Lika liku kehidupan seorang pria manis dalam mengenal arti sebuah cinta dalam hidupnya, sebuah cinta yang bahkan hadir pada sosok orang yang tak seharusnya dia impikan membuatnya kembali mengalami luka terdalam di hatinya.
Terlepas dari pernikahan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ayo kita lihat festival bunga di danau Seokchon Gave."
Gaveesha terbelalak melihat Milan yang kini sudah berada tepat di depan pintu rumahnya, pria itu bahkan membawa sebuket bunga mawar yang cantik di tangannya dengan sebuah senyuman yang memuakkan.
"Tuan Anda..."
"Akhh maaf jika aku mengejutkanmu Gave, tapi baru saja aku melewati danau itu dan ternyata ada festival di sana. Jadi maukah kau menemaniku kesana?aku mohon Gave, temani aku berjalan jalan."
Gave menghela nafas pelan, sebelum akhirnya pria itu mengangguk pelan.
"Tunggu sebentar saya akan ganti baju lebih dulu."
"Oke, aku akan menunggumu di kafe yang ada di samping gedung ini. Dan ya, ini bunga untukmu...terima kasih Gave."
Gave kembali mengangguk pelan, pria manis itu tahu kalau itu hanya alasan Milan untuk berbicara dengannya. Namun entah mengapa dia bahkan masih saja tak bisa menolak apa yang pria itu inginkan, hatinya bahkan masih berdebar setiap kali berbicara dengan Milan.
Gave menatap pantulan dirinya di depan cermin besar, ada keraguan untuk pergi menemui Milan namun dia juga ingin menikmati festival musim semi yang sebentar lagi akan segera berakhir.
"Ayolah Gave ini hanya jalan jalan biasa antara dua orang teman yang saling mengenal, jangan berpikir macam macam."
Gave melangkahkan kakinya, menemui Milan di sebuah kafe yang sering dia datangi. Kini terlihat keduanya mulai melangkahkan kaki di sekitar danau Seokchon, sebuah festival bunga sakura di tempat itu memang sangat menarik banyak pengunjung.
Bunga berwarna merah muda yang mekar sepenuhnya terlihat sangat indah di sepanjang danau itu, seakan akan sebuah taman surga turun ke bumi.
"Bunganya sangat indah Gave sama sepertimu..."
Gave terdiam, menatap tak percaya pada sosok Milan yang kini kembali melangkahkan kakinya menyusuri tepian danau itu. Sebuah ucapan lelucon dari Milan yang tentu saja mampu memporak porandakan hati Gaveesha, sebuah ucapan yang membuat Gave ingin memeluk erat pria tampan di hadapannya itu meski sebuah kenyataan menyadarkan pria itu secepat kilat.
"Dia suami orang Gave, lagipula apa kau akan terjatuh lagi hanya karena ucapan tak serius dari suami orang?"
Gave bergumam lirih, kembali melangkahkan kakinya mengikuti Milan sembari menghela nafas pelan.