35. Rencana gembul (ll)

4.9K 910 78
                                    

Holaaa!

Untuk menghargai penulis tekan bintang dulu sebelum membaca!

Terimakasih⚘❤
.
.
.
.

Balita gendut itu memeluk buku ibunya erat-erat, "Milo pacti akan bongkal kejahatan meleka..." Matanya sudah berkaca-kaca, Ia ingin mengadu pada ayah dan kakak-kakaknya seperti anak kecil lain ketika di timpa sebuah masalah. Emilo juga ingin bercerita. "Hic...hic huaaa!"

Emilo tau bahwa akan seperti ini, semua ada hubungannya dengan rencana Ratu serta keluarga Alan, ia tau bahwa bangsa Titan hanya korban karena dirinya dan Alopex sudah menduga, namun ketika ibunya yang bercerita dalam buku diarynya entah kenapa hatinya ikut sakit seolah Emilo ada di sana juga dan merasakan penderitaan bangsa titan karena kesalahan yang bahkan tak pernah mereka lakukan.

"Tuan jangan menangis." Alopex menjadi sedih telinganya layu melihat wajah muram Emilo. Sungguh berat beban yang di tanggung balita gendut yang menjadi tuannya ini.

"Apa pellu Milo bagi tau kakak dan ayah Foci? hic.. hic!" Pipinya yang lumer memerah karena tangisan itu. Emilo sudah seperti seorang bayi yang baru terkena sebuah penindasan.

"Jangan setidaknya bukan sekarang tuan, seperti kata anda mereka semua akan kabur jika kita mengungkapnya sekarang. Saya tau anda adalah anak yang kuat."

Emilo mengusap lelehan air mata di pipinya, Alopex si rubah benar!

"Foci jangan bialkan uncle Bellic dan cemuana yang tellibat kelual dali wilayah ni walau ingin cekalipun." Belric walaupun masih keluarga ia termasuk ke dalam daftar Emilo, orang yang berniat jahat pada keluarganya, tidak akan Milo lepaskan walau itu sepupu kaisar dan pamanya sekalipun.

"Baik tuan!" Alopex menyetujui perintah Emilo.

"Ayo jalankan lencana celanjutna!"

Alopex mengangguk kemudian melihat denah ruangan itu dengan teliti."Tuan denah ruangan ini sepertinya tidak asing,"

"Makcudna?"

"Ini seperti tempat ruang bawah tanah itu!"

Emilo menatap lekat denah ruanganya namun mata balitanya tidak bisa membaca peta atau denah ruangan. Emilo kecil masih buta arah!

"Foci Milo buta alah," Balita itu terlihat mengeluh. "Milo benal-benal payah!" balita itu seketika ingin menangis lagi.

"Saya akan selalu di sisi anda tuan, tenang saja tak perlu khawatir, jika anda tak bisa membaca denah ini maka saya bisa membacanya." Alopex tersenyum hidung rubahnya ia duselkan ke perut Emilo berusaha menghibur bayi titan itu.

"Hehe geli! Foci telimakacih cudah belada di camping Milo yah." Emilo mengangkat Alopex yang bertingkah seperti anak anjing kemudian memeluknya dengan lembut.

"Saya akan selalu ada di samping anda tuan karena itu adalah tugas saya." Alopex menatap Emilo dengan pandangan lembut, jika semuanya berakhir apakah ia akan kembali ke heaven? rasanya berat sekali meninggalkan bayi berlemak itu. Setidaknya Alopex ingin melihat Emilo tumbuh dewasa. Apakah permintaanya berlebihan?

***

Di luar kamar Emilo

"Putraku di mana?" Alaric tiba di istana lavender malam sekali, dia mendadak teringat putra gembulnya, entah kenapa Alaric merasa ada sesuatu yang terjadi pada Emilo perasaannya tidak enak.

Baby TitanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang