bab 20

394 83 54
                                    

Milan berlari, memeluk erat tubuh ramping Gaveesha yang kini ada di hadapannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Milan berlari, memeluk erat tubuh ramping Gaveesha yang kini ada di hadapannya. Meski di sana terlihat Gave enggan membalas pelukan pria tampan itu saat ini, raut wajah diam bahkan hanya terlihat dari wajah cantik Gaveesha.

"Aku merindukanmu Gave, aku sangat...sangat merindukanmu."

Milan masih memeluk erat tubuh itu, melepaskan semua rasa rindu yang seakan menumpuk selama ini di hatinya.

"Lepaskan saya Tuan, saya sama sekali tidak merindukan Anda. Saya membencimu Tuan, sangat...sangat membencimu. Jadi lepaskan saya dan jangan pernah muncul di hadapan saya lagi."

Milan membeku di tempatnya saat Gave melepas pelukannya dengan tatapan benci saat ini, Milan bahkan tak menyangka Gave akan mengatakan semua itu padanya. Hatinya sakit, dadanya terasa sesak dengan nafas yang hanya tercekat di lehernya saat Milan menatap kepergian Gave.

"Tidak Gave...Gave aku mohon maafkan aku...Gave, Gave...Gave..."

Brak

Suara pintu terbuka kencang membuat Milan terbangun dari tidurnya, melenyapkan mimpi buruk yang baru saja dia rasakan meski rasa sakit itu masih tertinggal di sana.

Milan menatap Bianca dengan wajah bantalnya dan mata memicing, sebuah helaan nafas bahkan kini pria itu lakukan. Dibenaknya saat ini hanya ada sebuah kalimat.

"Apa lagi yang Bianca dan sang ibu lakukan di pagi hari ini."

Milan merebahkan kembali tubuhnya, pria itu bahkan mencoba memejamkan lagi matanya saat Bianca mendekat padanya saat ini.

"Bangun Milan, jangan pura pura tidur. Kau harus mengatakan pada Mama mu untuk membatalkan acaranya, kau tahu bukan jika aku harus pergi melakukan perawatan."

"Ayolah, Bi...setiap minggu kau selalu sibuk melakukan banyak hal. Mama hanya ingin kau ikut melakukan pertemuan rutin keluarga, tak bisakah kau meluangkan waktumu?"

"Tidak...dengar Milan, aku sudah mengikuti keinginanmu untuk tinggal di tempat ini. Aku juga mengikuti keinginanmu untuk melakukan pemeriksaan kehamilan, dan kini kau juga ingin aku mengikuti semua hal aneh yang Mama mu inginkan?"

"Hal aneh? Ini hanya pertemuan keluarga, apa yang aneh dengan bertemu keluarga besar Bi. Kau menantu rumah ini, jadi wajar bukan jika Mama ingin membuatmu dekat dengan keluarga besar kami."

"Menantu? Atau pembantu lebih tepatnya, Mama mu menyuruhku melakukan semua hal saat pertemuan keluarga. Apa itu yang kau sebut sebagai perlakuan pada Menantu?"

Milan beranjak dari tidurnya, pria itu melangkah memasuki kamar mandi meninggalkan Bianca yang terus saja bicara.

"Milan...kau tak mendengarku, Milan..."

Milan menghidupkan kran air mandinya, mencoba menghilangkan suara kemarahan Bianca saat ini.

Bagaikan bumi dan langit

Edelweiss (Diterbitkan) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang