END 37

81 7 6
                                    

Book menatap wajah pria itu, jarinya mengetik kata sandi pembayaran tanpa berpikir. Dia memasukkan kata sandi yang salah dua kali berturut-turut, hingga muncul pesan yang menanyakan apakah dia lupa kata sandinya, Book terbangun seolah-olah dari mimpi.

"Sudah dibayar?" Pria itu agak tidak sabar, mendesaknya.

Book menelan ludah dan berkata dengan suara rendah, "Sudah dibayar, tiga Baht."

Book mengambil air yang dibelinya dan masuk ke mobil. Ada beberapa menit hening. Air mineral di lemari es di musim dingin sangat dingin, dan dia menaruh air mineral yang dibelinya di laci dasbor tanpa membukanya untuk menyesapnya.

Force menyalakan kembali mobil dan melaju menuju jalan utama yang kosong. Namun, setelah melewati dua persimpangan, dia merasakan bahwa suasana hati Book agak tidak enak.

"Ada apa? Kamu tampak linglung," tanya Force. Book menoleh untuk menatapnya, ragu sejenak, lalu berkata, "Kau tadi bilang kalau beberapa pertanyaan mungkin tidak ada jawabannya."

Force tidak tahu mengapa dia tiba-tiba mengungkit hal ini, "Apa maksudmu?"

"Jika aku memberimu kesempatan sekarang, bisakah kau mendapatkan jawaban?" tanya Book.

Nada suaranya membuat Force merasa ada sesuatu yang terjadi. Force dengan ringan menginjak rem, memperlambat mobil, dan melihat ke depan, bertanya, "Kesempatan apa?"

Book meletakkan teleponnya di konsol tengah, "Apa nama panggilan ayahmu Narin?"

Hampir seketika, Force menginjak rem, dan roda-rodanya berdecit keras di tanah. Lima detik kemudian, mobil sport biru tua itu berhenti di pinggir jalan yang sepi. Dia menatap Book dengan tidak percaya, "Bagaimana kau tahu?" Dia hanya menyebutkan kenangan sporadis tentang orang tuanya kepada Book, tidak pernah menyebutkan nama atau penampilan mereka. Book menarik napas dalam-dalam, lalu menyalakan layar ponselnya, menampilkan tangkapan layar pembayaran dari toko kecil tempat mereka baru saja masuk.

Force meliriknya dan membeku di tempat.

"Mungkinkah itu nama yang umum?" Reaksi pertamanya adalah, "Seharusnya ada banyak orang dengan nama seperti itu."

Book menggelengkan kepalanya dan dengan lembut menyentuh hidungnya sendiri, "Dia sangat mirip denganmu."

Mobil itu menjadi sunyi, dan napas Force menjadi tidak teratur. Book memperhatikan sedikit kemerahan di sudut matanya dan terdiam, menemaninya dalam keheningan.

Tiba-tiba, sebuah truk berat lewat di samping, membuat suara keras. Truk itu perlahan menjauh, meninggalkan debu yang beterbangan.

Force tiba-tiba menyalakan mobil, memutar setir dengan tajam, dan mobil itu berputar sepenuhnya, melaju kencang ke arah yang berlawanan.

Book terkejut dengan perubahan mendadak ini dan dengan cepat mengencangkan sabuk pengamannya. Force tidak berbicara tetapi terus melaju, melewati persimpangan dan meninggalkan jalan sepenuhnya.

Force akhirnya melirik kaca spion di luar. Pria itu tampaknya masih berdiri di pinggir jalan, tetapi telah berubah menjadi titik hitam yang kabur.

Saat matahari terbenam, jalan itu berangsur-angsur menghilang menjadi gelap. Itu seperti dunia lain yang telah sepenuhnya tertutup.

Mobil kembali ke kecepatan yang stabil, dan pepohonan di luar jendela perlahan berlalu.

Perasaan Book akhirnya tenang, dan dia berbalik untuk bertanya, "Ada apa? Tidakkah kamu ingin turun dan menemuinya?"

Bibir Force agak kering. Dia melihat ke depan dan berkata, "Aku tidak ingin tahu jawabannya lagi."

"Aku tidak ingin lagi," ulangnya.

✅[BL] Your Cosy Touch (ForceBook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang