17. Cerdik!

7.1K 897 52
                                    

Halo!

Untuk menghargai penulis tekan bintang dulu sebelum membaca.

Terimakasih❤

TYPO TANDAI!
.
.
.
.

Jonathan mendekat dengan senyum malaikatnya. Sekilas jika orang melihat maka ia akan di sangka anak dewa yang turun dari langit ditambah dengan kekuatan healingnya. Mata bewarna biru dan rambut keperakannya juga menjadi nilai tambahnya.

"Hei adik kau lelahkan kakak bawakan teh lemon segar untukmu." Jonathan dengan penuh senyuman mulai menghampiri Emilo yang memandang dirinya dengan tatapan sedikit heran.

"Kakak cedang cakit?" Tanya Emilo dengan sedikit heran. Pasalnya mereka hanya bertemu di pesta ulang tahun Jonathan selebihnya ia tak bertemu dengan anak itu lagi karena Jonathan harus menghabiskan waktunya di dalam kamar sebab sakit akibat keracunan oleh sesuatu.  Lantas ada apa dengan anak ratu jahat ini? kenapa ia tiba-tiba datang lalu menawarinya minuman.

Jonathan tertawa,"Haha kakak tidak sakit, hanya saja kakak melihatmu seperti tampak kelelahan jadi kakak kemari untuk memberimu segelas teh lemon segar, kau sedang latihan kan?"

Emilo tak lantas mengambil minuman itu ia hanya memandang Jonathan dengan tatapan menyelidik. 'Benal-benal menculigakan,' batin Emilo, si gendut itu bahkan memandang Jonathan dengan tatapan curiga. Sekilas Emilo nampak seperti seorang detektif cilik.

"Tuan, jangan minum itu! Saya merasakan sesuatu yang tidak biasa dalam minuman itu sepertinya telah di campuri oleh sesuatu tetapi saya tak tahu itu apa," Alopex juga memandang Jonathan dengan tatapan memicing. Ia segera memperingati Emilo.

'Uwah benalkah pantac caja tingkah pcikopat ni cangat aneh dan menculigakan.'

Jonathan menatap ke arah Emilo yang terdiam."Adik kenapa termenung seperti itu, apa kau tidak mau minum minuman dari kakak? menolak pemberian orang itu tidak baik." Jonathan berusaha membujuk Emilo.

Emilo seketika tersadar dari diamnya, balita itu diam karena ia sedang berbicara dengan Alopex si rubah tak terlihat.

Alopex kemudian memandang tak suka ke arah Jonathan, ia lantas terpikirkan sebuah ide. "Tuan terima saja minuman itu, tetapi jangan diminum lalu larilah menjauh bilang saja kakak anda pangeran Erico tengah memanggil anda." Alopex memberi usul rubah itu berubah dalam bentuk lebih mini untuk betengger di bahu Emilo dan berbisik tepat di telinganya.

'Jadi Milo haluc berbohong? Ide yang baguc!' Emilo kemudian mengangguk mengerti. 'Belbohong demi kebaikan tu di pelbolehkan! iyakan Foci?'

"Um, benar. Tuanku memang pintar!" puji Alopex.

Emilo dengan muka tersenyum mulai mengambil minuman yang Jonathan bawa untuknya. "Telimakacih kakak, kakak baik cekali hali ni."

Jonathan lantas diam-diam menyeringai melihat Emilo mengambil minumannya, ia kemudian tersenyum lebar. Emilo nyatanya tak menolak minuman yang di berikan sangat bagus, rencananya berjalan mulus membuat Jonathan sangat senang. "Cepatlah diminum adik, minuman itu bisa menghilangkan haus dan dahagamu," bujuk Jonathan sekali lagi.

"Baik Milo minum yah kakak," Emilo dengan gerakan lambat mulai mengarahkan gelas kaca berisi teh lemon itu kedepan bibirnya. Namun beberapa detik kemudian ia berhenti.

Baby TitanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang