Aroma sop daging telah tersebar di seluruh dapur, perlahan ibu Johan menaruh satu mangkuk besar dia atas meja makan. Kemudian, ia duduk bersebelahan dengan suaminya yang berhadapan dengan Johan dan Jia.
"Ini sepertinya enak sekali" ucap ayah Johan. Johan hanya tertawa menanggapi reaksi ayahnya itu.
"Lihat ibu, tidak hanya Jia yang rakus. Tetapi, ayah juga" ledeknya. Sudut bibir ayah Johan mengarah kebawah, dan diliriknya sinis Johan. Ia melipat lengan nya depan dada.
"Sejak kapan ayah rakus?, dan sejak kapan juga anak perempuan ayah rakus?, bukannya kau yang makan tiga mangkuk sop daging sendiri waktu lalu?" Ia menunjukkan tiga jarinya di depan Johan.
"Hei ayah, anak mu itu siapa? Aku atau Jia?" Johan menunjuk dirinya dan Jia yang disampingnya.
Ibu johan menghela nafasnya, "tidak ada habisnya, jika saling melempar kata. Cepatlah makan, sop nya akan dingin" celoteh panjang ibu Johan. Semuanya diam dan menikmati makanan yang dimasak oleh ibu Johan.
Dengan mulut yang masih penuh Johan bertanya, "ibu, ayah, apa aku satu sekolah dengan Jia?".
Ayah Johan menelan makanannya, "jika jia mau" sambil menyuapkan nasi kedalam mulut.
Johan langsung menoleh kearah Jia, Jia sedikit terkejut dengan Johan yang secara tiba-tiba mendekatkan wajahnya kearah Jia. Matanya berkedip beberapa kali dan mendapatkan anggukan dari Jia.
"Jia, apa kau tidak bosan melihat wajah Johan terus-menerus?,"
"Di rumah ini kau melihat wajahnya, di sekolah kau melihat wajahnya" tutur ayah Johan.
Johan mencuci piringnya, "kenapa ayah yang repot?" Ucapnya. Ayah Johan meledek dengan mengikuti lontaran Johan tadi.
"Kinipi iyih ying ripit?".
"Ibu, ayah mengejek ku" rengek Johan memeluk ibunya.
Sang ayah hanya tertawa, "kamu tidak malu dilihat Jia berpelukan manja seperti itu Kepada ibumu?".
"Kenapa harus malu, kan ini anak ku" bela sang ibu.
Jia yang melihat itu hanya tersenyum simpul, ia sangat ingin merasakan dimanja oleh ibu kandungnya. Dia ingin sekali melihat wajah ibunya tertawa dan tersenyum kepadanya.
Didalam benak Jia memikirkan, jika ibunya masih hidup saat melahirkannya. Maka, keluarganya akan sangat bahagia dan melampaui kebahagiaan keluarga Johan.
Semuanya telah selesai makan, dan Jia izin pamit untuk pulang kerumahnya. Ia ingin membersihkan rumah, karena jadwal les diliburkan 3 hari.
Kain lap itu berlarian ke sana kemari, langkah kaki yang sedikit tidak beraturan. Bergerak maju mundur, hingga berjinjit susah. Keringat perlahan membasahi keningnya. Setetes demi setetes, keringat berjatuhan di lantai.
Jia meregangkan tubuhnya, dan mengelap keringatnya dengan tissue. Kemudian, ia pergi ke kamar untuk belajar.
Namun, dirinya ingin sedikit beristirahat dan berbaring di atas ranjang. Matanya mulai tidak fokus, perlahan pandangan nya berubah menjadi hitam. Jia tertidur dengan pulas dan nyenyak.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANINTYA (2007) [ON GOING!]
Teen FictionJia jenica adalah anak kecil yang mencintai seseorang dari usia 6 tahun, ia memendam rasa itu sendiri. pria yang dia kagumi tidak peka terhadap dirinya selama bertahun-tahun. Berawal dari menolong Jia jatuh saat belajar bersepeda di lapangan, sehing...