26. Satu persatu perlahan terungkap.

5.6K 803 77
                                    

Haloo!

Untuk menghargai penulis tekan bintang dulu sebelum membaca terimakasih❤⚘

Typo tandai!

DOUBLE UP LUNAS!
.
.
.
.

Emilo merogoh sakunya mencari sebuah minuman penetral sihir. Balita itu terbiasa meminum ramuan penekan sihir dari Erico jadi Emilo akan menetralkan sihirnya kali ini agar kondisinya powerfull.

Gluk, gluk! Emilo segera meminum ramuan penetral sihirnya dan membuang botol itu hingga mengenai kepala Alopex

"Tuan dia berbahaya biar saya sa--" Kata-kata Alopex tercekat ketika Emilo lebih dulu berlari ke arah anjing besar itu.

"AYOOO BELTALUNG HEWAN MANIC!" teriak balita gendut itu, suaranya yang cadel seketika membelah hutan. Emilo bertekat ingin menjadikan cerberus hewan peliharaan setelah dulu dirinya gagal memelihara seekor naga.

GWARRRR! Cerberus berusaha melilit tubuh balita itu dengan ekor ularnya.

Namun Emilo lebih dulu menginjak tanah di bawahnya hingga muncul sebuah retakan, pecahan retakan itu perlahan menjalar ke area tempat cerberus berdiri hingga tanah yang menompang anjing besar itu retak dan hancur lalu menjatuhkannya ke dalam tanah.

GWARRR! cerberus marah dan melompat keatas, anjing besar itu ingin mencabik Emilo dengan cakarnya yang tajam namun lebih dulu Emilo menghindar dan menendang tubuh besar anjing neraka itu, hingga cerberus melayang dan menabrak pohon-pohon hutan sampai beberapa ratus meter.

Tidak hanya itu saja Emilo bahkan mulai menghampiri cerberus yang terlihat kualahan dan mulai memegang salah satu kepalanya untuk ia lempar tubuh anjing berkepala tiga itu ke tanah berkali-kali.

Alopex terbengong melihat pemandangan itu, "benar juga dia kan kuat untuk apa aku menghawatirkannya." Alopex memilih tiduran di atas pohon sembari mengunyah ujung ranting kering sambil melihat Emilo bertarung.

GWARRRRR! merasa kesal dengan tindakan Emilo Cerberus mulai mengeluarkan api neraka dari dalam mulutnya.

Emilo yang melihat itu lantas menghirup semua udara di sekitarnya agar masuk ke dalam tubuhnya hingga tubuh balitanya membesar seperti bola raksasa yang terisi banyak udara.

Merasa badannya sudah penuh udara dengan cepat Emilo meniup api itu, hingga serangan ceberus berbalik arah. "CELANGAN UDALA DALI BOLA MILO BLUMMMMM!"

Duarrr! Bola api itu meledak dan mengenai cerberus sendiri.

Tubuhnya lantas mengecil kembali Emilo menyerang cerberus berkali-kali dengan tinjunya hewan besar itu juga beberapa kali melempar tubuh balita itu ke udara hingga Emilo harus merasakan kerasnya tanah karena di jatuhkam berkali-kali.

"Hahaha celuuu!" ucap Emilo ketika dirinya melayang di udara karena di lempar oleh Cerberus.

Bruk! Tubuh bulat Emilo lagi-lagi jatuh ke atas tanah namun si gembul itu malah berlari lagi kearah Cerberus untuk menggigit salah satu kakinya.

"Benar-benar bayi yang tidak waras," comentar Alopex melihat Emilo yang begitu menikmati pertarungan.
.
.
.
.
.
"Milo mau bawa celbeluc ke ictana!" Emilo dengan badan kotornya yang penuh tanah menatap Alopex marah. Pertarugan telah selesai dan di menangkan oleh Emilo karena balita gembul itu berhasil mengikat kepala cerberus yang berjumlah tiga menjadi satu.

Baby TitanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang