08

28.9K 1.6K 45
                                        


Ciya yang terbangun merasa aneh dengan sesuatu yang menyumpal mulutnya. Itu adalah benda yang terasa keras namun kenyal. Membuka mata dengan perlahan, Ciya menjumput benda tersebut. Matanya melotot terkejut.

"Anj―!"

Cklek

Hampir saja dia mengumpat namun tidak jadi karena pintu di buka oleh Devan dari luar. "Sayang ayo cuci muka dulu, kita akan makan malam." Devan menggendong tubuh Ciya, membawa nya ke dalam kamar mandi. Membasuh wajah Ciya dengan air hangat kemudian mengusap nya menggunakan handuk kecil yang tergantung di sana.

"Mama?" Ciya membuka suara nya. Devan tersenyum gemas. "Sudah menunggu di ruang makan,"

Kedatangan Devan yang menggendong Ciya membuat Dera tersenyum penuh arti, lagi. Devan melihat itu hanya menghela nafas. Pasti istrinya sedang merencanakan konspirasi tersembunyi.

"Ayo duduk sayang, mama sudah buat makanan spesial buat kamu." Dera meletakkan sebuah piring besar ke hadapan Ciya. Isinya ada daging panggang dengan kentang tumbuk, aneka sayuran rebus dan beberapa potong buah-buahan. Piring putih itu terlihat sangat aestetik penampilan nya.

"Bagaimana suka?" Ciya menatap wajah Dera. Ia mengangguk, "Ciya suka kok!"

Ciya melirik piring Senja, menu makanan gadis itu berbeda. Nasi putih, telur balado dan ayam kecap. Begitu juga dengan isi piring Devan dan Dera. "Kenapa Ciya gak ada nasi nya?" tanya dengan polos.

"Ciya ingin nasi?" tanya Devan. Ciya mengangguk, kentang tumbuk seuprit ini tidak akan membuat nya kenyang. Devan dengan segera menaruh satu centong nasi ke piring Ciya mendahului Dera.

"Sekarang makan ya,"

Makan malam itu berjalan dengan lancar. Tapi saat di tengah-tengah Devan tiba-tiba bersuara. "Senja, keluarga Nugroho mengajukan perjodohan. Kamu mau atau tidak?"

Ciya menghentikan kunyahan nya. Diam-diam dia melirik ke arah Senja. Ternyata gadis itu juga menatap nya dengan tatapan kemenangan (?). Ciya ingin sekali tertawa melihat itu, apa istimewanya perjodohan ini kalau nanti yang akan menikah dengan Sabin adalah dirinya. Ah, Ciya tidak sabar untuk membuat mental Senja down.

"Keluarga Nugroho itu siapa?" Ciya membuka suara nya setelah menelan habis makanannya. Dera mengusap ujung bibir Ciya dengan tisu. "Itu rekan kerja bisnis papa sayang," jawab Dera menjelaskan.

"Perjodohan bisnis? Apa kak Senja nanti baik-baik saja. Ciya khawatir." Devan tertawa mendengar ucapan putri nya. "Tidak usah khawatir sayang, keluarga Nugroho itu baik." ungkap Devan.

"Aku mau pa." Senja berucap dengan mantap. Ciya pun menatap Senja dengan wajah berseri-seri. "Kapan acaranya? Ciya tidak sabar!" tutur Ciya, semangat.

"Besok malam sayang," jawab Devan. Dera berdiri, wanita itu membereskan piring-piring bersama dengan pelayan. "Ciya mau bantu!"

"Tidak, sekarang kamu bersama papa."

Ciya berontak dari gendongan Devan tapi pria itu bisa menanganinya. Membawa Ciya ke ruang tengah, di ikuti oleh Senja.

"Pa, apa Sabin juga setuju dengan perjodohan ini?" tanya Senja sesekali melirik ke arah Ciya. Namun Ciya asik memukul bahu Devan, tak peduli dengan Senja.

"Mereka mengajukan karena Sabin yang meminta," ujar Devan. Ciya berhenti memukuli Devan, "berarti kak Abin naksir kak Senja ya?" ucap nya.

"Sabin ternyata diam-diam begitu, Senja jadi malu."

Ciya berdecih dalam hatinya. Pasti sebenarnya Sabin ingin di jodohkan dengan Ciya, bukan Senja. Kalau pun Sabin memang meminta untuk di jodohkan dengan Senja maka Ciya dengan senang hati merebut nya untuk di masukkan ke dalam list harem nya. Ya! Ciya akan membuat harem hahahaha!!

"Ciya juga mau dong di jodohkan!"

Devan tersedak ludahnya sendiri mendengar itu. "Ciya masih kecil, tidak boleh dekat laki-laki dulu." sahut Dera yang tiba-tiba masuk.

"Benar. Adik masih kecil dan belum berpengalaman, takutnya nanti di sakitin." Senja menimpali dengan menekankan kata adik.

"Lebih baik sekarang Ciya tidur yuk!" cakap Dera. Wanita itu menyerahkan dot yang berisi susu kepada Devan. Ciya menatap horor benda itu.

"Benar, Ciya harus tidur besok sekolah." tambah Devan. Pria itu mengubah posisi Ciya menjadi duduk miring. Ia mengambil dot yang di pegang oleh Dera kemudian menyumpalkan nipple buatan itu ke dalam mulut Ciya.

Ciya merasa terlecehkan harga dirinya. Dia sudah besar! Sudah SMA!!! Masa ngedot sih. Namun mana mungkin ia menolak apalagi melempar dot ini ke lantai, bisa-bisa diri nya langsung di deportasi dari kediaman ini.

"Umm.." hisapan pertama rasanya enak, manis-manis kental. Hisapan kedua juga seperti itu. Merasakan ngedot itu ternyata tidak buruk, Ciya menghisapnya dengan teratur. Tiba-tiba saja matanya mengantuk apalagi saat Devan mengusap lembut dahinya.

Dera juga bersenandung kecil sambil menepuk-nepuk pelan paha Ciya. Mata Ciya pun benar-benar tertutup. Dia tertidur namun mulutnya tetap bergerak menghisap benda berisi susu formula itu.

"Senja tidur lah, ini sudah hampir jam 10." tegur Dera. "Ayo mas, bawa Ciya ke kamar. Nanti badannya bisa pegal-pegal kalau tidur dalam posisi itu."

Devan mengangguk. Dia menggendong Ciya dengan hati-hati, saat dot terlepas dari mulut Ciya secara tak sengaja. Bibir gadis itu melengkung ke bawah, siap untuk mengeluarkan suara rengekan. Namun Dera sigap menyumpal mulut itu dengan benda baru, pacifer. Lagi-lagi Devan menghela nafas, sepertinya persediaan istrinya tentang kebutuhan Ciya sudah benar-benar tersedia dengan baik.

Merasakan sumpalan di mulutnya, Ciya kembali terlelap dengan tenang. Sedangkan Senja yang di tinggalkan begitu saja tanpa rutinitas biasanya merasa terabaikan.

"Senja akan ke kamar ma, pa. Good night."

"Sebentar Senja." Devan menahan tangan putri nya.

Cup

"Good night too, mimpi indah sayang."

Cup

"Anak gadis mama, sweet dream ya."

Dera juga melakukan hal yang sama namunー"ma, pa Senja udah gede. Bisa gak kalian gak gini lagi?!"

"Apa ini karma karena aku dulu nolak terus perhatian mereka?" gumam Senja. Dia menatap tangannya yang sering ia gunakan untuk mengusap dahi atau pipi karena di cium oleh Devan maupun Dera.

"Kayaknya memang karma, aku harus memperbaiki nya." bisik Senja sambil tersenyum.

Tbc

Figuran Pick Me [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang