12

16.3K 982 3
                                    


Ciya yang di angkut oleh Guntur ke sebuah ruangan asing merasa bingung. "Kita ada di mana kak?" tanya nya.

Guntur tersenyum manis. "Ini ruangan rahasia babe," jawab Guntur dengan lembut.

Ciya menatap polos Guntur yang membuat lelaki itu semakin gemas dan terperosok ke dalam pesona seorang Raciya.

"Kak Guntur mau makan bibir Ciya ya?"

Guntur langsung speechless mendengar pertanyaan Ciya. Dirinya memang mengamati bibir kecil Ciya yang terlihat menggiurkan namun ia masih bisa menahan diri.

"Semalam kak Junen makan bibir Ciya, rasanya enak!"

Ekspresi Guntur berubah menjadi gelap. "Junen?" ujarnya datar. Ciya mengangguk sambil tersenyum pura-pura tidak tahu kalau Guntur sedang menahan amarah.

"Iya, kejadian nya pas nonton film sama di restoran. Ciya suka dan sayang sama kak Junen." aku Ciya yang membuat Guntur semakin terbakar. Dan Ciya akan dengan senang hati memberikan bahan bakarnya.

"Ciya juga sayang sama kak Razer, kak Awan, kak Guntur sama kak Abin ... Tapi kak Abin udah tunangan sama kak Senja. Jadi yang Ciya sayang cuma kak Razer, Kak Awan, kak Guntur sama kak Junen aja deh." ungkap Ciya agak murung.

Ciya pura-pura kaget lalu menutup mulutnya sendiri dengan tangannya, seakan menunjukkan ia telah membocorkan rahasia besar.

"Kapan mereka bertunangan?" tanya Guntur penasaran. Sabin tidak mengatakan apapun kepada mereka.

Ciya menggeleng dengan posisi masih membekap mulutnya sendiri. Guntur meraih tangan Ciya dengan satu tangannya. "Bukannya Ciya sayang kakak, coba cerita." pinta Guntur.

"Umm ... Ta-tapi jangan bilang siapa-siapa ya." bisik Ciya. Guntur menggeram rendah merasa gemas dengan tingkah Ciya.

"Kakak tidak akan membocorkan nya,"

Tidak ada salahnya, Guntur mengubah gaya bicaranya kepada Ciya. Karena ia nanti tidak mau, Ciya akan meniru gaya bicaranya. Sebaiknya Guntur memberitahu ini kepada teman-temannya kecuali Sabin, bukankah dia sudah bertunangan dengan Senja?

"Malam minggu kemarin, kak Abin dan kak Senja tunangan. Ciya denger sih tunangan itu kak Abin yang mau, beruntung banget ya kak Senja dapetin kak Abin.."

"Gak usah sedih, masih ada kakak disini." hibur Guntur. Ciya berubah menjadi ceria. "Bener! Masih ada kak Guntur, kak Awan, kak Razer sama kak Junen!"

Guntur mendatarkan ekspresi nya. Kenapa pula ketiga orang itu ikut masuk list Ciya? Harusnya hanya dirinya saja. Tapi Guntur rasa tidak ada salahnya berbagi. Mereka sama-sama menyukai Ciya. Guntur pun sebenarnya tidak ingin persahabatan mereka hancur. Jadi dia akan berbicara dengan sahabat nya mengenai ini.

"Ciya tidur ya, sudah telat kalau ke kelas."

Ciya mengangguk, mengiyakan suruhan Guntur. "Kakak mau ke mana?" tanya Ciya.

"Memanggil yang lainnya, kamu tidur aja."

.
.
.

"Di mana Ciya?"

Guntur mengabaikan pertanyaan Razer. Ia lebih memilih untuk duduk kemudian memutar rekaman pembicaraan nya dengan Ciya.

"Udah dengerkan? Ciya suka sama kita semua." ungkap Guntur dengan santai. "Gue gak masalah berbagi, asal Ciya bahagia." lanjut nya.

Ketiga orang itu diam. "Ini bukan rekayasa kan?" tanya Awan tak percaya.

"Lo bisa tanya langsung sama Ciya, dia ada di ruangan kita." ucap Guntur. Dia segera berdiri. "Mau ikut gak?" tanya Guntur jengkel.

Ketiga pemuda itu mengekori Guntur. Berjalan menuju ruangan rahasia milik mereka. Saat sampai, mereka harus menyimpan pertanyaan masing-masing karena Ciya ternyata sudah tertidur.

"Tentang Sabin gimana? Mau di ajak berbagi juga?" tanya Razer membuka suara.

Awan meniupkan asap rokoknya ke udara. "Dia tunangan sama Senja kan, mending gak usah." ketus lelaki itu. Berbagi dengan empat orang saja Awan rada tidak ikhlas, ini malah mau di tambah satu lagi.

"Ajak aja." sahut Junen.

"Lo gila?!" sentak Razer. Junen memutar mata nya jengah. "Lo gak denger Ciya bilang apa di rekaman itu? Kalau Sabin minta di tunangkan, yang artinya Sabin sebenarnya pengen tunangan sama Ciya tapi entah kenapa malah Senja. Kayak nya ada kesalahpahaman." jelas nya.

"Masuk akal," ucap Awan. "Jadi, mau ngerencanain apa?" tanya Awan penasaran.

"Buat pertunangan mereka batal," pungkas Guntur.

"Caranya?" tanya Razer. Guntur tersenyum miring. "Mami bilang Kamila bakal balik dua hari lagi, kita cukup jadi penonton."

"Licik juga lo," cibir Awan yang tidak terpikirkan ke arah sana.

"Anjir, lo mau ngorbananin adik lo sendiri?!" kaget Junen tak percaya. Guntur mengangkat bahunya acuh dan Awan juga terlihat biasa saja.

"Lihat aja nanti apa yang di lakuin sama Kamila." tutur Guntur. "Mending gak usah brisik deh, Ciya lagi tidur." kata nya kembali.

Mereka pun diam, memainkan handphone masing-masing menunggu Ciya bangun.

Tbc

Figuran Pick Me [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang