23. Menemukan sesuatu.

5.4K 852 76
                                    

Holaaa!
Untuk menghargai penulis tekan bintang dulu sebelum membaca⚘

Terimakasih⚘❤
.
.
.
.
.

Bunyi tapak kaki kuda dan suara kereta kuda membelah jalan pada siang hari itu, rombongan kereta istana dengan lambang kekaisaran damaskus melewati jalan dengan rapi, para penduduk Eldoria seketika memberi hormat saat kereta kuda kekaisaran lewat di hadapan mereka.

"Apa kau senang?" Alaric membuka obrolan, dengan penuh kasih sayang Alaric membubuhkan kecupan pada pipi gembil lumer serta tumpah itu.

"Um tentu caja, ni peltama kalina Milo pelgi ke kuil ayah!" Emilo tersenyum, seperti biasa tangan gendutnya akan memainkan anting perak Alaric.

"Tapi ayah heran, kenapa putra ayah tak meminta pergi ke tempat lain? putraku malah ingin pergi ke sebuah kuil?" Kemarin Emilo tiba-tiba merengek dan mengajaknya mengunjungi kuil keluarga Alan, akhirnya untuk memenuhi keinginan sang putra mau tidak mau Alaric menbatalkan semua jadwal pertemuan serta rapatnya, sebagai gantinya ia mengutus Erico untuk melakukan semua tugasnya itu.

"Milo hanna ingin beldoa ayah meminta pelindungan pala dewa dan dewi," Alopex bersorak ketika mendengar jawaban Emilo, tuannya ini pintar sekali mencari alasan.

Setelah percakapan ringan itu, Emilo kemudian naik ke atas tubuh Alaric untuk mengintip dari balik bahu sang ayah, Emilo mencoba melihat kebelakang kereta kuda, muka bulatnya yang lucu seketika cemberut.

'Napa olang tu ikut juga, ganggu lencana caja!" Emilo mulai membatin, mata ungunya lurus menatap belakang, pipi gembil itu ia tekankan pada bahu sang ayah mulut kecilnya sibuk manyun. Moodnya sedikit tidak baik.

Terdapat dua kereta kuda yang membawa Emilo dan Alaric serta satu kereta lagi milik Daeva dan Jonathan di belakang sana. Entah kenapa kedua orang jahat itu ingin ikut saat Alaric pergi mengunjungi kuil keluarga Alan mungkin karena Alan Smith adalah ayah dari sang ratu makanya keduanya ingin ikut, Alopex berkata bahwa Emilo harus lebih waspada.

Beberapa menit setelah berkendara di jalan, kereta kekaisaran itu pun akhirnya berhenti tepat di depan sebuah kuil megah, Emilo yang berada di gendongan Alaric berdecak kagum, bagaimana tidak kuil dengan gaya asitektur yunani yang sangat indah dan memanjakan mata. Terdapat sebuah taman panjang di kanan serta kirinya, sebuah air mancur di tengahnya juga menambah gaya mewahnya tersendiri. Emilo berdecak kagum ia baru pertama kali melihat kuil dan Emilo akui kuil di depannya benar-benar sangat indah.

"Kuilna baguc cekali ayah," ucapnya pada Alaric, tapi tunggu walau kuil ini indah kenapa Emilo merasa tak tenang.

"Kita akan menemukan jawabanya ketika sudah masuk ke dalam tuan," menyadari kebingungan dalam hati tuan kecilnya Alopex segera berucap, memang ada yang tidak beres dengan kuil ini. Mata Alopex lantas teralih pada ratu dan putranya yang seperti ingin menghampiri Emilo.

Jonathan dan Daeva keduanya menghampiri Alaric setelah turun dari kereta kuda, tatapan mereka jelas amat tidak suka ke arah Emilo, namun bayi gendut itu abai ia lebih memilih mengeluarkan dan memakan biskuit yang memang ia taruh di kantung bajunya.

"Yang mulia, selamat datang di kuil kami." Alan Smith keluar dengan beberapa orang untuk menyambut sang kaisar. "Suatu kehormatan yang mulia berkunjung kemari," pujinya seraya menampilkan senyuman.

"Hm." Alaric mengangguk sambil tetap bermuka datar, entah kenapa ia sedikit tidak suka dengan ayah mertuanya itu.

"Salam ayah..." Daeva mengucapkan salam pada Smith, Smith pun mengangguk untuk membalas sapaan putrinya.

"Kakek!" Jonathan lari ke arah kakeknya, ia berhambur ke pelukan pria tua itu.

"Cucuku..." Smith lantas memeluk cucu tersayangnya.

Baby TitanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang