Prolog

42.3K 1.4K 8
                                    

Selamat menikmati sajian cerita transmigrasi versi aku lagi ya reader's (⁠◠⁠‿⁠◕⁠)


⚜️

Udara dingin membuat Ciya yang sibuk mengerjakan tugasnya nya merasakan lapar. Karena malas untuk memasak, ia memilih untuk membeli nasgor langganan nya di depan komplek. Warung yang buka 24 jam itu adalah tempat favoritnya Ciya.

"Mbak Yu, satu porsi pedes jangan pake sawi sama minum nya es teh manis!"

"Malam-malam kok minum es?"

Ciya menyengir. Awalnya ia memang kedinginan tapi saat berjalan cukup jauh ia merasa gerah. Melirik jam tangannya, Ciya mendengus karena jam sudah menunjukkan pukul 10:47.

Menunggu pesanan nya, Ciya memainkan handphone untuk mengusir rasa bosan. Namun ribut-ribut tak jauh dari warung itu mengalihkan atensinya.

"Kenapa tuh Mbak Yu?"

Orang yang di panggil Mbak Yu itu menggeleng tak tahu. "Enggak tahu juga, mungkin ada maling."

Karena merasa tak tertarik dengan itu, Ciya kembali memainkan handphone nya sampaiー

DOR

Ciya membeku saat merasakan timah panas menembus dada nya. Bahkan mbak Yu sampai terduduk ke lantai karena syok.

"Ci-ciya!!" jerit Nayu saat melihat tubuh Ciya sudah limbung ke tanah. "Ciya buka mata kamu!" teriak Nayu sambil menangis. Namun sekeras apapun ia memanggil nama Ciya, gadis itu tidak akan menyahuti karena memang sudah mati.

Tbc

Yang gak suka sama ppb a.k.a polos-polos bangcat bisa langsung out aja, aku juga sebenarnya gak suka tapi pengen aja bikin cerita begini haha.

Figuran Pick Me [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang