25. Mulai mencari kebenaran.

4.9K 774 93
                                    

Halooo!

Untuk menghargai penulis tekan bintang dulu sebelum membaca.❤⚘

Terimakasih❤

Typo tandai!
.
.
.
.
.

Di dalam sebuah kamar terlihat seorang balita yang sibuk memasukan makanan ke dalam sebuah ransel kecil hingga tas yang mulanya kempes itu menjadi gendut seperti pemiliknya.

"Tuan apa anda yakin ingin pergi ke kuil keluarga Alan?" Alopex memperhatikan Emilo yang terlihat memasukan banyak makanan kecil seperti cookies, coklat dan biskuit ke dalam tas ransel miliknya.

"Um, kita haluc celidiki lagi uncle lambut putih tu." Emilo menutup ranselnya balita bulat itu sudah siap berangkat. Makanan yang ia bawa banyak jadi tak mungkin juga kelaparan.

"Saya juga akan mencoba mengendus baunya untuk membuktikan kecurigaan kita. Ngomong-ngomong apa anda tak terlalu banyak membawa barang? saya lihat anda juga membawa mainan." Mata Alopex memandang malas ke arah tangan kanan dan kiri Emilo yang menenteng sebuah bola karet dan mainan kesatria yang terbuat dari bahan kayu.

"Hehe, ni kan Milo bawa bial tidak bocan di cana," alasanya sembari menampilkan senyum lebar di wajah bulatnya.

"Tuan kita pergi sebentar untuk menyelidiki sesuatu bukannya pergi berkemah."

"Ummmm, Jadi Milo tidak boleh bawa mainan dan makanan?"

"Tidak boleh, taruh itu di sana lalu kita pergi." Alopex berkata dengan tegas ia tak mau kerepotan apalagi dengan membawa banyak hal. Jika itu makanan Alopex bisa menyembunyikan semua itu dalam perut berbulunya tapi jika itu mainan Alopex tak mau kerepotan. Lagi pula mereka hanya sebentar.

Bayi gembul itu tertunduk lesu, bahunya terlihat turun tetapi Emilo mau tidak mau tetap menuruti Alopex dan menaruh mainanya dan ranselnya di atas rak susun paling bawah tempat biasa si gembul menaruh semua barang-barangnya.

"Baiklah ayo kita pergi tuan!" Alopex berseru ia segera mengajak Emilo untuk pergi. Rubah kecil itu merubah bentuknya menjadi lebih kecil untuk hinggap di atas kepala Emilo.

"..." Emilo diam tatapannya cemberut tidak menanggapi Alopex. Emilo sedikit merajuk karena tidak di perbolehkan membawa makanan dan mainan!

"Tenanglah, jangan cemberut begitu kita akan pergi ke pasar setelah dari kuil. Tuan di sana banyak makanan enak loh." Alopex mencoba berganti topic agar setidaknya Emilo bersemangat lagi.

Mendengar kata makanan mata ungu si gendut menjadi melebar Emilo kemudian dengan semangat berlari menuju pintu, saat tangannya menyentuh ganggang pintu Alopex lebih dulu menghentikannya.

"Tuan kenapa anda ingin membuka pintu?" Alopex berkata dengan nada heran.

"Eh, bukanna Milo haluc pinjam kuda cama ayah? kita haluc pelgi naik kuda foci."

Alopex menggelengkan kepala, "Tuan kita tak perlu naik kuda saya akan menggunakan sihir teleport."

Memangnya Emilo bisa naik kuda mereka kan ingin pergi secara diam-diam. Lagipula kaki balita itu pendek tak mungkin Emilo bisa naik kuda secara benar harus ada orang dewasa yang ikut serta bersama mereka jika keduanya ingin pergi naik kuda

Baby TitanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang