Lika liku kehidupan Gaveesha dalam mengenal arti sebuah cinta dalam hidupnya, sebuah cinta yang bahkan hadir pada sosok orang yang tak seharusnya dia impikan membuatnya kembali mengalami luka terdalam di hatinya, Milan.
Terlepas dari pernikahan yang...
Gave bergegas beranjak dari tempatnya saat kini terdengar namanya di panggil, pria itu baru saja kembali menikmati matahari sore. Sebuah kegiatan baru yang selama 2 bulan ini pria manis itu lakukan, sebuah kegiatan baru selama dia tak bekerja.
Bukan karena Milan memecatnya, atau Daisy yang tak ingin lagi menjadikannya asisten tapi karena nyonya Janendra ingin pria manis itu berada di rumah menemaninya. Gave masih teringat bagaimana wanita paruh baya itu terus menunjukkan rasa tidak suka padanya hingga saat ini usaha Gave untuk melawan itu membuat tembok pertahanan nyonya Janendra runtuh.
Kini, bahkan wanita itu tak ingin melepas Gave sedikitpun. Dia selalu membawa Gave kemanapun dia berada, bak seorang ibu yang terus membawa sang bayi di dalam rahimnya. Nyonya Janendra bahkan memberikan apapun yang Gave inginkan bahkan tanpa memintanya.
Kenangan buruk yang membuat Gave takut akan sosok mertua seakan menguap begitu saja saat kedua mertuanya memperlakukan dia sangat baik, perlakuan yang pantas di nikmati seorang manusia yang berstatus menantu di rumah itu.
" Gave, kau berjemur lagi?"
" Maaf Ma, Mama membutuhkan sesuatu?"
" Cepat mandi dan ikut Mama belanja, bukankah kau bilang kebutuhan dapur sudah habis."
" Akhh benar, aku akan segera kembali Ma."
" Hmmm cepatlah, dan Gave pakai pakaian yang Mama belikan terakhir kali."
" Baik."
Gave bergegas pergi menuju kamarnya meninggalkan Nyonya Janendra yang kini mulai kembali duduk di sofa, menatap benda pipih miliknya dan mengirim pesan singkat pada seseorang di sana.
Tak lama kini Nyonya Janendra di buat terpukau dengan apa yang Gave kenakan, wanita itu bahkan tersenyum manis melihatnya.
" Sudah kuduga baju ini akan terlihat cantik saat kau pakai."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gave tersipu malu, wajahnya memerah setiap kali sang Mertua mengatakan dirinya cantik. Entah mantra apa yang Gave gunakan hingga bisa membuat wanita itu seakan kini sangat mengaguminya.
" Sekarang ayo kita pergi."
Itulah rutinitas Gave, menemani sang Mertua kemanapun wanita itu pergi. Menghabiskan uang yang bahkan menurut Gave tak pernah berkurang sedikit pun, tidakkah mereka berlebihan untuk memanjakan seorang Menantu yang hanya akan tinggal sementara waktu.