.•♫•♬• Happy reading •♬•♫•.
.
.
.
.
Gave menatap diam sebuah design di depannya, sejak kepergian pertama Milan 3 bulan yang lalu pria itu menjadi lebih sering sibuk. Terkadang dia akan pergi bersama Brian atau terkadang Milan akan pergi sendirian, seperti saat ini.
2 hari yang lalu Milan kembali pergi ke luar negeri, pasalnya Milan melakukan itu untuk mengembangkan perusahaannya.
" Kenapa Gave? Ada sesuatu yang menurutmu kurang sesuai?"
" Akhh tidak Kak, ini sudah sangat bagus. Warnanya juga sangat indah dan menarik."
" Lalu kenapa? Apa yang kau pikirkan? Kau merindukan Milan? Lebih baik kau menelponnya Gave, tidak ada salahnya merindukan suamimu...lagipula kalian sudah menikah selama 6 bulan, wajar bukan jika kau bisa khawatir tentangnya."
" Bukan seperti itu."
" Lalu? Apa yang kau pikirkan?"
" Ini..."
Daisy melihat sebuah poster bertuliskan trip to korea di mejanya, wanita itu kembali menatap wajah Gave dengan tatapan penuh tanya.
" Korea? Kau ingin berjalan jalan ke negara itu?"
" Tidak, aku ingin menetap di sana dan bukan hanya tinggal sementara."
" Apa? Gave kau tak berencana meninggalkan kami diam diam bukan, apa maksudmu kau ingin menetap di sana?"
" Tentu saja tidak, hanya saja aku pernah membayangkan bagaimana rasanya tinggal di sebuah negara dengan 4 musim. Aku pikir itu akan sangat menyenangkan untuk tinggal di sana Kak."
" Menyenangkan apa, satu hal yang aku tahu jika kau tinggal di sana kau harus punya banyak baju dan di sesuaikan dengan banyak musim. Apa yang menyenangkan dari itu."
Gave tersenyum tipis mendengar ucapan Daisy, pria manis itu masih menatap brosur di depannya.
" Aku ingin merasakan bagaimana aroma bunga yang mengembang saat di musim semi, bagaimana indahnya jalan saat bunga bunga itu menjatuhkan kelopaknya di musim gugur, dan kau tahu Kak aku bisa bermain salju sepuasnya saat musim dingin tiba juga aku bisa menikmati matahari senja saat musim panas tiba...Kau tahu, bahkan pasti akan sangat menyenangkan berjalan pelan setelah pulang bekerja sembari menghirup aroma berbeda saat musim berganti...bukankah itu menyenangkan Kak."
Daisy mengernyit heran, wanita itu mendekat dan menatap tajam ke arah Gave yang saat ini masih terus terpaku di sana.
" Katakan Gave, apa terjadi sesuatu? Apa Milan memperlakukanmu dengan buruk hingga kau ingin pergi?"
" Tidak...tidak bukan begitu, Tuan Milan dan keluarganya sangat baik padaku. Tidak mereka bahkan sangat baik sekali, hanya saja aku ingin melihat bintang di negara itu Kak."
" Hanya itu? Bukankah bintang di sana akan sama saja dengan di sini, lagipula apa kau sangat menyukai bintang?"
" Ya, aku sangat menyukai mereka. Bintang terlihat bersinar indah seperti ibuku, karena itu aku ingin seperti edelweiss."
" Edelweiss? Bukankah itu bunga yang tumbuh di atas gunung? Apa hubungannya bintang dengan bunga itu."
" Edelweiss tumbuh di atas gunung, tempat tertinggi dimana dia bisa menatap bintang lebih dekat. Bahkan dia akan di sapa pertama kali saat matahari terbit, benar bukan Kak. Meski terlihat rapuh dan kecil namun bunga itu tetap saja terlihat cantik meski sudah layu, bukankah itu sepadan dengan sinar bintang yang cerah Kak."

KAMU SEDANG MEMBACA
Edelweiss (Diterbitkan)
FantastikLika liku kehidupan Gaveesha dalam mengenal arti sebuah cinta dalam hidupnya, sebuah cinta yang bahkan hadir pada sosok orang yang tak seharusnya dia impikan membuatnya kembali mengalami luka terdalam di hatinya, Milan. Terlepas dari pernikahan yang...