37. Penemuan

4.8K 888 101
                                    

Haloo!

Tekan bintang dulu sebelum membaca terimakasih❤⚘

Typo tandai!
.
.
.
.

Shring! Wushh!

Bruk!

Emilo dan Alopex terlempar beberapa meter karena mereka berteleport dengan terburu-buru.
Alopex dengan tergesa menghampiri Emilo yang memeluk kotaknya dengan badan meringkuk.

"Tuan anda tidak apa-apa?!" tanya Alopex, mereka terlalu terburu-buru menghindari iblis itu hingga berteleport dengan sangat cepat dan menyebabkan guncangan hebat.

"Um, Milo tidak apa-apa jangan khawatil," Emilo lantas membuka lengannya yang tadi memeluk kotak misterius itu, "Foci ni kotakna kita belhacil." Emilo tersenyum ceria. Mengabaikan dirinya yang baru saja ingin di lahap iblis.

Alopex mengangguk, "Perlukah kita membukanya tuan? tapi sepertinya kotak itu terkunci dan tersegel."

Alopex memperhatikan kotak yang di pegang Emilo, kotak tersebut memiliki aliran sihir dan mark. Menandakan bahwa kotak yang mereka bawa memang tersegel agar tak di buka oleh sembarang orang kecuali pemilik asli.

Emilo menompang dagu dengan tangan gendutnya, si bulat terlihat berpikir."Apa pellu Milo hanculkan caja cupaya telbuka?" bayi itu sudah menghancurkan pintu dengan kepala sebelumnya. seharusnya cukup mudah jika hanya menghancurkan sebuah kotak kecil.

"Tapi bagaimana jika isi di dalamnya hancur juga? anda sangat kuat tuan sudah pasti bisa menghancurkan isi di dalamnya."

"Benal juga, lalu apa yang haluc Milo lakukan?" Emilo meremat rambut lebatnya, balita itu menggulingkan badan bulatnya ke lantai, Emilo sungguh pusing. Dia masih bayi dan akhir-akhir ini otaknya di suruh berpacu karena sebuah misi menuntaskan kejahatan.

Alopex berpikir sejenak, "Jika diperhatikan ini adalah segel darah," ucap Alopex sembari dengan lekat memperhatikan kotak itu.

Emilo lantas bangun setelah mendengar sesuatu yang tak ia pahami."Segel dalah tu makcudna apa Foci?"

"Segel yang hanya bisa di buka oleh orang yang memiliki darah yang sama dengan si pemilik asli."

"Bukana cemua dalah cama? walna meleka melah. Foci apa ada walna dalah belwalna pelangi. Coalna Olang-olang celing cebut Milo dalah bilu. Tapi cepeltina meleka cemua calah, walna dalah Milo tetap melah. Itu telbukti caat Milo jatuh dan kaki Milo cedikit mengelualkan dalah," Jelas Emilo panjang lebar. Apa warna darah memang seperti pelangi bermacam-macam makanya ada yang tidak sama? si gendut sama sekali tidak mengerti.

Alopex menepuk kepala berbulunya sambil menggelengkan kepala, "tuan maksud saya darah sama adalah darah itu dari satu keturunan misal ayah anda dan anda sendiri kan merupakan satu keturuan hal itu juga disebut satu darah."

Emilo berpikir sebentar berusaha mencerna perkataan Alopex. Beberapa menit kemudian matanya berbinar. "Belalti ketulunan ci kakek cecat tu--"

"Ratu Daeva/nenek cihil!" ucap mereka bebarengan.

Alopex berpikir sebentar,"tapi tuan sepertinya jika itu ratu Daeva sepertinya cukup sulit bagaimana jika kita ganti target saja."

Baby TitanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang