14. Tuduhan yang tidak berdasar.

7.4K 927 60
                                    

Halooo!

Tekan bintang sebelum membaca.

Typo tandai yah!
.
.
.
.

Daeva sedikit bergetar mendengar nada dingin Alaric. Para pelayan yang menyaksikan hal itu juga begitu panik, raut keheranan serta ketakutan tercetak jelas di wajah mereka semua.

Kenapa bangkai serta tulang belulang yang mereka bersihkan  tetap ada di tempatnya seolah tak pernah di sentuh, lalu apa yang mereka singkirkan sedari tadi jikalau sisa tulang belulang itu masih ada pada tempatnya.

Kepala pelayan terlihat bersujud di lantai memohon ampun,"yang mulia sepertinya ada kesalapahaman disini, semalam ada hewan buas yang kemari dan menyerang para kelinci-kelinci itu dan kami lupa membersikannya tolong hukum kami yang mulia," Kepala pelayan mencoba berbicara, dia sedikit berbohong karena melihat ratu mereka diam seolah bingung ingin mengatakan apa.

Alaric lantas membalikkan badannya dan memandang seluruh pelayan istrinya dengan datar serta tatapannya yang mengintimidasi, "Jika putra bungsuku tidak memberi tahukan kepadaku mengenai hal ini mungkin aku tidak akan tau dan benarkah hanya hewan buas? luka pada kelinci-kelinci yang mati itu terlihat terpenggal bukan karena hewan buas."

Kepala pelayan lagi-lagi meletakkan kepalanya di atas lantai ubin, bersujud dengan sangat kepada Alaric. "Ampun yang mulia kami sebetulnya tidak tau apa yang terjadi kami hanya mengasumsikan bahwa kelinci-kelinci milik pangeran kami telah di terkam hewan buas."

'Bedebah, kenapa ia begitu teliti?! Jonathanku harus baik-baik saja!' Daeva sedikit terkejut dengan analisa Alaric yang sungguh cermat. Ia dengan cepat berusaha memutar otak.

Daeva lantas menyeringai samar setelah mendapatkan ide yang menarik."Tunggu yang mulia putra bungsu anda kemari? saya pikir ini adalah kali pertamanya ia kemari mengingat anda selalu mengurungnya di istana lavender namun ternyata dugaan saya salah dan jika di pikir-pikir lagi bukankah putra bungsu anda berasal dari keturunan bangsa titan? mohon maaf jika saya tidak salah ingat bukankah bangsa titan adalah bangsa perusak. Apakah ini suatu kebetulan yang mulia?"

Mata Alaric yang mulanya datar makin menajam seiring dengan ucapan ratunya. "Jadi kau menuduh putraku?!"

Daeva menggeleng rautnya berubah sedih, "maafkan saya bila saya salah, tetapi kedatangannya bertepatan dengan kemalangan kelinci-kelinci milik putraku. Jika putraku tidak sakit mungkin saja ia akan menyembuhkan para kelinci-kelinci dengan kekuatan saintessnya. Apa ini karena kesialan atau kutukan. Mohon maaf yang mulia."

Alopex menggeram sembari menatap tajam Daeva.'Tuan bolehkah aku mencakar wajahnya?! Dia telah menuduh anda berbuat sesuatu yang tidak anda lakukan."

Emilo diam tidak berkata apapun. Ayahnya bilang tak baik menyela percakapan orang dewasa sehingga ia hanya bisa menurut dan mendengarkan percakapan sang ayah dengan ibu tirinya.

"Semua ini tidak ada hubungannya dengan putra bungsuku. Dia hanya mengadukan apa yang ia lihat!" sanggah Alaric.

"Yang mulia kenapa anda begitu mempercayainya dia bahkan masih amat kecil untuk bisa berbicara hal jujur."

"Jadi kau berpikir putraku berbohong!" Nada Alaric makin meninggi.

"Tidak hanya saja bangsa titan--."

"Kenapa kau selalu mengungkit sebuah ras! Kau secara tidak langsung menghina salah satu selirku!"

Kepala pelayan kembali mendongak,"Yang mulia maafkan saya bila menyela, tetapi kelinci milik pangeran kami juga semuanya telah hilang."

Baby TitanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang