Lika liku kehidupan Gaveesha dalam mengenal arti sebuah cinta dalam hidupnya, sebuah cinta yang bahkan hadir pada sosok orang yang tak seharusnya dia impikan membuatnya kembali mengalami luka terdalam di hatinya, Milan.
Terlepas dari pernikahan yang...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gave melangkahkan kakinya bersama dua sosok anak muda yang saat ini terlihat saling berdebat, pikirannya masih pergi jauh di saat dia menatap wajah Milan di hadapannya yang seperti mimpi meski akhirnya hembusan nafas pelan kini pria manis itu lakukan.
"Hah, mungkin saja itu karena kau sangat ingin bertemu dengannya Gave. Kau pikir dia benar benar datang mencarimu saat dia sudah bahagia bersama istrinya?"
Gave bergumam lirih, melangkahkan kembali kakinya sembari menatap pemandangan di sekitarnya. Gave tersenyum menatap sebuah bangunan kuno yang masih terlihat megah di sana, sebuah istana bernama Donggung yang berdiri di masa kerajaan Silla itu masih berdiri kokoh di sekitar kolam teratai Wolji membuat hati Gave menghangat.
Hari yang semakin sore membuat pemandangan di istana itu semakin indah, matahari terbenam seakan semakin menunjukkan kekokohan istana itu. Gave duduk di sebuah tempat sembari menatap sungai besar di depannya, semilir angin mulai terasa menembus kulitnya.
Gave memijat kakinya perlahan, kedua kaki yang seakan tak mampu lagi untuk meneruskan perjalanan. Bagaimana tidak, kedua anak muda yang berangkat bersamanya itu menariknya dari satu tempat ke tempat yang lainnya membuat Gave hanya bisa menghela nafas.
Menyenangkan?
Tentu saja itu menyenangkan saat dia bisa menikmati apapun di tempat itu, berbelanja semua hal cantik di sana sembari menikmati sebuah makanan yang lezat. Gave masih terduduk di tempatnya hingga tak menyadari jika sosok seorang pemuda sudah berada di sampingnya saat ini.
"Noona, apa pria tadi mantan suami sialan mu itu?"
Gave menatap dengan mata membelalak pada sosok pria muda yang kini menatap padanya penuh tanya.
"Siapa yang kau panggil Noona sialan, dasar anak kurang ajar. Kau ingin aku mengadukan mu pada Ayahmu? kau..."
"Ya...ya...tapi kau lebih cocok di panggil Noona daripada Hyung, sudahlah...katakan padaku, apa benar dia mantan suami mu itu?"
"Jangan ikut campur urusan orang tua, lebih baik cepat kembali bersama Areum. Ingat jangan banyak alasan untuk membolos di mata kuliahmu lagi Won ah, atau aku..."
"Ya, aku tahu...tapi kau harus hati hati Hyung, kau tahu bukan kalau di sini..."
Plak
Terlihat seorang gadis kini berdiri di samping Gave dan juga pria muda itu dengan tatapan permusuhan.
"Siapa yang akan kau takuti dengan cerita sialanmu itu Oppa...kau pikir kami anak kecil? Kau..."
"Cukup...bukankah ini saatnya kalian kembali?"
"Kau yakin tetap di sini sendirian Hyung?"
"Hmm...aku masih harus melihat tempat lain, lagipula aku harus memanfaatkan liburanku bukan."