30

8 1 0
                                    

Sekolah diliburkan sementara karena murid-murid telah menuntaskan ujian mereka, di hari libur banyak sekali anak-anak yang menikmati masa liburan mereka. Seperti saat ini, Jia dan teman-temannya sedang bermain di rumah Johan.

Alasan mereka ke rumah Johan adalah jia yang tidak boleh pergi jauh kecuali, les dan sekolah. Jia juga harus menuruti perkataan ayahnya yang harus berada disisi Johan, Johan juga di amanah kan oleh ayah Jia untuk selalu menjaga Jia.

Sebenarnya Johan tidak tahu kenapa Jia tidak di perbolehkan untuk pergi jauh dari rumah kecuali rumahnya, Johan juga tidak tahu hubungan antara ayah anak ini. Ia juga tidak terlalu suka untuk ikut campur dalam masalah kekeluargaan orang lain.

Mereka sudah merencanakan liburan ini 3 hari yang lalu, sebenarnya Mateo yang mengajak untuk pergi berlibur di suatu tempat, seperti piknik atau menjelajahi hutan dan tidur dengan tenda. Namun, Mario dan Johan menolak.

"Aku tidak tahu jika rumah Johan sebesar ini, sungguh suasana yang nyaman" puji Mario yang sedang berguling di sofa classic milik keluarga Johan.

"Kalian mau minum apa?" Tanya Johan yang bersiap pergi ke dapur.

"Tidak perlu repot-repot, kau hanya perlu menyediakaan camilan dan air mineral saja" imbuh Mateo. Semuanya mengangguk setuju, akhirnya Johan pergi mengambil beberapa camilan untuk mereka bersantai dan beberapa gelas untuk minum.

"Bagaimana pendapat kalian tentang ujian soal kemarin?" Suara ratu membuka pembicaraan mereka.  Johan kembali dengan beberapa barang bawaannya yang ditawarkannya tadi.

"Sudah jangan membahas ujian telah lalu, itu memuakkan" cetus Mateo.

"Benar, yang telah lewat tidak usah dibahas" Mario membenarkan ucapan Mateo, begitu juga Johan.

"Baiklah" jawab ratu seadanya.

"Halo" sapa jovian yang baru saja datang. Ia langsung masuk dan duduk disebelah jessa, jessa langsung merinding didekati oleh jovian, sedangkan ia hanya tersenyum menatap jessa.

Jessa memutar bola matanya malas, "Surya tidak ikut?" cetusnya pada jovian. Wajah jovian langsung cemberut, setelah mendengar nama orang yang tidak dia suka.

"Sudah ku katakan berapa kali untuk tidak menyebutkan nama itu saat ada aku".

"Tidak seru sekali".

"Kenapa kau sangat tidak suka jika ada nama orang itu di sebut saat ada kau?" Kali ini Mateo berbicara.

"Hanya tidak suka".

"Kau bertingkah seperti anak kecil" sindir lili.

"Aku tidak seperti itu!" Nada bicara jovian sedikit meninggi saat ia disindir oleh lili karena bertingkah seperti anak kecil. Jia yang melihat itu merasa lucu, didalam benaknya memang membenarkan perkataan lili.

"Kau tidak perlu berbohong lagi jovian, kami semua telah tahu jika kau menyukai jessa. Nyatakan lah cinta mu sekarang" sungguh keadaan yang sangat tidak tepat. Jovian yang disuruh oleh Mateo mengatakan cintanya kepada jessa. Jessa yang malas, ia sama sekali tidak terkejut karena jovian saat kecil selalu menyatakan cinta kepadanya.

Johan yang mendengar itu langsung melihat ke arah Jia, dilihatnya Jia sedang menundukkan pandangannya dan memainkan jemari tangannya.

"Hei, berhentilah. Kalian juga sudah tahu jika jessa menyukai Surya" wajah jessa langsung sumringah kearah Johan, ia berdiri cepat dan memeluk erat Johan.

"Akhirnya kau mengerti perasaanku, kau sungguh membuatku terkejut" ucap jessa di pelukan Johan. Mereka yang ada disini sangat terkejut melihat jessa yang selalu bertengkar dengan Johan berpelukan di depan mereka sekarang.

"Hei, kenapa kau memeluk Johan!" protes jovian yang tidak suka wanitanya memeluk lelaki lain.

Ia tidak menghiraukan jovian. Kemudian, jessa kembali duduk. Tapi kali ini dia duduk sambil memeluk lengan Jia.

Jessa berbisik ditelinga Jia, "tenang saja Jia, aku akan membantumu untuk berkencan dengan jovian" setelah mengatakan itu wajah Jessa tersenyum bangga. Sedangkan Jia terkejut jika ada orang lain yang mengetahui perasaannya kepada jovian.

"Kalian sedang berbisik apa, jahat sekali merahasiakannya terhadap kami" ratu cemberut karena tidak diajak berbisik oleh mereka berdua. Jessa tidak menanggapinya, dia menjulurkan lidahnya sebagai tanda ejekan.

"Sudah lah tidak usah membahas mengenai cinta, kalau soal pelajaran saja bodoh" Johan mengalihkan pembicaraan mereka.

"Tidak ada hubungannya sama sekali" celetuk jovian.

"Kau selalu di marahi guru karena membuat kerusuhan di kelas" timpal Mateo.

"Hei, itukan salah guru, waktu itu aku sudah mengumpulkan tugas tepat waktu".

"Hanya sekali".

"Tapi itu harus diabadikan" semuanya menghela nafas panjang, "sama sekali tidak mendukung kerja keras ku" cicitnya diujung kalimat.

tidak ada yang menjawab lagi, mereka sibuk memakan camilan yang ada.

"Aku berpikir aku yang akan menyatakan cinta kepada Surya" semua terdiam. Mata mereka langsung melihat kearah jessa, begitu juga dengan jovian yang raut wajahnya sangat terkejut.

"Sungguh?!" Serempak mereka mengatakan kalimat itu. Jessa mengangguk polos.

"Kalau kau ditolak jangan menangis, aku tidak melarangnya" cetus Mateo. Lalu, disetujui oleh Mario.

"Lagi pula, apa Surya sempat untuk berkencan? Menyukai perempuan saja hanya opsional" lanjutnya.

Jessa mendengus, "kau ini tidak mendukung sama sekali".

"Kalau jessa menyukai Surya, Mateo menyukai rat–" Mateo langsung membekap mulut lili, ia melotot memberi isyarat agar tidak membocorkan rahasia pentingnya. Yang lain Hanya menatap bingung, mereka ada yang berusaha mencerna apa yang lili bicarakan.

Mario tertawa, "hei Mateo, tidak usah menutup mulutnya. Dari gerakan mu saja aku telah tahu kau menyukai ratu, nyatakan lah. Sungguh tidak bergaya seperti pria sejati" kini Mateo menahan malunya. Bukan malu karena lili membocorkan rahasianya.

Tapi karena gerakannya selama ini sudah ketahuan jelas, kalau dia menyukai ratu secara terang-terangan.

"Ayo, siapa lagi yang saling menyukai" lili bercanda mengucapkan kalimat itu, ia tertawa terbahak-bahak. Mario mulai mendekati lili.

"Ayo berkencan" sungguh membuat mereka kembali terdiam untuk kesekian kalinya, lili menjadi bungkam. Wajah Mario begitu sangat serius dihadapannya. Suasana hening, hanya ada suara angin yang berbunyi dari kipas angin mereka.

ANINTYA  (2007) [ON GOING!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang