29. Penipu kecil.

4.9K 851 159
                                    

Halooo!

Untuk menghargai penulis tekan bintang dulu sebelum membaca!

Terimakasih❤⚘
.
.
.

Melihat putra bungsunya terbaring di ranjang, perasaan Alaric menjadi kalut, pikiranya seketika berkecamuk. Kenapa sang putra bisa mengeluhkan perutnya sakit seperti itu. Alaric hampir melemparkan mantra sihir pada koki istana jika putra pertamanya tak menenangkannya dengan kata-kata lembut.

Healer mendekat untuk mengucapkan sesuatu setelah selesai memeriksa pangeran bungsu,"yang mulia pangeran Emilo baik-baik saja, saya sudah memeriksanya tak ada hal yang patut di khawatirkan."

"Lalu kenapa putraku mengeluh sakit perut seperti itu?" Alaric berkata rendah, teringat bahwa tadi putranya seperti menahan sakit yang teramat sangat hingga membuat tubuh bulat itu jatuh ke lantai.

"Asumsi saya pangeran Emilo terlalu banyak makan sehingga perutnya menjadi sedikit kembung dan sakit."

"Baiklah kau boleh pergi," Alaric segera mengusir healer yang baru saja memeriksa putranya dan healer itupun segera pergi dari sana setelah mengucapkan salam.

"Hahh. Ku kira terjadi sesuatu pada Roti mentega, dia membuat kita semua kalut saja." Vanderson menghela nafas dia mendekat ke arah ranjang tempat Emilo berbaring lalu samar-samar Vanderson mendengar dengkuran halus dari balita gembil itu.

"Sepertinya dia tertidur?" Adelio berkomentar pangeran tampan itu membaringkan badanya ke sebelah ranjang Emilo, Adelio berniat tidur karena melihat ranjang empuk tempat adiknya berbaring. Namun baru saja Adelio ingin membaringkan diri pemuda itu sudah lebih dulu di tarik oleh Erico.

"Kakak kenapa menarikku?!" protesnya.

"Biarkan dia tidur," ucap Erico.

Kriet...

Pintu terbuka terlihat Daeva masuk ke dalam kamar, sang ratu dan putranya Jonathan menyusul Alaric sampai ke istana lavender. bukan karena mereka cemas namun karena Daeva ingin membicarakan sesuatu yang sempat terpotong tadi sebab insiden putra bungsu Alaric yang mendadak sakit.

"Yang mulia mengenai pembicaraan ta--"

"Daeva sekarang aku lelah apa kau mengerti?"

Daeva mengertakan gigi namun perempuan itu tidak protes, "baik yang mulia."

"Ayah adik sakit apa?" Jonathan tiba-tiba masuk ke dalam obrolan. Dia bertanya seolah-olah khawatir dengan keadaan Emilo pangeran ke empat itu bahkan mendekat ke arah ranjang dan ingin meletakkan tangannya pada dahi Emilo.

Grep!

Tangannya tiba-tiba di cekal oleh Vanderson yang memang sedang berada di dekat ranjang.

"Kakak kenapa memegang tanganku aku ingin menyembuhkan adik dengan kekuatan saintes supaya adik cepat sembuh." Jonathan tersenyum dengan senyum malaikatnya.

"Adik hanya kekenyangan makanya dia sakit perut dan dia tidur sekarang jadi tidak ada yang perlu di khawatirkan, kalau Jonathan memegang dahi adik dia akan terbangun nanti," Vanderson memberi pengertian.

"Em, begitu yah kak baiklah." Jonathan kemudian menarik tangannya. "Nathan berharap adik cepat sembuh," Perkataan Jonathan terdengar begitu murni seperti seorang kakak yang memang mengkhawatirkan adiknya.

Baby TitanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang