Milan menghela nafas pelan, sejak semalam matanya hanya menutup namun dia tak kunjung bisa tertidur. Bahkan setiap kali dia membuka matanya air mata terus saja akan kembali keluar, Milan terkesan cengeng.
Namun dia tak perduli, rasa sakit di hatinya bahkan tak juga mereda meski dia sudah hampir menguras air matanya. Dalam pelukannya Gave tertidur pulas dengan wajah cantiknya, seakan tak ada lagi rasa sakit yang bisa meruntuhkannya.
"Bagaimana dia bisa menyiksa pria secantik dirimu Gave."
Milan terus bergumam, otaknya tak habis pikir dengan apa yang selama ini Chandra lakukan pada sosok Gave saat pria itu masih menjadi istrinya.
Milan menghembuskan nafas pelan, dia tak bisa terus seperti ini. Dia harus tidur dan memikirkan kembali apa yang harus dia lakukan pada Chandra, satu yang pasti sekarang dia tak akan menyia- nyiakan waktunya untuk memeluk Gaveesha.
"Cari tahu semua tentang Chandra, Bri."
"Untuk apa? Kau tidak akan mengusut masa lalu Gave bukan, Milan aku..."
"Lakukan saja, dengar aku tidak ingin kau melewatkan sekecil apapun tentangnya. Dan urus semua hal terkait perceraianku dengan baik."
Milan menutup teleponnya, matanya menatap tajam sebuah kaca kamar mandi yang sudah pecah sejak semalam karena kemarahannya.
"Kau harus membayar setiap luka yang kau berikan pada istriku, Chandra."
Milan melangkah keluar, menatap sosok Gave yang saat ini tersenyum padanya. Pria manis itu bahkan merentangkan lebar kedua tangannya saat ini membuat Milan bergegas memeluk sang istri.
"Kakak sangat harum, aku suka..."
"Kalau begitu cepat mandi, aku sudah menyiapkan air hangatnya untukmu. Dan Gave, bisakah kita bicara setelah ini..."
Gave melepaskan pelukannya, mengangguk pelan dan mulai membuka selimut. Pria manis itu melangkah perlahan dengan bagian tubuh atas yang terbuka memperlihatkan punggung yang penuh dengan bekas luka cambukan, membuat Milan kembali mengepalkan tangannya menahan amarah.
"Bajingan itu mengirimiku sebuah video saat kau pergi dariku sayang."
Gave menghentikan langkahnya, pria manis itu kembali menatap sosok Milan yang saat ini menundukkan kepalanya.
"Video? Kak...tidak, ini alasanmu menghentikan semuanya semalam Tuan? Kau..."
"Kenapa itu yang kau pikirkan saat ini Gave? Aku menghentikan semuanya semalam hanya karena aku benci melihat tanda sialan di punggungmu itu."
"Itu artinya kau juga membenciku bukan...kau sudah melihatnya bukan, kau melihat bagaimana pelacur sepertiku menggoda mereka. Dan sekarang aku melakukan itu padamu, aku..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Edelweiss (Diterbitkan)
FantasyLika liku kehidupan seorang pria manis dalam mengenal arti sebuah cinta dalam hidupnya, sebuah cinta yang bahkan hadir pada sosok orang yang tak seharusnya dia impikan membuatnya kembali mengalami luka terdalam di hatinya. Terlepas dari pernikahan...