"IYOO UYAA RAMBUTNYA BERSIHIN DULU YAMMPUN!!!""JANGANN LARIII KERINGIN DULUU BADAN KALIAN, ADUHH BASAH UDAH KAMAR GUEE."
Dua balita pemilik nama mengabaikan teriakan Jaehee. Kaki kecil itu terus melangkah dengan lincah berlari sangat cepat, sampai membuat Jaehee kewalahan. Keduanya semakin aktif setelah bangun tidur. Tidurnya balita tadi didalam mobil seakan-akan sebuah proses mengisi kembali tenaga. Lalu bangun setelah tenaga mereka penuh.
Tawa riang mengisi setiap sudut kamar Jaehee. Sipemilik kamar duduk terkulai dilantai, kakinya tak kuat lagi mengejar pergerakan Iyo dan Uya yang sangat cepat. Entah Jaehee yang semakin bertambah tua atau memang kedua balita itu kelewat aktif.
"Jee?"
"Bang tangkap tu Bocil. Rambutnya belum dibilas, tadi kabur." beruntungnya Riku datang.
"Iyo Uya, masuk bak. Liat tuh mamah kalian kecapean."
Makhluk kecil itu menatap Riku polos dengan mata yang berkedip. Bukannya melangkah masuk kedalam bak mandi, kaki mungil Iyo dan Uya malah mendekat kearah Jaehee yang duduk kelelahan karena mengejar-ngejar mereka.
"Mama maaf, Iyo minta maaf maa."
"Uyaa jugaa, mama maaf." Iyo dan Uya memasang wajah sedihnya saat Jaehee hanya membalas dengan anggukan. Jaehee marah? ... Keduanya menurut saat Riku menyuruh untuk segera masuk kedalam bak mandi. Inginnya mereka kembali dimandikan oleh Jaehee.
"Yiku mamah marah?" Riku menggeleng membalas pertanyaan sikecil. Dia baru tau jika balita sangat sensitif soal perasaan, Riku pikir hanya remaja atau orang dewasa saja yang seperti itu.
"Kakak Jee lagi capek aja. Kalian jangan bandel dong, nanti kakak Jee sakit gimana, mau?" Riku memasangkan handuk pada Uya.
"No~" lirih kedua balita itu secara bersamaan. Riku membawa keduanya keluar dari kamar mandi, mereka melihat Jaehee hendak keluar kamar.
"Tolong sekalian pakein baju, ya bang." ucap Jaehee sebelum keluar dari kamar. Bola mata Iyo dan Uya mengikuti Jaehee hingga hilang dibalik pintu.
"Yikuu ..." Riku menoleh, menunduk, melihat mata berkaca-kaca dan bibir Iyo yang mencebik, menahan Isak tangis. Sementara Uya, balita itu menunduk dengan tangan yang meremas handuk.
"Ayok pake baju."
Iyo dan Uya terlihat tenang. Tak seaktif sebelumnya, bahkan mereka meminta makan disuapi oleh Yushi. Aneh sebenarnya, kenapa tidak pada Jaehee saja? Lagian kemana juga Jaehee tak terlihat.
Malam pun tiba, Sion telah pulang dari 20 menit yang lalu. Iyo dan Uya beralih jadi menempeli Sion. Beberapa kali Sion mengajak mereka mengobrol, entah itu membahas mengenai Kitty ataupun Cucu sampai kegiatan Iyo dan Uya yang dititipkan dirumah ibunya. Respon sikecil sangat singkat, tak sebawel sebelumnya.
Suara yang ditimbulkan Popper party membuat dua balita terlonjak. Sion tertawa melihat wajah terkejut Iyo dan Uya. Disamping kiri dan kanannya Riku dan Yushi masing-masing berdiri memegang Popper party yang telah mereka bunyikan. Ditengah keterkejutannya Sion memakaikan topi ulangtahun pada Iyo dan Uya.
"Happy birthday to you, Happy birthday to you, Happy birthday, happy birthday
Happy birthday to you~~" Jaehee keluar dari arah dapur dengan kue ditangannya. Melangkah mendekat diiringi nyanyian selamat ulang tahun yang mengalun merdu dinyanyikan oleh empat orang dewasa."Selamat ulang tahun Ryonald Xaviero Agustin." ucap Jaehee depan Iyo. Mata balita itu memantulkan cahaya dari lilin yang menyala diatas kue.
"Tiup lilinnya." Iyo mengangguk, tangan mungilnya menarik Uya untuk ikut meniup lilinnya bersama. Perlakuan Iyo mengundang senyum para orang dewasa. Pasti ikatan persaudaraan kedua balita itu sangat erat.

KAMU SEDANG MEMBACA
HOUSE No.24
عشوائي[NCT Wish Lokal ] Keseharian tiga orang bujang lapuk dengan satu bocah SMK yang kepalang baik dan polos dalam merawat dua balita aktif. "Abang Abang liat Jee bawa apa!"-Jaehee "Bukannya bawa cimol, malah bawa benih-benih anak tuyul!"-Yushi "BUJUBUSE...