Lika liku kehidupan seorang pria manis dalam mengenal arti sebuah cinta dalam hidupnya, sebuah cinta yang bahkan hadir pada sosok orang yang tak seharusnya dia impikan membuatnya kembali mengalami luka terdalam di hatinya.
Terlepas dari pernikahan...
*** edisi memenuhi janji buat double up ke seseorang 🤣🤣, intinya kasih bonus untuk semua reader aku yang masih setia dengan story ini.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Eungh
Lenguhan terdengar dari sosok Gaveesha yang saat ini mulai membuka sedikit matanya, kerutan kening bahkan terlihat di wajah manis pria itu saat ini.
"Apa sangat sakit? Tidurlah lagi jika begitu, tapi sebelum itu makanlah dulu sayang."
Gave menatap penuh senyum sosok pria tampan yang berdiri di sampingnya dengan wajah khawatir saat ini.
"Matamu bengkak Kak, sudah ku bilang jangan menangis bukan...kau sama sekali tidak mendengarkan ku."
Gave membelai lembut wajah Milan, sebuah kecupan bahkan Milan berikan pada telapak tangan itu.
"Aku mencintaimu Gave, aku mencintaimu..."
"Aku tahu."
"Maaf, maafkan aku...maaf karena aku tak mengetahui itu selama ini...aku...hiks..."
"Kak sudah, kau akan terus menangis lagi?"
Milan menatap sendu pada sosok pria manis yang dia cintai, rasa sakit atas apa yang di lihatnya semalam masih melekat hingga saat ini. Meski Gave mengatakan jika itu tak terasa sakit lagi namun itu tetap saja menyakitkan bagi Milan.
Semalam Milan akui jika pengalaman seksnya bersama Gave benar benar menakjubkan, tidak ada seks penuh nafsu yang mereka lakukan. Hanya sebuah ungkapan rasa cinta dan rindu serta rasa saling memiliki yang keduanya rasakan semalam.
"Maukah kau melakukannya Gave? Aku benar benar ingin melakukan semua itu dengan penuh kesadaran, tapi jika kau..."
"Lakukan saja Kak...kau bilang jika aku masih menjadi istrimu bukan, itu artinya aku tak pantas menolak keinginan suamiku...tapi bisakah aku melakukannya dengan memakai bajuku?"
"Kenapa?"
"Aku hanya sedikit malu, tak bolehkah aku melakukannya?"
"Kenapa tidak, lakukan saja apa yang kau inginkan sayang."
Gaveesha tersenyum, kedua tangannya kini kembali melingkar di leher Milan saat pria tampan itu mulai mencium lehernya.
Sensasi geli namun juga menyenangkan membuat Gave tersenyum, meski kilatan kejadian buruk bersama Chandra kembali hadir. Gave menggigit bibirnya, menahan semua kenangan buruk itu tanpa Milan sadari.