15 : suasana hati sang leader

339 22 4
                                    

Bismillah

Selama baca cerita aku, kalian udah vote kan dari prolog sampai saat ini?

Kalau udah baca usahain ya buat vote, biar author lebih semangat buat lanjutin ceritanya!

Sebenarnya aku tuh bikin cerita bukan buat dapetin vote kayak gini tapi cuman mau aja gitu refreshi ing otakku. Dibalik itu ada secuil hatiku juga jika kalian vote kayak ngerasa seneng aja .

Ya udah kita lanjut aja

___________________

Di ruangan bk. Ya seperti biasa selesai membuat keributan, berkelahi antar sekolah di dalam lingkungan sekolah juga. Ke enam cowok tampan itu berdiri berderetan di hadapan pak Tatang dengan menunduk kan kepala? tentu saja tidak! melainkan hanya Sean yang tidak tertunduk dan menaikkan dagunya angkuh. Tidak peduli dengan pak Tatang yang sudah menatapnya bak macan yang akan bersiap untuk memakan mangsanya.

Entah sudah berapa kali pak Tatang menghela nafas panjang, dibuat pusing tujuh keliling oleh siswa pentolan Smansa. Pria paruh baya itu berjalan dari ujung ke ujung mengikuti deretan ke enam cowok itu dengan mengguling sebuah buku tebal.

"Sudah berapa kali kalian melakukan tawuran ini?"pak Tatang melayangkan tatapan tajam pada murid nya itu.

"Udah banyak kali pak"sahut Daffa masih keadaan tertunduk.

"Kalian lupa atau gimana? berapa kali Saya udah larang kalian buat tawuran lagi___kalian disekolah ini buat dapetin ilmu demi masa depan bukan buat keributan yang tidak berguna kayak gitu, nduk! Nduk! Pada ngerti toh?"mampus sudah pak Tatang mengeluarkan bahasa jawanya itu berarti pria paruh baya itu sudah sangat murka dengan kelakuan mereka.

Pak Tatang menatap Brian yang sudah tidak memakai almamater OSIS nya, baju cowok teladan itu juga sudah keluar dari garis seharusnya."nduk Brian? Seharusnya kamu memberikan contoh baik pada adek adekmu, kamu ini ketua OSIS loh, lain kali jika temanmu ini tawuran kamu jangan ikut ikutan, ngerti toh?"

"Gak bisa gitu dong pak, Brian kan bagian dari kita"Steve angkat bicara, jujur saja ia tidak suka dengan apa yang dikatakan gurunya itu.

"Yowes kalau gitu  sekarep mu lah, sekarang saya tanya! Kalian kesekolah buat dapetin apa?"

Ilmu pak

Cewek cantiklah

Janda pak

Mantan pak

Allahu, Gusti nu agung. Kepala pak Tatang serasa ingin meledak di tempat rasanya, mengapa ia harus ditempatkan di situasi menyebalkan seperti ini.

Pak Tatang memukul kepala Arkan dengan gulungan buku tadi yang ia pegang."janda! Janda! Siswa disekolah mana ada janda nduk. Aya Aya wae kamu!"

Arkan mendengus kesal melirik kedua sisinya dimana daffa dan fatha menahan diri untuk tidak meledakkan tawanya."ada dong pak, Bu Syahrini kan janda membahana"

"Lah iya ya? Saya lupa toh"meledak sudah tawa mereka di ruangan bk ini, tidak dapat menahan lagi.

Pak Tatang memukul satu satu bahu mereka dengan keras seraya berkata."sudah sudah,saya Disni mau hukum kalian, bukan buat bicarain ibu Syahrini."ujarnya bersedekap dada.

"Bapak yang mancing kok!"gumam fatha yakin saja pak Tatang tidak mendengar nya.

"Bapak ulangin pertanyaan, jawab yang benner. Kalian kesekolah buat dapetin apa?"

"Ilmu pak!"serempak nya.

Pak Tatang mengangguk."bagus, pertanyaan kedua, gunanya kalian tawuran kayak gitu apa?"

Badboy TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang