12. Selamatkan para kelinci.

7K 848 33
                                    

Halooo!

Tekan bintang dulu sebelum membaca!

Terimakasih🙌😘

Typo tandai!
.
.
.
.
.
Erico adalah pangeran kekaisaran damaskus yang merupakan ahli sihir alkemis terbaik yang mempunyai otak cerdas. Dibanding dengan Vanderson yang lebih menguasai sihir berpedang dan Adelio yang menguasai sihir ilusi. Erico cenderung menguasahi ilmu alkimia. Oleh sebab itu Alaric selalu menyuruh Erico untuk mengerjakan laporan-laporan dan mengurus berbagai hal di kerajaan mengingat betapa cerdasnya anak itu.

"Kak Elicooo!" Emilo berlari dari istana rafflesia ke istana alpen rose. Ia berteriak memanggil sang kakak.

Erico berkacak pinggang di depan pintu. Ia tau adiknya belum ganti baju yang berlumuran darah kelinci dan malah kabur entah kemana. "Kenapa lari-lari, kalau jatuh bagaimana? ayah akan marah nanti lalu kakak yang akan disalahkan."

"Hehe.. Milo minta maaf, kalau ayah malah tendang caja palana kakak," Emilo lantas memberi usulan yang cukup aneh.

"Hei tidak baik memukul kepala seorang pemimpin," Erico berusaha menasehati adiknya.

"Kakak calah Milo bahkan pelnah menendang wajah ayah kalena tlantlum dan ayah tidak hukum Milo." seingatnya, dirinya pernah secara tidak sengaja menendang wajah sang ayah karena menangis sembari menendang-nendangkan kaki pada usia enam bulan dan Alaric malah tertawa karena hal itu dan tidak marah sama sekali.

Karena yang menempati tubuh bayi Emilo waktu itu adalah roh balita usia tiga tahun dalam kehidupan sebelumnya, sudah pasti ia mengingat akan kejadian-kejadian kecil yang Emilo lakukan waktu masih bayi.

"Sudahlah ayo bersikan tubuhmu dulu..." Erico lantas menggendong tubuh berlemak itu menuju kamar mandi tanpa mendengarkan usulan yang agak aneh itu.

"Kakak mana tuan kelinci?" Emilo berusaha mengedarkan pandangan untuk melihat ke sekeliling.

"Dia sedang tertidur, kakak akan melepaskannya ketika keadaanya membaik."

"Cukullah kalau tuan kelinci cudah baikkan."

'Pssstt tuan jangan lupa rencana kita...' Alopex berbisik ke arah Emilo.

Emilo hanya mengangguk, ia tidak lupa akan rencananya meminta sedikit dari sesuatu yang hanya kakak pertamanya itu miliki.

"Kak Lio kemana kakak? Milo tidak lihat?" Emilo lagi-lagi bertanya, kali ini si gembul itu menanyakan keberadaan kakak ketiganya yang tak terlihat di manapun.

"Dia merajuk karena kau memukulnya makanya ia pergi ke istananya sendiri. Adelio bilang dia punya banyak coklat tapi tak mau membaginya denganmu karena kau nakal."

"Dacal pelit..."

"Makanya jangan mengganggu kakakmu yang sedang tidur." Erico mengacak lembut rambut sang adik. Ia juga sedikit menasehati bayi gembul itu.

"Kak Lio cih cuka teltidul di manapun dan culit cekali di bangunkan." Emilo cemberut ia mulai menggembungkan pipi tidak terima di katai nakal.

Melihat adiknya yang setengah merajuk Erico menjadi sedikit tertawa."Adelio hanya sedang berlatih.."

"Bellatih apa kakak?" Emilo memandang penasaran ke arah Erico. Ia juga ingin berlatih tetapi hal apa yang bisa di latih jika seseorang dalam ke adaan tertidur? Emilo cukup penasaran.

"Berlatih menjadi seorang pemalas haha. Akhhh!" Erico berteriak keras karena adiknya itu menjambak rambut pirangnya cukup keras. Emilo rupanya cukup kesal karena mendengar jawaban konyol dari mulut Erico. Dasar bayi!
.
.
.
.
.
"Nah sudah selesai adik kakak sudah sangat tampan." Erico selesai memakaikan baju pada badan bulat adiknya. Ia tak memanggil pelayan karena takut si gembul akan menyakiti mereka secara tidak sengaja. Bisa saja Emilo tantrum secara tiba-tibakan. Erico hanya berusaha meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan.

Baby TitanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang