah.

Padahal kalian bersebrangan... Tapi jika sudah bucin apapun akan dilakukan ya Rein?

Ckck, dasar anak muda.

"Aku pergi." Pamit Kartein yang dibalas anggukkan dan lambaian tangan dari (Name) yang masih berdiri diluar pagar rumahnya.

"Terima kasih untuk hari ini, aku benar-benar senang karena Rein membawaku ke tempat yang sangat menyenangkan seperti itu." Ucap (Name) tersenyum tulus yang kontan menghentikan langkah Kartein yang semula hendak beranjak pergi.

Di dekatinya kembali sang dara yang lantas menatapnya dengan heran. "Kau benar-benar..." Gumam Kartein yang sepertinya terbuai oleh senyuman sang gadis yang sungguh membuat orang candu itu.

"Ya?" (Name) menyahut bingung, hanya mendengar samar-samar suara Kartein yang tadi tengah bergumam sendirian.

Kartein pun hanya terkekeh kecil melihat kebingungan sang gadis sebelum kemudian dia dengan cepat mengecup kening (Name) dan lalu berbisik lembut di telinganya. "Lain kali kau akan kuculik sungguhan, (Name)." Bisiknya dengan suara beratnya yang begitu seksi sembari mengambil kesempatan dengan mengecup singkat leher samping (Name).

Kontan (Name) tersentak kaget dan menatap cengo Kartein yang kini menyeringai tampan ke arahnya sambil mengusak surainya hingga berantakan. "Good night." Setelah mengucapkan itu Kartein pun langsung pergi ke rumah Jiwoo dengan mengubah wujudnya menjadi kucing kembali.

(Name) yang ditinggalkan pun sempat terdiam beberapa saat, sebelum akhirnya dia terkekeh dengan sorot mata yang memandang tajam ke arah rumah Jiwoo.

"Bagaimana ini? Dia benar-benar sangat tampan..." Sisi fangirl-nya pun kembali keluar dikala melihat betapa gantengnya Kartein tadi ketika menyeringai ke arahnya.

Ah jangan lupakan, betapa gentleman-nya pria tersebut saat mencoba menghiburnya yang sedang sedih karena teringat masa lalunya.

Tak hanya Kartein yang memiliki pesona seperti itu, tetapi yang lain pun juga memilikinya dengan ciri khas mereka masing-masing.

Mengingat betapa manisnya dan perhatiannya para lelaki yang dikenalnya sontak membuat (Name) tersenyum dengan otak yang terbesit sebuah ingatan mengenai sebuah novel harem yang pernah dia baca dari kehidupannya yang lalu.

"Aku jadi benar-benar ingin memonopoli mereka semua hanya untukku."

"Apakah aku boleh seperti itu, Jihoon?" (Name) menoleh ke arah samping dimana sosok mantan kekasihnya muncul yang tercipta dari imajinasinya sendiri.

Lelaki beriris kuning madu itu terlihat menatapnya dengan sorot mata penuh kesedihan yang buat (Name) pun seketika menghilangkan ekspresi cerianya.

"Jangan menatapku seperti itu, kau tidak akan mengerti betapa hancurnya aku saat kau pergi."

"Karena itu kali ini takkan kubiarkan mereka direnggut dariku, aku tidak akan kembali kehilangan seperti aku yang kehilanganmu."

Tangan Jihoon menggapai wajahnya namun (Name) tak merasakan apapun karena memang sosok yang tercipta dari imajinasi mana mungkin bisa menyentuhnya kan?

"Kau pasti menganggapku gadis yang buruk kan? Aku tidak akan menyangkalnya. Karena memang beginilah aku sekarang, tapi tolong jangan benci padaku ya?" (Name) menyentuh pipinya sendiri, membayangkan bahwa dia saat ini tengah menyentuh tangan hangat Jihoon yang selalu membuatnya merasa aman ketika berada dalam dekapan pemuda itu.

Eleceed x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang