09

17.6K 1K 4
                                    


Melihat perilaku putranya yang agak lain malam ini, Alden Nugroho memilih untuk membuka suara. "Apa yang kamu pikirkan, Sabin?" tanya nya. Pria itu menenggak wine manis yang di samping piring nya setelah menghabiskan steak daging miliknya.

"Apa ayah bisa menjodohkan aku dengan putri dari keluarga Pratama?"

"Uhuk!" Dwi Sarasitaーibu Sabin itu tersedak. "Apa kamu kerasukan setan?!" pekik wanita itu panik.

Alden tertawa melihat ekspresi tidak enak putranya karena mendengar pertanyaan istrinya. "Kenapa tiba-tiba?" tanya Alden, pria itu menghentikan tawanya. Mulai menatap putranya dengan serius.

"Aku tidak ingin dia di miliki oleh orang lain," ujar Sabin. Membayangkan Ciya di cium Awan membuat nya benar-benar terbakar. Persetan dengan tahap belum mencintai Ciya dengan sepenuhnya karena Sabin yakin tak lama lagi cintanya akan penuh kepada gadis lucu itu.

"Papa akan mengajukan nya, bantu ibu mu."

Pria itu berlalu dari ruang makan guna menghubungi Devan Pratama. Dari pembicaraan telepon, mereka sepakat untuk bertemu saat malam minggu.

"Kamu yakin sayang?" tanya Dwi kepada Sabin. Sabin pun mengangguk mantap, "aku sangat yakin bu. 1000%!" jawab nya tegas.

***

"Selamat pagi!"

Senja yang turun dari lantai atas itu mencuri perhatian Devan, Dera dan Ciya yang sedang duduk di kursi masing-masing.

"Kak Senja cantik banget!"

Tidak.

Itu adalah pujian palsu dari Ciya. Senja terlihat aneh pagi ini. Rambutnya yang biasanya di kuncir di biarkan tergerai dengan bando bunga mawar putih sebagai aksesoris. Lalu seragam nya yang tiba-tiba mengecil, menampilkan lekuk tubuh. Senja juga terlihat memakai make-up.

"Tumben dandan?"

Senja tersenyum malu-malu mendengar teguran Dera. "Gimana ma, cantik kan?" Senja memutarkan tubuhnya.

Dera menghela nafas. "Lakukan apapun yang kamu mau." Senyum Senja luntur. Bukan ini yang dia inginkan. Ia ingin mendengar pujian dari Dera.

Tapi Senja tak menyerah. Ia beralih kepada Devan. "Pa gimana penampilan Senja?" tanya nya senyum manis. Devan mengangkat wajahnya menatap sang putri.

"Cantik tapi Senja bukankah sekolah melarang untuk memakai make-up dan seragam yang seperti itu?"

Senja duduk dengan perasaan kesal. "Tidak ada yang akan memarahi ku pa! Lagipula sekolah itu kan sudah menjadi milik papa!" tukas Senja. Gadis itu memakan roti panggang nya dengan kesal.

"Sekolah itu milik papa?!" tanya Ciya dengan terkejut. Devan mengangguk. "Iya, kepemilikan nya beralih ke tangan papa sayang. Baru beberapa bulan ini." jelas Devan.

"Papa keren!"

Devan terkekeh geli mendapatkan pujian seperti itu. "Ciya tau, awal nya nama sekolah itu bukan Pratama High School tapi SMA Djati 01." ucap Dera tiba-tiba. "Kenapa di ubah? Dan papa bagaimana bisa memiliki sekolah itu?" tanya Ciya penasaran. Di novel tidak ada penjelasan tentang sekolah yang ternyata adalah milik Devan Pratama.

"Karena papa membeli nya sayang. Awalnya sekolah itu milik perusahaan swasta tapi di lelang karena pemilik itu memerlukan uang yang banyak."

Figuran Pick Me [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang