bab 33

259 70 28
                                    

Milan terdiam, menatap langit malam yang penuh dengan bintang saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Milan terdiam, menatap langit malam yang penuh dengan bintang saat ini. Angin malam berhembus sedikit dingin menandakan jika musim dingin akan segera datang.

"Musim gugur akan segera berakhir kembali Gave."

Milan bergumam lirih, mengingat kembali sosok Gave yang dilihatnya bersama Putra hari itu. Bukan suatu kebetulan Milan berada di sana, pria itu sangat tahu jika Gave akan melewati jalanan itu setiap kali menjemput sang putra.

Milan tahu jika pria itu akan berhenti dan membeli beberapa perlengkapan untuknya, karena itu Milan berada di sana bersama Bianca. Bersama seorang anak perempuan cantik yang mungkin saja akan Gave anggap sebagai putrinya setelah berita kehamilan Bianca beberapa tahun lalu.

Sigh

Milan tersenyum mengingat kegilaannya siang itu, Brian bahkan terus mengumpat padanya saat itu. Namun rasa sakit kembali menjalar hanya karena perbuatan gila Brian dengan membawa buku diary Gaveesha.

"Milan kau tak akan mengubah keputusanmu Nak, semuanya belum terlambat Milan."

Milan membaca sebuah pesan yang dikirimkan oleh sang ibu, tersenyum tipis kembali saat menatap benda pipihnya hingga dering telepon kini berdering.

"Sayang...kau tak..."

"Ma, biarkan semua tetap seperti ini. Jangan terus mendesak ku dengan segala hal yang menakutkan."

"Lebih menakutkan saat kau membuat keputusan sepihak yang gila Milan. Milan dengar, semua bisa di bicarakan. Mama yakin Gave masih sangat mencintaimu Nak, Mama yakin putramu juga ingin mengetahui siapa ayahnya. Jadi Milan..."

"Aku tak lagi mencintai Gave, ma...aku harap Mama tahu tentang itu."

"Kau gila."

Milan tertawa pelan setelah menutup telepon itu, sebuah tawa yang selalu bisa menyembunyikan semua rasa sakit yang dia rasakan.

"Apa yang kau tertawakan?"

Milan menoleh, menatap Brian yang kini menatapnya penuh tanya.

"Kehidupan cintaku."

"Kau masih bisa tertawa setelah semua hal yang terjadi Milan?"

"Lalu, kau ingin aku menangis Bri? Ayolah teman, aku masih hidup...hal apalagi yang harus aku tangisi Bri, aku hidup bahagia dengan semua keputusan yang aku ambil."

Edelweiss (Diterbitkan) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang