bab 15

473 93 63
                                    

Eungh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Eungh

Terdengar lenguhan dari Gave saat Milan menelusuri leher jenjangnya dengan lidah, wajah Gave bahkan sudah merona selama pria tampan itu melakukannya.

"Kulitmu sangat lembut Gave."

Bisikan Milan di telinga Gave mampu membuat tubuh pria manis itu semakin bergetar, namun  sialnya Gave tak mampu melakukan apapun. Tubuhnya seakan membeku di sana menerima pasrah semua kelakuan yang Milan lakukan pada tubuhnya dengan mata yang bahkan tak berani terbuka.

Ahh

Lenguhan dengan tubuh yang sedikit menjulang kini terlihat pada Gave saat Milan kini meraup rakus puting kecil di dadanya dengan tangan lembut Milan yang meraba penuh kelembutan pada lubang kenikmatan milik Gave.

Gave masih enggan membuka matanya berharap mimpi indah yang dia inginkan itu tak hilang saat matanya terbuka, kelembutan dan rasa haus dari semua sentuhan Milan seakan membuat Gave ingin menjadi serakah.

"Apa kau sakit Gave sayang?"

Suara nyonya Janendra membuyarkan semua mimpi indah yang Gave paksa untuk tetap dia rasakan, pria manis itu kini membuka matanya perlahan dan mengeluarkan senyuman.

"Tidak Ma, hanya...tunggu jam berapa sekarang? Apa Tuan Milan sudah berangkat?"

"Hari ini hari libur Gave, dan Milan sepertinya sedang mandi. Kenapa kalian tidak mandi bersama saja."

"Ma..."

" Mama hanya bercanda sayang, sekarang cepat mandi dan bersiap karena kita akan berangkat belanja."

Gave mengangguk pelan, pria manis itu masih duduk di atas ranjang dengan helaan nafas pelan setelah sang mertua pergi.

"Sampai kapan kau akan bermimpi gila seperti itu Gave."

Gave bergumam lirih hingga tak menyadari jika Milan kini sudah berdiri di sampingnya dan mulai berbisik.

"Kenapa? Kau sakit? Wajahmu sangat merah Gave."

Milan mengulurkan tangannya di dahi Gave mencoba memeriksa sesuatu membuat Gave hanya bisa kembali terdiam di tempatnya.

" Kau tidak demam, apa kau lelah? Jika lelah aku akan mengatakan pada Mama jika kau tidak akan ikut berbelanja."

" Tidak...aku baik baik saja Tuan."

" Benarkah? Baiklah, sekarang cepat mandi."

Cup

Milan mencium kening Gave pelan sembari tersenyum, suatu kebiasaan yang sudah 2 bulan ini Milan lakukan setiap pagi. Kebiasaan yang hadir dari sebuah keterpaksaan yang awalnya Milan rasakan itu entah mengapa saat ini seakan menjadi sebuah kewajiban bagi sosok pria tampan itu.

Edelweiss (Diterbitkan) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang