6. Tipe sihir

9.6K 1K 27
                                    

Halooooo!

Seperti biasa sebelum membaca tekan bintang dulu❤

Typo tandai!
.
.
.
.
.
.
Emilo menggigit salah satu mainanya sambil melihat ke arah sang ayah yang masih asik mengobrol dengan seseorang yang tak ia kenal.

"Dadaaa! buahhh buuuuu," bayi itu mulai mengoceh dengan bahasa bayi yang tak dimengerti oleh siapapun kecuali dirinya sendiri.

Tak lama kemudian seorang pria asing lantas menghampirinya yang memang sedang berada di dalam box bayi. Pria asing itu yang mengobrol dengan ayahnya sedari tadi.

"Berkah dan keagungan bagi penerus kekaisaran damaskus." pria berjubah putih dengan lambang pilar tinggi dan tombak itu lantas memberi hormat pada Emilo.

Baby Emilo tidak mengerti apa yang akan di lakukan paman berjubah itu, Emilo hanya bisa memandang pria asing itu dengan tatapan mata polosnya yang jernih.

"Dada!" Bayi gendut itu lantas menawarkan mainan yang habis ia gigit pada si pria asing  (Uncle mau? ni hadiah dali Milo tolong ambil!)

Beramah tamah pada tamu merupakan tindakan terpuji. Jadi Emilo akan berbagi mainan bekasnya sedikit.

Si pria berjubah tersenyum, ia lalu mengambil boneka yang di berikan Milo padanya. Boneka itu penuh air liur bayi, namun si pria tetap mengambilnya karena takut dengan tatapan tajam Alaric yang sedang menatap punggungnya saat ini. Ia rasa tak lama lagi punggungnya pasti akan memiliki lubang.

"Terimakasih hadiahnya pangeran, perkenalkan nama saya adalah Atlas Amari, saya adalah penyihir menara yang bertugas membentengi kekaisaran damaskus. Saya disini untuk mengecek tipe sihir anda."

Mata imut Emilo membulat uwah sihir? Ia punya sihir keren! "Dada." Balita itu lantas merentangkan tangan pada Altas si penyihir menara meminta gendong. (Tolong pelikca Milo uncle!) baby Emilo rupanya tidak sabar mengetahui apa tipe sihirnya! apakah sihirnya adalah sihir hebat seperti super hero?

Atlas menunduk ingin meraih tubuh gendut itu. Namun Emilo lebih dulu di gendong oleh Alaric.

"Biar aku saja yang menggendongnya." Alaric kembali menatap tajam Atlas dengan pandangannya yang menusuk. Overprotektif sekali ayah tampan satu ini.

Atlas hanya tersenyum kaku seraya membatin dalam hati. 'Salahku di mana hiks kenapa Yang mulia menatapku begitu tajan sedari tadi, seakan aku telah mengambil salah satu permatanya.'

"Mulailah mengecek."

"Baik yang mulia." Atlas lantas meraih jemari gendut Emilo.

"Gwaa?" (Apa yang akan uncle atlac lakukan ayah) Emilo memandang sang ayah dengan tatapan tidak mengerti.

"Dia akan mengambil darahmu rasanya tidak akan sakit hanya seperti di gigit serangga." Alaric tersenyum sembari mengelus rambut putranya.

Penyihir menara itu kemudian mengeluarkan jarum perak dari balik jubahnya. Emilo yang melihat itu terkejut, bayi gendut itu lalu mulai menangis. Trauma masa lalu tentang ke tidak sukaannya pada jarum membuat Emilo sangat ketakutan.

"Bububuahhhh huwaa buuubu gwahhh!" (Ayah tulunkan Milo, Milo tidak mau di cuntik huwaa Milo mau kabull ayah!)

"Cepat lakukan!" Seru Alaric pada Atlas yang terlihat bingung ingin melakukan pekerjaannya atau tidak karena pangeran kecil damaskus yang menangis. Lagi-lagi ocehan tidak jelas juga keluar dari mulut bayi itu.

"Baik yang mulia...maafkan saya." Atlas dengan cepat menusukkan jarum perak itu pada tangan gembul Emilo, sembari mengabaikan tangisan si kecil.

Jika saja seluruh istana lavender tak di lapisi sihir sudah pasti semua barang-barang akan pecah dan yang paling buruk istananya akan hancur karena tangisan Emilo. Bayi titan itu benar-benar sangat kuat.
.
.
.
.
.
.
Bunyi goresan tinta yang menggores sebuah kanvas putih,  begitu terdengar di ruangan yang sunyi itu. Terlihat di tengah-tengah ruangan itu seorang laki-laki tampan yang berambut kuning keemasan tampak sibuk dengan tumpukan lembar document.

Baby TitanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang