Sudah satu 1 setengah jam Alicia duduk di pinggir lapangan Dengan memandangi para siwa yang sedang berolahraga lebih tepatnya saat ini siswa siswi tersebut sedang memperantekan permainan bola basket.
Alicia mengeluarkan handphone yang berlogo apel digigit sebelah dengan 3 kamera dibelakang. Gadis itu mengfoto Sean dari kejauhan setelahnya tersenyum sumringah melihat foto tersebut, setelah melihatnya Alicia menyimpan ponselnya dan menatap langit biru dengan pandangan sendu.
"Tuhan Alicia mohon perpanjang lagi waktu hidup Alicia, kalau CIA ngk bisa bareng kakak ganteng selamanya setidaknya ada kenangan dan momen yang akan CIA bawa sampai mati nanti!"gumamnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Contoh gambar
Mata indah itu terus memperhatikan Sean yang nampak begitu lebih tampan jika berkeringat, tidak lama Alicia di kagetkan dengan kedatangan dua sejoli yang mengambil tempat duduk di kedua sisinya.
"DOR!"
Alicia mengelus dadanya dan menatap tajam bergantian Arkan dan Daffa bukannya takut kedua cowok itu malah gemas melihat kedua pipi Alicia yang nampak memerah mungkin karena efek amarahnya.
"Ih kalian berdua, CIA kaget tau."Alicia cemberut."untung jantung CIA juga ngk kaget bisa meninggal dong"batinnya.
Daffa menyengir."heheheh lagian Lo ngelamun sendiri dsini, ngk ikut olahraga?"
Alicia menggeleng pelan"kenapa?"tanya Arkan menatap alicia dibalas anggukan bahu sekali oleh gadis itu.
Setelah menatap sekejap Sean, Alicia beralih pada Arkan yang nampak memperhatikan nya dari samping."kakaknya ngk olahraga juga?"tanya Alicia.
Arkan menunjukkan seragam batiknya"nih liat gue pake baju batik, hari olahraga gue tu besok."
"Lah gak sama?"
"Gak, gue kelas XII bahasa 1, pusing gue kalau masuk IPA otak rata rata gini pengen masuk IPA? Bisa mati muda gue!"cibir Arkan.
"MIPA gampang kali kak gak susah!"ujar Alicia disetujui oleh Daffa.
"Ya iya otak lo kan encer gue beku di dalem yang artinya gue ngk pinter!"
"Nyadar juga Lo!"sahut Daffa.
Alicia tertawa kecil."ngk boleh ngomong gitu, pasti kakaknya pinter kok!"
"Tau dari mana Lo?"
"Gini yah sebenernya semua orang tuh pinter kok ngk ada yang dibilang gak pinter, hanya saja kakaknya pasti males buat belajar"alicia tersenyum sampai matanya menyipit.
Arkan mengangguk tangannya bergerak buat mencubit kedua pipi gembul memerah Alicia."oke, gemes banget si Lo, pipilo boleh gue makan gak?"Arkan tidak sadar jika dari kejauhan kedua cowok tampan itu menatapnya tajam dan mengepalkan tangannya.
