30

11.4K 625 1
                                    

Dua orang gadis cantik yang wajahnya begitu mirip sedang di rias. Yang sulung memakai dress warna putih sedangkan satunya memakai gaun pengantin berwarna merah muda.

"Kakak terlihat sangat cantik!"

"Kamu juga, coba lihat di cermin. Itu pengantin atau ratu dari negeri dongeng heh?"

"Kakak..!"

Gadis itu dan perias tertawa melihat tingkah malu-malu sang pengantin.

"Bianca dengarkan kakak, kamu harus menjadi istri dan ibu yang baik mengerti."

"Aku mengerti kak! Aku sangat mengerti, berhenti mengatakan itu. Aku juga akan mengatakan sesuatu kepada kakak, kakak carilah suami!"

"Kakak akan mencari suami setelah ini."

"Sudah waktunya pengantin perempuan keluar,"

"Ah baiklah, ayo Bianca."

Bianca menerima uluran tangan dari kakak kembarnya. "Kak Kian, aku gugup." bisik Bianca.

Kianka terkekeh. "Santai Bianca, santai saja!"

Prosesi pernikahan itu berjalan dengan lancar. Bianca dan Abigail resmi menjadi pasangan secara sah di mata hukum dan agama.

"Selamat ya Bianca, Abigail. Aku harap kalian bahagia." ucap Kianka sambil tersenyum di ikuti Abigail. "Terimakasih kak," sahut keduanya.

Saat acara sudah selesai dan para tamu sudah pulang. Kianka setelah menyelesaikan beberapa urusan, dia masuk ke kamar hotelnya.

Cklek

"Bianca kenapa membuka kamar kak―Abigail? Kamu perlu sesuatu?"

Kianka mundur beberapa langkah saat Abigail mendekati nya. "Abigail, apa yang kamu lakukan di sini?"

"Aku menginginkan mu,"

"Apa?! Kamu gila! Kamu sudah menikah dengan adik ku!" teriak Kianka.

Abigail tidak menghiraukan itu, malam itu Abigail memerkosa Kianka dan Bianca tahu itu tapi diam saja.

"Bagaimana mas, sudah?"

"Sudah, kita hanya akan mengirimkan ini kepada istri ku,"

Kianka yang masih syok dan ketakutan menatap tak percaya ke arah adiknya. Istri? Apakah Abigail memiliki istri?! Tapi bagaimana mungkin!

"Untung aku memiliki kembaran, jadi aku tidak akan takut terluka gara-gara istri gila mu itu." celetuk Bianca sambil mengusap perutnya. "Kalau terluka pasti anak kita jadi korbannya,"

"Kalian―!" Kianka semakin syok saja.

"Maaf ya kakak, masa depan mu harus hancur." kekeh Bianca.

"Halo siapa ini?" Abigail mengangkat teleponnya karena tiba-tiba di telepon nomor asing.

"Apa?! Saya akan ke sana."

"Istri ku kecelakaan, Bianca kamu pulang dulu ke rumah kita."

"Lalu kak Kian?"

"Biarkan saja dia di sini, dua tidak bisa lari. Kaki nya sudah buat aku terkilir."

"Inilah keuntungan pribadi sebagai pembaca," gumam Ciya. Dia duduk di atas ayunan dengan di temani dot miliknya.

"Ciya teman mu datang!" teriak Dera.

"Suruh ke sini aja ma!" balas Ciya dengan berteriak.

Seorang gadis berwajah cantik mendatangi Ciya di gazebo. "Aku sudah mengantarkan paket itu ke sana malam tadi." ujarnya dengan suara pelan.

"Bagus! Aku hanya bisa membantu mu sedikit, sisanya terserah padamu Alicia."

Alicia Keynaーputri dari Kianka. Anak dari Abigail hasil hubungan intim secara paksa itu. Kianka berhasil melarikan diri dadi hotel itu dengan kaki yang terkilir. Lalu bersembunyi di sebuah desa terpencil. Melahirkan lalu membesarkan nya sendirian. Lalu Ciya yang mengetahui selak beluk dan sisi gelap para tokoh pun memanfaatkan nya.

Ciya meminta seseorang untuk mencari Alicia Keyna. Mungkin keberuntungan berpihak kepada Ciya karena rupanya keberadaan Alicia sudah ada di kota. Bekerja sebagai office girl di kantor Devan.

"Aku takut," bisik Alicia. Ciya meletakkan dot nya. "Takut? Alicia, apa kamu tidak ingin membalas penderitaan yang di alami oleh ibu mu? Bukankah tante Kianka hidup sangat susah selama ini?"

Alicia terdiam. "Aku akan berusaha!" tekad Alicia. Mendengar itu Ciya tersenyum. "Kamu akan tinggal di sini sementara, kamu juga akan sekolah. Aku sudah bilang ke papa kamu akan jadi bodyguard ku hihi!"

"Apa itu tidak berlebihan?"

"Tidak, itu justru bagus. Kamu harus ketemu sama kedua saudara seayah mu Alicia."

.
.
.

"Dia siapa sayang?" tanya Sabin.

"Dia teman, suruhan dari papa."

"Padahal kami berlima sudah cukup untuk menjaga mu, kenapa juga pak tua itu mengirimkan orang lain!" decak Junen.

"Alicia itu akan jadi teman ku, gara-gara kejadian Alana papa khawatir sama Ciya. Katanya gak boleh temenan sama sembarang orang lagi."

"Itu benar, kamu tidak boleh berteman dengan siapa pun." ucap Awan. "Kalau bisa kamu mending homeschooling aja," imbuh Guntur.

Ciya langsung cemberut. "Gak mau!"

Sabin memeluk Ciya. "Jangan dengarkan petir itu." ujarnya lembut.

"Lebih baik ke kelas, sudah mau bel." cetus Razer.

Mereka berjalan beriringan dengan Ciya yang menggandeng tangan Sabin di bagian kiri lalu Razer di sebelah kanan. Sedangkan Alicia berada di belakang mengikuti Awan, Guntur dan Junen.

"Kalau ada apa-apa, telepon aku hm."

Ciya mengangguk. "Sudah sana, kalian ke kelas! Jangan bolos ya!"

Teman sekelas Ciya memekik saat kelima pemuda itu mencium Ciya secara bergantian.

Romantis banget sialan!

Masih pagi bocil, enggak sopan!

Mama anak mu juga mau!

Kalah sama bocil anjir!

"Kiw kiw, cie yang udah sekolah lagi." Ciya blushing saat Nara menggoda nya.

"Nara diem deh, aku bawa anak baru loh! Alicia, ini Nara ketua kelas kita."

Alicia mengulurkan tangannya. "Alicia Keyna, salam kenal."

Nara menyambut nya dengan ramah. "Naratha Ayu, ketua kelas ini. Pelindung nomor satu Raciya Pratama."

"Nara apa-apaan sih!" ujar Ciya malu. Dan Nara tertawa saja.

Alicia tersenyum, ternyata banyak yang menyukai Ciya. Dirinya pun juga menyukai Ciya, dia akan menjadi pelindung Ciya sama seperti Nara.

Tbc

Bentar lagi tamat, happy ending kok (⁠ ⁠´⁠◡⁠‿⁠◡⁠'⁠)

Figuran Pick Me [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang